7 Nov 2023

Aku Datang Bersama Kaum Yang Mencintai Kematian: Perang Zatu Salasil



Salah satu perang terbesar dalam sejarah Islam. Peristiwa merupakan kemenangan pertama umat Islam melawan kekaisaran Persia. Perang ini menjadi arena penting ditampilkannya strategi perang jenius Khalid bin Walid. Dengan strategi ini Khalid bin Walid memimpin umat Islam dengan gemilang dan mengalahkan pasukan yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah pasukan muslim. Perang ini menjadi fase penting bagi berakhirnya Kekaisaran Persia. Inilah peristiwa Zatu Salasil


Setelah kematian Nabi Muhammad SAW sebagian besar kabilah Arab murtad dan keluar dari Islam. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq akhirnya memutuskan untuk memerangi seluruh kabilah Arab yang murtad. Maka terjadilah perang yang sangat besar antara Umat Muslim melawan kabilah-kabilah Arab yang murtad. Perang besar itu disebut dengan Perang Riddah. Dengan perjuangan yang keras dari seluruh elemen Umat Islam, akhirnya orang orang Arab yang murtad dapat dikalahkan, dan mereka pun akhirnya dapat kembali menerima Islam. Perang melawan orang murtad yang biasa disebut dengan perang Riddah ini merupakan peristiwa pembuka bagi peperangan yang lebih besar lagi yang terjadi antara Umat Islam dengan kekaisaran Persia dan Romawi. 


Umat Islam di Jazirah Arab hidup di antara dua kekaisaran Besar, yaitu kekaisaran Persia Sasaniyah di Timur dan kekaisaran Romawi Bizantium di sebelah Barat. Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil menyelesaikan Perang Riddah, maka umat Islam pun memulai persiapan mereka untuk menyebarkan Islam dengan cara mengirimkan pasukan ke wilayah Persia dan Romawi. Pada mulanya Abu Bakar ingin memulai gerakan penyebaran Islam dengan mengirimkan pasukan ke Romawi, namun setelah bermusyawarah dengan para sahabat, Abu Bakar akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke wilayah Persia. Ada beberapa sebab yang mendorong Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengirimkan pasukan ke Persia terlebih dahulu sebelum mengirimkan pasukan ke Romawi. Di antaranya karena orang-orang Persia dianggap lebih kuat daripada Romawi, selain itu sebab lainnya karena orang-orang Persia lebih jelas kekufurannya daripada orang-orang Romawi. Karena orang-orang Persia adalah penyembah api sedangkan orang-orang Romawi ialah ahli kitab yang beragama Nasrani, mereka masih mengakui para Nabi dan keberadaan Allah, namun tidak mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW dan menganggap Isa Al-Masih adalah anak Tuhan. 


Setelah Umat Islam berhasil menaklukkan kabilah Arab yang murtad di dekat perbatasan Persia, panglima muslim Mutsanna Ibnul Haritsah bersama pasukannya pun bergerak ke Utara ke wilayah Persia. Maka sejak saat itu Umat Islam pun memerangi Kekaisaran Persia yang merupakan sekutu dari orang-orang Arab di wilayah Utara, mereka pulalah yang mendorong kabilah-kabilah yang telah masuk islam di Utara untuk murtad kembali. Mutsanna Ibnu Haritsah bersama pasukannya kemudian bergerak di titik temu antara sungai dejlah dan eufrat tepatnya di wilayah Ubulla, di sanalah kemudian Mutsanna mulai memerangi orang-orang Persia. Saat Abu bakar As-Shiddiq mendengar kabar pergerakan pasukan Mutsanna ibnu Haritsah, Abu Bakar pun menanyakan kondisi Mutsanna, dan Abu Bakar pun mendapatkan kabar bahwa Mutsanna dalam keadaan baik. Lalu pada tahun 11 H, Mutsanna bin Haritsah pulang kembali ke Madinah dan menemui Abu Bakar As-Shiddiq. Mutsanna bin Haritsah pun memberikan informasi kepada Abu Bakar As-Shiddiq bahwa Kekaisaran Persia berada dalam kondisi yang lemah. maka kemudian Mutsanna pun meminta kepada Abu Bakar As-Shiddiq, agar beliau mengirim pasukan bersama Mutsanna bin Haritsah untuk memerangi orang-orang Persia. Maka Khalifah Abu bakar pun menunjuk Bani Bakr untuk pergi berperang bersama Mutsanna bin Haritsah. 


Maka Mutsanna bin Haritsah pun akhirnya berangkat kembali ke Persia bersama 2000 prajurit. Dia pun kembali untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan Islam di wilayah kekaisaran Persia. Setelah Jazirah Arab berada dalam kondisi stabil, dan seluruh kabilah Arab yang murtad telah tunduk dan kembali menerima Islam, Maka Abu bakar As-Shiddiq pun menyiapkan pasukan untuk dikirimkan ke Iraq untuk memerangi Kekaisaran Bizantium yang kaisarnya pernah merobek surat ajakan untuk masukan islam yang dikirim oleh Rasulullah SAW. Abu Bakar pun mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid yang saat itu sedang berada di Yamamah setelah memerangi orang-orang murtad, Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk bergerak bersama pasukan relawan ke wilayah Iraq. Abu Bakar melarang Khalid untuk memaksa prajuritnya untuk bergabung, untuk memastikan keislaman pasukan yang dibawa Khalid bin Walid. Abu Bakar pun melarang Khalid bin Walid untuk membawa prajurit yang pernah murtad setelah kematian Rasulullah SAW. Maka Khalid bin Walid pun bergerak dari arah tenggara ke wilayah Iraq, hingga akhirnya Khalid bin Walid pun tiba di wilayah Hiroh. Setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan surat lagi kepada seorang prajurit yang tidak kalah Jenius dari Khalid bin Walid, yaitu ‘Iyadh bin Ghonim Al-Fihri. Abu Bakar memerintahkan “Iyadh bin Ghonim Al-Fihri untuk menyerang Persia dari wilayah utara. tepatnya dari wilayah Mushoyyigh, hingga nantinya ‘Iyadh tiba di Hiroh, untuk nantinya bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid. Untuk memotivasi pasukan muslim dalam menguasai wilayah Persia, Abu Bakar pun menyatakan, bahwa barangsiapa yang menguasai Iraq lebih dulu, maka dialah yang berhak untuk menjadi Gubernur Iraq. 


Di sini kita dapat melihat kecerdasan Abu Bakar As-Shiddiq, dia mengirim dua pasukan sekaligus, ke Ubulla dan Hiroh untuk memecah pasukan Persia, agar perhatian mereka terpecah, dan kekuatan mereka pun nantinya terpecah dan melemah. dan setelah kedua pasukan berhasil memenangkan pertempuran, kedua pasukan akan bertemu di Hiroh, yang di sanalah pasukan muslim akan menghimpun kekuatan untuk membuka kota Madain yang merupakan Ibukota Kekaisaran Persia. Dan jika Umat Islam berhasil menguasai Madain, maka itu berarti Umat Islam telah menguasai seluruh bagian barat dari Kekaisaran Persia. Khalid bin Walid pun berhasil mengumpulkan 2000 prajurit pasca pertempuran yamamah. Setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan surat lagi ke 4 orang Panglima Perang Umat Islam di wilayah Iraq untuk bergerak menuju Persia dan bergabung bersama pasukan Khalid bin Walid. Maka yang berhasil terkumpu saat itu ialah 8000 prajurit. Diantara mereka ada Mutsanna bin Haritsah r.a. Abu Bakar As-Shiddiq kemudian memerintahkan Khalid untuk berkeliling ke beberapa kabilah yang dilewati oleh Khalid bin Walid sepanjang perjalanan untuk mencari pasukan tambahan, setelah Khalid bin Walid berkeliling maka terkumpullah pasukan sejumlah 10.000 prajurit. Setelah semua prajurit disatukan dalam satu pasukan, Khalid bin Walid pun mulai menyusun strategi peperangan. Khalid bin Walid membagi pasukan muslim ke dalam tiga kelompok. Maka Khalid biin Walid pun memerintahkan agar ketiga pasukan berjalan terpisah. Kelompok pertama jalan terlebih dahulu dan disusul oleh kelompok kedua dan kemudian kelompok ketiga. Jarak antara setiap kelompok ialah sejauh satu hari perjalanan. Hal ini dilakukan agar setiap kelompok dapat bergerak dengan bebas. 


Setelah itu Khalid bin Walid pun memerintahkan pasukannya untuk mulai bergerak menuju Ubullah. Ubulllah merupakan satu-satunya pelabuhan yang dimiliki oleh Kekaisaran Persia di selat persia. Dan setiap bantuan yang datang ke Ubullah datang melalui pelabuhan tersebut. Kota Ubullah dipimpin oleh seorang pangeran persia yang sangat keras, bernama Hurmuz. Namanya hingga kini digunakan sebagai nama salah satu bagian dari Selat Persia, yaitu selat Hurmuz. Hurmuz adalah seorang yang sangat tegas dan keras dan sangat membenci islam. Khalid bin Walid kemudian mengirimkan surat kepada Hurmuz. Surat itu berisi: 

“Masuk Islamlah, maka engkau akan selamat. Atau relakan dirimu dan kaummu menjadi bagian dari Ahli Dzimmah (warga yang dilindungi dan tunduk kepada pemerintahan islam), dan bayarlah jizyah, dan jika kau menolak, maka jangan salahkan siapa pun kecuali dirimu, karena aku datang kepadamu bersama kaum yang mencintai kematian, sebagaimana kalian mencintai kehidupan.Hurmuz pun marah dengan isi surat tersebut, Maka orang-orang persia pun mempersiapkan pasukan sejumlah 20.000 prajurit dan pasukan tersebut pun bergerak menuju kota Kazhimah yang berdekatan dengan kota Ubullah. padahal saat itu seharusnya Pasukan Muslim beristirahat untuk sementara waktu di Kazima sebelum masuk ke kota Ubullah. Hurmuz sangat ingin memberikan serangan kejutan kepada Pasukan Muslilm dan mengalahkan pasukan muslim. maka pasukan Persia pun berkumpul di bagian selatan dari Kota Kazima. Hurmuz pun membagi pasukannya menjadi tiga bagian, pasukan kanan, pasukan kiri, dan pasukan tengah. Untuk memperkuat barisan, pasukan persia mengikatkan rantai di kaki-kaki mereka, agar setiap prajurit berjuang sekuat tenaga dan tidak ada yang kabur dari medan pertempuran. karena itulah pertempuran ini disebut dengan zatu salasil, salasil artinya rantai, sedangkan zatu artinya memiliki, yang dimaksud ialah bahwa perang ini terjadi antara dua pasukan yang salah satu pasukannya memiliki dan menggunakan rantai di dalam perang. 

Saat pasukan Persia sudah siap untuk menghadapi pasukan muslim di Medan Perang di wilayah Kazima. Hurmuz dan Pasukan Persia menunggu lama menanti kedatangan pasukan muslim, namun pasukan muslim tidak kunjung datang. Hurmuz pun menjadi galau dan bingung. Setelah itu datang kabar bahwa Pasukan Muslim tidak bergerak menuju kota Kazima, namun Pasukan Muslim bergerak ke kota Hafir. Ini adalah strategi jenius Khalid bin Walid, karena Khalid bin Walid tahu persis bahwa Pasukan Persia telah terikat dengan dengan rantai, kaki dan tangan mereka dirantai dengan rantai besi sehingga pasukan Persia tidak dapat bergerak dengan leluasa. Khalid bin Walid tahu persis bahwa Pasukan Persia adalah pasukan yang kuat, persenjataan mereka lengkap, dan jumlah mereka besar. maka untuk dapat mengalahkan Pasukan Persia, Khalid bin Walid perlu menyerang titik lemah Pasukan Persia. Titik lemah mereka, ialah bahwa pasukan persia sangat sulit dalam melakukan pergerakan, dikarenakan jumlah mereka yang besar dan jubah perang mereka yang berat, belum lagi ditambah dengan rantai yang mengikat tangan dan kaki mereka. Maka sangat sulit sekali bagi pasukan persia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini sangat berbeda dengan pasukan muslim yang sangat mudah bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. pasukan muslim saat itu mampu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun jumlah pasukan muslim sedikit, namun pemimpin pasukan muslim, Khalid bin Walid mampu memanfaatkan potensi dan kelebihan pasukan muslim. Sehingga pasukan muslim dapat memukul Pasukan Persia tepat di titik lemah mereka. maka bukannya datang ke Kazima, Khalid dan pasukan muslim malah berkumpul di Kota Hafir. Sementara itu, para pemimpin pasukan muslim di tempat-tempat yang lain pun berdatangan sesuai arahan dari Abu Bakr As-Shiddiq, sehingga pasukan muslim pun semakin kuat dan besar, dan jumlah pasukan muslim saat itu mencapai angka 18.000 prajurit. Hurmuz sangat kesal dengan keputusaan Khalid bin Walid untuk menetap di kota Hafir. Karena Hurmuz sangat ingin menghancurkan pasukan muslim, maka Hurmuz dan pasukannya pun segera bergerak menuju wilayah Hafir. Hal ini tentu saja menyebabkan kesulitan dan kelelahan yang sangat parah bagi pasukan Persia. Karena jumlah pasukan Persia besar, ditambah lagi mereka harus mengangkut peeralatan perang dan jubah pedang mereka yang sangat berat. Meskipun demikian Pasukan Persia tidak menyerah, Pasukan Persia pun bergerak secepat yang mereka mampu ke arah kota Hafir. dan Saat Pasukan Persia sudah sampai di Hafir, pasukan Persia sangat kelelahan. Inilah hal yang diinginkan Khalid bin Walid, agar Pasukan Muslim dapat menghabisi pasuka Persia yang sudah kelelahan di Medan perang. 


Saat pasukan Persia tiba di Kazima, mereka pun langsung bersiap siap untuk berperang menghadapi pasukan muslim. Namun tanpa diduga, saat Pasukan Persia sudah tiba di kota Hafir, pasukan muslim justru merubah rencana mereka, dan Khalid bin Walid memerintahkan pasukan muslim untuk bergerak lagi dengan cepat menuju kota Kazima. Karena pasukan muslim tidak terlalu banyak membawa peralatan dan tidak pula memakai jubah besi yang berat, umat Islam dapat bergerak dan berpindah dengan pergerakan yang cukup cepat, pasukan muslim juga sudah dibagi menjadi tiga kelompok sehingga memudahkan pergerakan pasukan muslim dari Hafir menuju Kazima. 


Saat hurmuz dan pasukannya melihat pasukan Khalid bin Walid bergerak pergi meninggalkan mereka, Hurmuz pun semakin panas dan kesal, maka dia pun memerintahkan Pasukan Persia untuk bergerak mengejar pasukan muslim menuju Kazima. Namun sebenarnya Pasukan Persia sudah sangat kelelahan, perjalanan menuju Kazima merupakan hal yang sangat berat bagi Pasukan Persia saat itu. Maka saat pasukan Persia tiba di kota Kazima, mereka pun sudah sangat kelelahan. Namun pasukan Persia tidak sempat beristirahat, mereka langsung menyiapkan barisan untuk menghadapi pasukan muslim. Pasukan Persia pun kembali mengikatkan rantai di kaki kaki prajurit yang berdiri di bagian paling depan, agar tidak ada yang dapat menembus barisan depan pasukan Persia. Hurmuz selanjutnya mengirimkan surat kepada Khosru Kaisar Persia untuk meminta pasukan tambahan. Maka Kaisar Persia pun mengirimkan pasukan bantuan dalam jumlah besar di bawah pimpinan Qaran bin Qirbas. Namun pasukan Qaran bin Qirbas hanya ditugaskan untuk menjaga kota Ubullah, pasukan Qaran bin Qirbas hanya akan maju ke Medan tempur jika pasukan Hurmuz sudah kalah. Karena Ubullah merupakan kota pelabuhan yang sangat penting bagi Kekaisaran Persia. 


Perang Dimulai

Pasukan Muslim yang bukan penduduk asli tidak terlalu memahami kondisi geografis kota Kazima. Sementara itu pasukan Persia sudah memahami kondisi geografis kota Kazima, mereka pun memilih posisi yang membelakangi sungai Eufrat sehingga mereka menguasai sumber air dan dengan demikian pasukan Persia pun dapat menghalangi pasukan muslim untuk mengambil air sungai. Karena air merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan suplai logistik dan mencegah kehausan bagi suatu pasukan. Kondisi tersebut membuat pasukan Persia senang dan membuat pasukan muslim menjadi galau. Namun Khalid bin Walid kemudian berkata kepada pasukan muslim, jangan turun semangat kalian, yakinlah bahwa air akan sampai kepada pasukan yang paling sabar dan paling mulia. 


Umat Islam pun bersabar dan bertakbir tidak lama setelah itu awan hitam datang dan angin berhembus, tanpa diduga Allah SWT menurunkan hujan di kota tersebut, ini merupakan Rahmat dan berkah dari Allah SWT sehingga dengan air hujan tersebut Pasukan Muslim dapat mengurangi rasa haus mereka. Pasukan muslim pun bertakbir dan bersyukur atas Rahmat Allah yang turun yang berupa hujan tersebut. Mereka pun minum dari air hujan yang turun tersebut. 


Pasukan muslim pun segera bersiap siap untuk memulai pertempuran, mereka tidak menghabiskan waktu lama untuk beristirahat. Khalid bin Walid membagi pasukannya menjadi tiga bagian, pasukan tengah, pasukan kiri, dan pasukan kanan. pasukan tengah dipimpin langsung oleh Khalid bin Walid. Pasukan kanan dipimpin oleh Ashim bin Umar At-Tamimi, sedangkan pasukan kiri dipimpin oleh Adiy bin Hatim At-thoi. -Thoi. Maka pada bulan Muharrom tahun 12 H, dua pasukan itu pun saling berhadapan di medan pertempuran. Sebagaimana perang-perang di masa lalu, perang dimulai dengan duel antara prajurit-prajurit terbaik di setiap pasukan. Dengan segala kesombongan, Hurmuz maju ke depan untuk berduel. Hurmuz pun menantang prajurit muslim untuk berduel. maka kemudian Khalid bin Walid pun maju ke depan untuk berduel dengan Hurmuz. Sebenarnya Hurmuz bukan berniat untuk berduel, namun untuk melakukan tipuan, saat prajurit muslim menyerangnya nantinya, hurmuz sudah menyiapkan pasukan persia untuk menyerang prajurit muslim yang akan berduel dari belakang. Karena tentu saja Hurmuz tidak siap untuk berduel dengan Khalid bin Walid yang belum pernah kalah dalam pertempuran. Maka saat Hurmuz dan Khalid sedang berduel dengan sangat sengit, dalam waktu singkat telah terlihat bahwa Hurmuz tidak mampu menandingi kekuatan Khalid bin Walid, Hurmuz pun mulai terdesak, dan Hurmuz mulai memberikan aba-aba kepada pasukannya untuk menyerang. Saat itu duel dilakukan tanpa pedang. Khalid pun sedang tidak memegang pedang. sementara itu Hurmuz sudah terjatuh di hadapan Khalid bin Walid. Khalid bin Walid pun merasa ada prajurit persia yang bergerak mendekatinya, Al-Qo’qo’ melihat pergerakan pasukan persia, maka Al-Qoqo’ pun mulai maju untuk mengantisipasi serangan prajurit persia dari belakang Khalid bin Walid. Al-Qo’qo’ pun bergerak cepat dan menghabisi beberapa prajurit persia yang mencoba menyerang Khalid bin Walid dari belakang. Khalid bin Walid pun tidak memberikan ampun kepada Hurmuz, dan tewaslah Hurmuz di tangan Khalid bin Walid, dan dengan demikian hancurlah semangat juang pasukan persia, dan Umat Islam menyambut kemenangan khalid dalam duel dengan gema takbir. 


Semangat Pasukan Persia pun menjadi melemah dan barisan mereka mulai terpecah karena tewasnya pemimpin mereka. Khalid bin Walid pun langsung menyuruh pasukannya untuk menyerang. pasukan muslim menyerang pasukan Persia dengan serangan yang dahsyat. Pasukan Persia membalas serangan Pasukan Muslim dengan segala kekuatan mereka dan besarnya jumlah pasukan mereka. Hal yang membuat pasukan persia kesulitan bergerak ialah karena sebagian dari mereka terikat dengan rantai di kaki-kaki mereka. Dalam perang tersebut tampaklah pengaruh dari strategi Khalid bin Walid, terlihat jelas bahwa Pasukan Persia sudah kelelahan karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. sementara itu Pasukan Muslim masih memiliki energi yang besar untuk memukul Pasukan Persia. Pasukan Persia di bagian depan yang terikat dengan rantai pun berjatuhan dan menjadi sasaran serangan pasukan Muslim. Maka jatuhlah banyak korban dari pasukan persia karena Pasukan Persia yang kakinya terikat dengan rantai kesulitan untuk bergerak dan melarikan diri. Pasukan Persia berusaha bergerak mundur ke kiri dan ke kanan, namun pasukan muslim terus mengejar dan membuntuti mereka dan Pasukan Muslim tidak memberikan kesempatan kepada pasukan Persia untuk beristirahat walau sejenak. Pasukan Persia yang merasa bahwa mereka sudah tidak mampu lagi bertahan menahan serangan Pasukan Muslim akhirnya kabur dan melarikan diri, mereka meninggalkan kawan-kawan pasukan persia lainnya yang berada di barisan depan yang kaki mereka terikat dengan rantai. Maka pasukan yang masih tersisa di bagian depan tersebut akhirnya menjadi mangsa yang tidak dapat melarikan diri dari serangan Pasukan Muslim. Maka pasukan muslim pun menghabisi pasukan yang dirantai tersebut satu demi satu. Maka sebagian pasukan persia tewas terbunuh, dan sebagian yang lainnya melarikan diri mencari bantuan di kota Ubullah. Saat hari mulai gelap, pasukan muslim telah berhasil menghabisi ribuan pasukan persia, dan peperangan pun berakhir dengan kemenangan pasukan muslim. Di sisi lain, Pasukan Persia kehilangan sejumlah besar pasukan mereka, termasuk pemimpin pasukan mereka, Hurmuz. Kemenangan pun terwujud dengan izin Allah dan dengan kejeniusan Saifullah Al-Maslul, pedang Allah yang keluar dari sarungnya, Khalid bin Walid. Pertempuran pertama melawan Kekaisaran Persia berhasil dimenangkan oleh Pasukan Muslim, namun peperangan tidak berhenti sampai situ, masih ada perang-perang lanjutan yang akan terjadi antara Kekaisaran Persia dan Pasukan Muslim. Karena Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq sebenarnya berniat untuk menyerang kota Ubullah, yang dilindungi oleh pasukan besar Kekaisaran Persia di bawah kepemimpinan Qaran bin Qirbas. Pasukan Persia yang kabur ke Ubullah akhirnya ikut bergabung bersama pasukan Qaran bin Qirbas, mereka pun mengabarkan tentang kekalahan pasukan Persia di Kota Kazima. Dan pertempuran selanjutnya akan terjadi antara pasukan Khalid bin Walid dan Pasukan Qaran bin Qirbas masih di atas daratan Persia. yang mudah-mudahan akan dapat kita bahas di video selanjutnya in sya Allah, terima kasih sudah membaca sampai habis, saya Muhammad Izdiyan Muttaqin, wassalamu’alaikum wr wb.    









0 comments:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Anda dapat menghubungi Mohammad Izdiyan Muttaqin melalui beberapa cara berikut.

Address:

DD Ross Village 1 Blok E5 Jl. Tanjung, Rt 04 Rw 05 Padurenan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 4pm

Phone:

+6281311448187

Flickr Images