16 Nov 2023

Perang Besar Antara Umat Islam dan Pasukan Romawi Inilah Perang Yarmuk


Perang terbesar dalam sejarah yang pernah terjadi antara Umat Islam danPasukan Romawi 
Dalam perang ini umat Islam menghadapi pasukan yang jumlahnya berkali kali lipat jumlah pasukan mereka. Perang ini juga menjadi saksi bagi salah satu strategi perang paling dramatis dalam sejarah peperangan dunia. Perang ini menjadi awal bagi jatuh kekaisaran Romawi. Inilah perang yarmuk. Perang yang mematahkan kekuatan pasukan Romawi. 
Sebelum kita lanjutkan kami memohon kepada para penonton untuk menekan tombol like subscribe bagi yang belum tinggalkan komentar di kolom komentar dan bagikan video ini kepada teman teman anda agar informasi ini bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang mari kita mmulai
Setelah kematian Rasulullah Saw, Abu Bakr As-Shiddiq segera melaksanakan wasiat Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam dengan membuka wilayah wilayah baru. Maka dimulailah era pembukaan wilayah baru di Syam dan Iraq, yang biasa dikenal dengan era futuhat islamiyah atau era pembukaan wilayah Islam atau penaklukan penaklukan Islam. Maka dalam fase ini Umat Islam mencoba untuk menyebarkan Islam di wilayah kekaisaran Romawi dan Persia. Namun kaisar dari dua kekaisaran tersebut tidak mau menerima ajaran Islam, dan Umat Islam pun tidak menyerah. Karena jalan damai untuk menyebarkan Islam menemui kebuntuan, maka Umat Islam pun menyiapkan pasukan untuk berjuang di jalan Allah, dan pasukan Muslim saat itu harus berhadapan dengan pasukan tempur dari kekaisaran Romawi dan Persia. Siapa sangka era ini menjadi saksi takluknya angkatan perang terkuat di dunia saat itu yang dimiliki oleh kekaisaran Romawi dan Persia. Era pembukaan wilayah Islam baru ini dimulai dengan keberhasilan Pasukan Muslim menguasai Iraq yang merupakan pusat kekaisaran Persia. Maka setelah itu Umat Islam pun segera mengirim pasukan untuk membuka wilayah Syam yang saat itu merupakan bagian dari kekaisaran Romawi. Maka umat Islam pun berhasil mengalahkan pasukan Ghasasinah, yang merupakan kerajaan sekutu Romawi di wilayah Syam. Dan Selanjutnya Umat Islam berhasil membuka kota Busro di Syam. Umat Islam pun terus bergerak menuju Damaskus. Saat Umat Islam sedang mengepung kota Damaskus, Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq wafat di tahun 13 H/634 H. Namun saat itu Umat Islam berhasil membuka kota Damaskus dalam perang Ajnadin. Sebelum Abu Bakr As-Shiddiq wafat Abu Bakr As-Shiddiq telah menulis surat wasiat yang menyerahkan amanah kepemimpinan Umat Islam kepada Umar bin Khattab. Maka Umar bin Khattab pun menjadi Khalifah Rasulullah, penerus kepemimpinan Rasulullah Saw setelah kematian Abu Bakr As-Shiddiq. Umar bin Khattab pun melanjutkan usaha perluasan wilayah yang telah dimulai di masa Abu Bakr. Umar bin Khattab kala itu mengambil kebijakan yang kontroversial, yaitu mencopot Khalid bin Walid dari posisinya sebagai panglima perang pasukan Muslim. Sebagai penggantinya ditunjuklah Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai panglima perang yang baru pengganti Khalid bin Walid. Selanjutnya Umat Islam berhasil membuka kota Homs dan Baalbek. Kaisar Romawi Heraklius kala itu menyaksikan kekuatan pasukan Muslim. Heraklius menyadari bahwa kekaisaran Romawi harus segera menghabisi pasukan Muslim sebelum terjadi perluasan wilayah Islam yang lebih luas lagi yang dapat mengancam keselamatan kekaisaran Romawi. Maka pada 635 M Heraklius mulai melakukan persiapan perang besar besaran. Heraklius  berinisiatif mengumpulkan semua pasukan tempur yang dia miliki untuk menghadapi pertempuran melawan pasukan Muslim. Maka Pertempuran selanjutnya adalah pertempuran yang menjadi pertempuran penentuan bagi kekaisaran Romawi dan Umat Islam. Maka pasukan Romawi dari berbagai wilayah mulai berdatangan dan berkumpul di Antokia, di bagian Utara dari wilayah Syam. Pasukan Bizantium kala itu dipimpin oleh panglima mereka bernama Mahan. heraklius memantau pergerakan pasukan Bizantium di Antokia. Pasukan tempur yang berhasil dihimpun oleh Heraklius saat itu sangat besar jumlahnya mencapai 240 ribu prajurit. Kabar tentang pergerakan pasukan Bizantium yang besar ini pun sampai kepada Umat Islam. Abu Ubaidah bin Jarrah kemudian berinisiatif untuk menarik mundur pasukannya ke wilayah Yarmuk yang saat itu telah dikuasai penuh oleh Umat Islam agar pasukan Muslim dapat mempersiapkan pertempuran dengan lebih aman. Dan tidak terancam oleh pasukan Romawi dan Ghasasinah. Maka Umat Islam pun menggunakan semua sumber daya yang mereka miliki untuk mempersiapkan pertempuran besar melawan pasukan kekaisaran Romawi. Jumlah pasukan Muslim saat itu antara 36 ribu-40 ribu prajurit. Umat Islam pun segera menyusun strategi perang. Umat Islam membagi pasukan mereka menjadi 4 kelompok. Pasukan tengah dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Pasukan kiri dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan. Pasukan kanan dipimpin oleh Amru bin Ash. Di bagian belakang ada pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Khalid bin Walid bertugas memantau pergerakan pasukan Bizantium dan menjaga pertahanan Umat Islam. Semua prajurit pun telah siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam pertempuran besar tersebut. Sebelum perang dimulai Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai Panglima tertinggi pasukan Muslim saat itu menyerahkan kepemimpinan dalam perang kepada Khalid bin Walid karena dia mengetahui bahwa Khalid memiliki kemampuan perang dan strategi perang yang luar biasa. Pada tanggal 16 Agustus tahun 636 M, bertepatan dengan tahun 13 H, pasukan Muslim dan pasukan Bizantium pun bertemu di Yarmuk. 
Hari pertama
Di hari pertama, saat pagi hari kedua pasukan telah bertemu. Pasukan Muslim dan pasukan Bizantium memulai pertempuran dengan mengeluarkan prajurit prajurit terbaik mereka untuk melakukan duel satu lawan satu, sebagaimana kebiasaan perang perang di masa itu. Pasukan Bizantium menyangka bahwa mereka dapat mengalahkan pasukan Muslim dalam duel, namun kenyataannya malah sebaliknya. Satu demi satu prajurit Bizantium tumbang dalam duel menghadapi prajurit muslim. Saat masuk tengah hari, Mahan panglima perang pasukan Bizantium memberikan aba aba untuk memulai pergerakan pasukan Bizantium untuk maju ke tengah Medan pertempuran. Pasukan Muslim pun bergerak maju menerjang pasukan Bizantium. Perang di awal ini menjadi pertempuran pembukaan bagi kedua pasukan. Saat itu pasukan Bizantium terlihat tidak terlalu mampu menguasai Medan perang meskipun jumlah mereka banyak, namun mereka tidak mampu memberikan tekanan yang kuat terhadap pasukan Muslim, kecuali hanya di beberapa tempat yang terjadi pertempuran yang sengit. Bahkan di hari pertama ini Mahan pun tidak ikut turun tangan membantu pasukannya. Saat hari mulai gelap, kedua pasukan pun mundur kembali ke markas mereka masing-masing. 

Hari kedua
Di hari kedua, Mahan sudah berencana untuk mengagetkan umat Islam dengan melakukan penyerangan di waktu subuh saat umat Islam sedang melakukan shalat subuh. Mahan pun mulai bergerak bersama pasukannya di waktu subuh tersebut. Namun Khalid bin Walid ternyata sudah menyiapkan pasukan pertahanan yang dapat menghentikan serangan pasukan Bizantium. Hal ini menunjukkan kejeniusan Khalid bin Walid dan ketepatan strategi nya. Karena itulah Khalid bin Walid dianggap sebagai salah satu legenda dalam sejarah Islam dan sejarah dunianya. Maka akhirnya pasukan Bizantium pun gagal menjalankan strategi serangan kejutan. Maka terjadilah pertempuran yang sengit antara pasukan Muslim dan pasukan Bizantium. 
Setelah pasukan Bizantium gagal menjalankan strategi kejutannya, pasukan Bizantium kembali mencoba menjalankan strategi lainnya. Pasukan Bizantium melihat bahwa pertahanan pasukan Muslim berada di tengah. Maka pasukan Bizantium pun melakukan penyerangan lebih getol di wilayah kanan dan kiri dari barisan pasukan Muslim. Hal ini mengakibatkan tekanan yang sangat kuat di bagian kanan dan kiri pasukan Muslim, hingga akhirnya pasukan sisi kanan umat Islam yang dipimpin Amru bin Ash terdorong hingga menjadi sedikit mundur ke belakang. Khalid bin Walid menyaksikan peristiwa tersebut, maka Khalid bin Walid bergerak maju membantu pasukan sisi kanan umat Islam bersama pasukan kudanya untuk menekan sisi kiri pasukan Bizantium dan mencoba mencari lubang pasukan Bizantium di sisi tersebut. Usaha Khalid bin Walid berhasil. Umat Islam pun mulai menekan pasukan sisi kiri Bizantium dan pasukan sisi kiri Bizantium. 
Namun sebaliknya pasukan sisi kiri umat Islam mulai tertekan. Sedikit demi sedikit pasukan sayap kiri umat Islam mundur. Karena Khalid bin walid dan pasukannya masih sibuk membantu pasukan Islam di sisi kanan, maka Khalid bin Walid tidak bisa membantu kawan mereka yang berada di sebelah kiri. Maka pasukan Romawi pun semakin maju ke depan menekan pasukan sayap kiri umat Islam. Hingga pasukan Romawi mencapai barisan perempuan. Setelah itu para perempuan perempuan muslim melempari pasukan Romawi dengan batu. Melihat wanita wanita muslim ikut berjuang para prajurit muslim menjadi lebih bersemangat, dan Allah SWT menguatkan kaki kaki mereka sehingga mereka mampu bertahan menahan gempuran pasukan Bizantium. Setelah pasukan sayap kanan umat Islam berhasil menekan pasukan Romawi dan keadaan di sayap kanan telah berhasil dikuasai umat muslim, Khalid bin Walid bersama pasukannya melihat bahwa pasukan sayap kiri umat Islam berada dalam tekanan, maka Khalid membagi kelompok nya ke dalam dua kelompok, satu kelompok dipimpin oleh Dharar bin Azwar diperintahkan bergerak membantu pasukan Islam di bagian tengah dan satu kelompok lagi dipimpin oleh Khalid bin Walid membantu pasukan Islam di sayap kiri. pasukan Khalid bin Walid pun maju ke arah sayap kiri pasukan Muslim dan membantu mereka melawan pasukan Romawi yang semakin menekan pasukan Muslim. Maka setelah itu pasukan Romawi berhasil digempur dan mulai mundur sedikit demi sedikit. Pasukan Romawi pun mulai tertekan, dan setelah itu Dharar bin Azwa r.a. berhasil membunuh salah satu pemimpin pasukan Bizantium yaitu Derijan. Kematian salah satu punggawa Bizantium ini mengakibatkan penurunan dalam kepercayaan diri pasukan Bizantium. Pasukan Bizantium pun mundur dan kembali ke markas mereka. Pasukan Muslim akhirnya juga mundur ke markas, maka Pertempuran hari kedua pun berakhir, dan dalam perang hari kedua ini, Umat Islam telah berhasil menebarkan rasa takut dan luka di dalam pasukan Bizantium. 
Hari Ketiga
Di hari ketiga, pasukan Muslim dan pasukan Bizantium memulai perang dengan berbaris saling berhadapan. Kematian Derijan memang membebaskan luka di dalam pasukan Bizantium, maka panglima perang Bizantium, Mahan memutuskan untuk memfokuskan tekanan kepada sisi kanan dan Tengah dari pasukan Muslim karena dia melihat bahwa kedua sisi ini merupakan titik lemah pasukan Muslim. Pada mulanya strategi Mahan berhasil, Amru bin Ash dan pasukannya di sayap kanan pasukan Muslim mendapatkan tekanan yang luar biasa dari pasukan Bizantium. Sedikit demi sedikit pasukan Amru bin Ash bergerak mundur dan pasukan Bizantium mulai bergerak maju menekan pasukan Muslim di sisi kanan. Namun pasukan Khalid bin Walid yang menyaksikan hal itu segera membantu pasukan Amru bin Ash, sehingga pasukan Muslim dapat membalikkan keadaan dan sedikit demi sedikit pasukan sayap kanan Muslim berbalik menekan sayap kiri pasukan Bizantium.  Saat hari mulai gelap kedua pasukan pun mundur dan kembali ke markas mereka masing-masing.
Hari keempat
Di hari keempat Mahan bertekad untuk menghabisi pasukan Muslim dan menyudahi perang Yarmuk dengan kemenangan. Mahan menyangka bahwa kemenangan pasukan Bizantium telah dekat. Mahan pun bertekad untuk memfokuskan tekanan kepada sisi kanan dan Tengah dari pasukan Muslim karena dia melihat bahwa sisi sisi tersebut ialah sisi lemah umat Islam. Sebagaimana di hari sebelumnya pasukan Bizantium menekan sisi kanan pasukan Muslim, saat pasukan sayap kanan umat Islam terdesak, Khalid bin Walid dan pasukannya kembali membantu pasukan sayap kanan umat muslim sehingga keadaan kembali seimbang. Selanjutnya Khalid bin Walid membagi pasukannya menjadi dua bagian, sebagian ditaruh di tengah dan sebagian ditaruh di sayap kiri pasukan Muslim, karena Khalid melihat bahwa pasukan Bizantium hanya berfokus pada sisi kanan pasukan Muslim. Khalid bin Walid memanfaatkan kesibukan pasukan Bizantium menekan sisi kanan pasukan Muslim, maka Khalid bin Walid pun masuk ke tengah dan kemudian menekan sisi kanan pasukan Bizantium yang ada di sisi kiri pasukan Muslim. Pasukan Muslim menekan sayap kanan pasukan Bizantium dengan tekanan yang sangat luar biasa. Dan pasukan sayap kanan Bizantium pun hancur berantakan 
Mahan berinisiatif untuk membalas serangan umat Islam dengan memerintahkan para pemanah untuk menghujani pasukan Muslim dengan anak panah. Pasukan Muslim pun tertimpa anak panah dalam jumlah besar, dalam peristiwa ini banyak prajurit muslim yang mati syahid. Hal ini membuat pasukan Muslim tertekan dan pasukan Muslim pun mulai bergerak mundur. Hampir saja pasukan Romawi memastikan kemenangan mereka, hingga di tengah pertempuran Ikrimah bin Abu Jahal berdiri dan berteriak, siapa yang siap membai'atku untuk mati. Maka putranya Abdullah, dan Dhoror bin Azwar, dan Harits bin Hisyam menjawab bahwa mereka siap membai'at diri mereka untuk mati syahid bersama Ikrimah bin Abu Jahal. Maka bersama mereka bersiap 400 prajurit yang sudah siap mengorbankan nyawa mereka di jalan Allah. Kemudian Khalid bin Walid berkata kepada Ikrimah, jangan lakukan wahai ikrimah, jika engkau terbunuh, hal itu akan membuat Umat Islam semakin kesulitan. Namun Ikrimah menjawab, engkau telah beriman terlebih dahulu bersama Rasulullah Saw, sedangkan aku dan ayahku, kami adalah musuh terbesar Rasulullah Saw. Biarkanlah aku menebus dosa masa 

pasukan Berani Mati
Maka pasukan berani mati yang dibentuk oleh Ikrimah akhirnya bergerak menggempur Pasukan Romawi. Pasukan ini paham benar bahwa jumlah pasukan Muslim lebih kecil dan telah tertekan oleh pasukan Bizantium, namun mereka telah bersiap untuk maju dan menyerang meskipun resikonya mereka akan mati di Medan perang. Maka pasukan laskar kematian yang dibentuk Ikrimah bin Abu Jahal akhirnya bergerak maju menerjang pasukan Bizantium, bersama mereka, pasukan Muslim juga ikut bergerak maju. Maka terjadilah peperangan yang sangat dahsyat antara kedua pasukan. Dengan semangat yabg Tinggi akhirnya pasukan Muslim berhasil membuat keadaan menjadi seimbang, bahkan dengan perjuangan pasukan Muslim dan dengan izin Allah, pasukan Muslim akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Bizantium. Hingga akhirnya pasukan Bizantium mundur dan bergerak kembali ke markas mereka. Saat itulah Khalid bin Walid melihat prajurit prajurit muslim terluka parah, Ikrimah tertusuk panah, selain itu Hisyam bin Haritsah dan Iyasy bin Robiah juga terluka parah. Mereka pun terjatuh dan sekarat. Hisyam bin Haritsah kemudian meminta air minum, Maka saat itu salah seorang pembawa air membawa air kepada Hisyam bin Haritsah dan menawarkan Hisyam untuk minum, namun saat melihat Ikrimah bin Abu Jahal sekarat, Hisyam mengatakan, berikan air itu kepada Ikrimah, dia lebih haus dariku, saat Ikrimah didatangi, dia mengatakan, berikan air itu kepada Iyasy bin Robi', saat Iyasy ditawarkan minum, dia mengatakan, berikan air itu kepada saudaraku Hisyam bin Haritsah, namun saat Hisyam didatangi, ternyata Hisyam sudah meninggal, dan saat Ikrimah didatangi lagi, Ikrimah sudah meninggal, dan Iyasy bin Robi' ah pun sudah meninggal.
Ikrimah dan pasukan kematian nya telah menjemput janji Allah, mereka membai'at diri mereka untuk mati syahid di jalan Allah, maka mereka pun akhirnya membenarkan sumpah mereka, dan mereka menjadi para syuhada, yang wafat di jalan Allah. 

Hari kelima
Di hari kelima Mahan panglima pasukan Bizantium merasa sedikit putus asa karena belum mampu menaklukkan pasukan Muslim meskipun jumlah pasukannya jauh lebih besar. Maka Mahan memutuskan untuk mengutus utusan kepada Khalid bin Walid, bersama utusannya tersebut Mahan menulis surat yang berisi tawaran untuk menghentikan pertempuran beberapa waktu. 
Khalid saat itu menyadari bahwa semangat juang pasukan Bizantium sudah mulai menurun. Khalid pun menganggap surat tersebut sebagai kabar gembira, dan dia menolak tawaran Mahan untuk menghentikan perang. Di hari kelima ini Umat Islam berhasil memberikan pukulan keras kepada pasukan Muslim Mahan pun semakin terdesak oleh Pasukan Muslim. Di hari kelima ini Khalid menempatkan 8000 prajurit berkuda untuk memperkuat sisi kanan pasukan Muslim. 
Khalid juga mengirimkan 
Pasukan Muslim untuk berjaga jaga agar tidak ada pasukan Bizantium yang kabur. Maka Umat Islam mengutus Dhoror bin Azwar bersama 500 orang prajuritnya untuk bergerak melintasi jembatan dan memantau kondisi yang ada, sekaligus untuk mencegah pasukan Bizantium untuk kabur. 

0 comments:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Anda dapat menghubungi Mohammad Izdiyan Muttaqin melalui beberapa cara berikut.

Address:

DD Ross Village 1 Blok E5 Jl. Tanjung, Rt 04 Rw 05 Padurenan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 4pm

Phone:

+6281311448187

Flickr Images