Selamat Datang di Website Resmi Mohammad Izdiyan Muttaqin

Silahkan pilih artikel, tombol, atau pun informasi yang anda butuhkan. Channel Youtube Izdiyan dapat anda akses melalui link berikut ini

Find Out More

Artikel Pilihan

Perkenalan

Di sini saya menuliskan beberapa hal tentang perkenalan, atau usaha saya mengenal diri sendiri dan mengenalkan diri saya kepada anda.

Read More

Pro Aktif

Pro Aktif adalah kebiasaan pertama dari 7 kebiasaan manusia yang paling efektif.

Read More

Memperbaiki Indonesia

Bagaimanakah cara untuk memperbaiki Indonesia? apakah kita mampu memperbaiki Indonesia?.

Read More

Cara Meningkatkan Keyakinan dan Kepercayaan Diri

Keyakinan diri, atau yang biasa disebut dengan belief, atau iman, adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagai umat beragama, manusia juga sangat tergantung pada keyakinanny.

Read More

Recent Work

29 Des 2012

Bagaimana Caranya Agar Selalu Semangat

Bagaimana Caranya Agar Selalu Semangat


Sambil refreshing mengisi waktu ayo kita sama-sama mencari tahu, bagaimana agar selalu semangat. Kadang kita melihat ada orang yang selalu bersemangat melakukan apa pun dalam kehidupannya, sedangkan di sisi lain ada orang yang tidak pernah memiliki semangat dalam beraktifitas

Kira-kira apa saja sih yang bisa memotivasi orang?

Saya sangat suka membaca buku-buku motivasi dan diantara beberapa inti yang selalu diulang-ulang oleh motivator baik dalam maupun luar negeri, dari Antony Robbins dan Brian Tracy yang berdomisili di USA, sampai yang orang Indonesia seperti Merry Riana, Tung Dasem Waringin dan Miftah el-Banjary, selalu memotivasi audiencenya dengan poin-poin berikut ini:

1. Bermimpi Besar
Sebagian orang begitu bersemangat menjalani hari-harinya karena mereka membayangkan masa depan yang begitu cerah dan menantang. Mereka memiliki visi tentang masa depan yang indah. Yang begitu besar sehingga membutuhkan semangat besar dan usaha yang keras. Orang-orang seperti Sukarno, Obama, adalah orang-orang yang selalu membayangkan tentang masa depan yang lebih baik. Visi tentang masa depan yang lebih baik itulah, dan impian tentang perubahan besar itulah yang membuat para pemimpi terus tersenyum dan bersemangat menjalani hari.

2. Bayangkan Kenikmatan Yang Begitu Nikmat
Sifat asli manusia adalah memiliki nafsu. Nafsu ini adalah salah satu tenaga pendorong yang luar biasa dalam perilaku manusia sehari-hari. Kita bisa melihat bagaimana seorang yang sudah tidak tahan lagi menahan nafsunya akhirnya berakhir dengan pemerkosaan. Bayangan tentang kenikmatan menjadi bebas finansial juga yang mendorong Merry Riana dari seorang pegawai biasa menjadi miliarder di negeri Singapura.

3. Bayangkan Tentang Kepahitan Yang Begitu Menyakitkan
Kepahitan yang dirasakan oleh Robert Kiyosaki ketika melihat ibunya menangis karena tidak mampu membayar tagihan-tagihannya, dan rasa sakit yang dirasakannya ketika melihat ayahnya menjadi pengangguran dan menghabiskan waktunya dengan menonton televisi sepanjang hari, menjadi daya dorong yang begitu kuat di dalam dirinya untuk berbuat semaksimal mungkin agar bisa menjadi kaya dan bebas secara finansial.

4. Seringlah Membaca Materi-Materi Motivasi  
Manusia adalah makhluk yang bisa berubah. Sifatnya seperti air, karena 75% tubuh manusia terdiri dari air. Air bisa dicampur dengan berbagai macam bahan-bahan, bisa dicampur dengan susu, jahe, atau pun gula. Begitu juga manusia. Dan karena itulah Allah mewanti-wanti dengan mewayukan wahyu pertamaNya: Bacalah! Manusia yang terus-terusan menerima informasi tentang ilmu-ilmu kedokteran, bertemu dokter-dokter, dan membaca habis buku-buku kedokteran, akhirnya bakal menjadi dokter. Dan barangsiapa yang terus-terusan membaca materi motivasi, dan kemudian bertemu dengan motivator-motivator, maka tidak disangsikan lagi, orang seperti inilah yang akan selalu terlihat penuh semangat!


15 Des 2012

Revolusi Industri dan Sebab Produktifitas Suatu Bangsa

Revolusi Industri dan Sebab Produktifitas Suatu Bangsa



Revolusi industri adalah sebuah peristiwa yang mengubah wajah dunia. Revolusi industri pertama kali terjadi di Inggris, ditandai dengan ditemukannya alat jahit, kemudian mesin uap oleh James Watt pada tahun 1860. Mesin uap inilah yang digunakan dipabrik-pabrik di Inggris untuk melakukan produksi barang-barang secara masal. Mesin uap pulalah yang yang digunakan untuk menggerakkan alat-alat transportasi yang muncul kemudian seperti mobil, motor, dan kereta api.

Dan era industri pun dimulai. Muncul kelompok baru dalam tatanan masyarakat dunia bernama kaum kapitalis. Mereka adalah orang-orang yang berhasil membuat pabrik-pabrik dengan sistem organisasi yang tertata dan dengan memanfaatkan mesin uap dan alat-alat produksi massal, mereka akhirnya mampu menghasilkan produk-produk dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat. Mereka pun kaya raya. Muncul juga golongan pekerja, yang bekerja dalam sistem yang dibuat oleh kapitalis, mereka menggantungkan hidup mereka pada pabrik-pabrik besar tersebut. Muncul pulalah serikat-serikat buruh yang kemudian menuntut hak-hak buruh seperti kenaikan upah, pesangon, dll.
    

Wanita dan anak-anak yang sebelumnya berdiam di rumah, menjadi tumpuan pabrik-pabrik untuk mendongkrak angka produksi, dan untuk meminimalisir uang pengeluaran. Revolusi industri bermula di Inggris, kemudian berkembang dan menular ke seluruh daratan eropa.

Pertanyaannya, mengapa dimulai di Inggris? Banyak alasan dan faktor-faktor yang membuat Inggris mendahului bangsa-bangsa lain di dunia dalam hal industrialisasi. Faktor utama yang paling mendukung Inggris dalam menjalankan revolusi industri saya ringkas dalam 4 sebab utama:
  1. Inggris memiliki wilayah jajahan yang luas. Dengan bahan mentah yang tidak terbatas.
  2. Inggris memiliki pemerintahan yang stabil. Raja hanya sebagai pemilik kerajaan dan tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan dalam negara. Sistem kerajaannya juga sudah dilengkapi dengan Undang-undang dan parlemen yang baku.
  3. Inggris adalah negara pertama yang memiliki bank sendiri. Sehingga memudahkan para kapitalis untuk meminjam dana dalam jumlah besar yang memang dibutuhkan untuk membangun pabrik-pabrik yang bisa memproduksi barang dalam skala besar.
  4. Inggris memiliki kecenderungan pada ilmu praktek, tidak seperti bangsa lain, seperti bangsa arab contohnya yang lebih cenderung pada ilmu teoritis.
  5. Inggris memiliki pemerintahan yang mendorong masyarakatnya untuk memaksimalkan sektor industri. Inggris mendirikan lembaga-lembaga yang dibuat khusus untuk mendalami sektor perindustrian.
Sekarang mari kita bandingkan dengan keadaan bangsa-bangsa lain. Mari kita lihat sejenak ke beberapa negara eropa yang notabene adalah tetangga dari Inggris. Negara-negara besar eropa seperti Prancis, dan Jerman saat itu belum memiliki sistem pemerintahan yang stabil. Jerman bahkan dulunya merupakan kesatuan dari kota-kota terpisah yang menjadi rebutan negara-negara tetangganya. Prusia kala itu Jerman disebut, sebuah kerajaan yang memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang banyak, namun memiliki kekuatan politik yang lemah. Karena itu Jerman tertinggal dari Inggris dalam masalah revolusi.


Kali ini saya ingin melihat fenomena revolusi industri ini dalam kacamata sosial-demografis. Terutama dengan melihat kecenderungan otak dan skill bangsa-bangsa. Seperti yang ditulis oleh Pak Harto dalam Bukunya Hanggayuh Kasampurnaning Hurip, di dalamnya ada sebuah pepatah jawa yang kurang lebih maknanya: anugerah Allah berbeda-beda kepada setiap manusia. 

Menurut saya bangsa Inggris, dan bangsa-bangsa eropa pada umumnya memliki kecenderungan kepada ilmu praktek. Dan di sisi lain orang-orang timur tengah, Mesir, dan Arab pada umumnya memliki kecenderungan kepada ilmu teoritis dan ilmu agama islam tentunya. Mungkin kecenderungan umat islam, atau dalam hal ini saya menyebut Bangsa Arab yang hingga saat ini masih tertinggal dalam bidang keilmuwan, teknologi, dan industri disebabkan umat islam selalu berkutat pada lingkup teoritis, dan cenderung tidak fokus pada yang praktis.

Dan itu juga yang saya rasakan ada di al-Azhar. Kita diberikan hafalan al-Qur'an, hafalan sya'ir-sya'ir, yang selalu saja memasukkan informasi-informasi bersifat teoritis dalam otak, tanpa banyak praktek nyata yang membuat kita bisa memanfaatkan ilmu kita dalam kehidupan sehari-hari.

Maka bangsa yang produktif adalah bangsa yang sudah memiliki kriteria yang sudah membuat inggris menjadi bangsa industri pertama. Yaitu memiliki pemerintahan yang stabil dan kuat, kemudian memiliki bank yang siap memberikan dana segar, kemudian memiliki rakyat yang gemar bekerja dan berkarya. 

Grand Syekh al-Azhar Syekh Mohammad Sayyid Thanthowi juga pernah berkata dalam pidatonya: "Yang berkarya adalah yang tenang, yang takut tidak akan berkarya." sambil membacakan ayat 

Saya sungguh yakin bahwa umat islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia harus bangkit dan mulai menyadari pentingnya ilmu praktis dan ilmu pasti. Al-Qur'an dan hadits memang perlu dihafal, tapi Allah juga menyuruh kita untuk beramal sholeh. Dan justru yang disebut-sebut oleh Allah sebagai orang-orang yang masuk surga bukanlah orang-orang yang menghafal al-Qur'an atau al-Hadits, tetapi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh...

Bukan umat islam sungguh tertinggal dalam masalah kebersihan dibanding umat kristen di eropa, padahal dalam hadits kebersihan adalah bagian dari iman. Bukankah Al-Qur'an menyuruh kita menembus langit biru bila kita mampu, dan sesungguhnya kita tidak akan mampu menembus langit itu, kecuali dengan kekuatan. Kekuatan itu ada dalam ilmu pengetahuan, dan dalam kekuatan ekonomi. 

Saya selalu optimis menghadapi masa depan. Dan saat ini kita sudah memasuki masa-masa stabil dalam politik dunia. Negara-negara islam mulai merdeka dan mulai merasakan stabilitas. Negara-negara Arab pun mulai menyadari buruknya pemerintahan yang diktator. Mereka pun ingin meresakan kebebasan dan kemajuan. Dan insya Allah Indonesia pun mulai stabil dalam politik, generasi muda pun sudah fokus kepada ilmu-ilmu praktek dengan didirikannya smk-smk di berbagai daerah. Bank-bank pun sudah banyak dibuka. Maka produktifitas dan kemajuan peradaban Bangsa-bangsa mayoritas Islam dan terutama sekali Negara Indonesia yang hingga kini masih merupakan negara berpopulasi terbesar di muka bumi akan segera terwujud, mari kita wujudkan bersama.

13 Des 2012

Satu-satunya Kesempatan

Satu-satunya Kesempatan


Setelah liburan sekitar 3 bulan lebih di Indonesia. Saya sekarang berhadapan dengan tumpukan buku diktat yang harus dikuasai dalam waktu 3 minggu. Semua berbahasa Arab dan semua memerlukan hafalan luar kepala. Beberapa pelajaran berisikan sya'ir, dan kebanyakan berisikan sejarah, yang merupakan jurusan saya di Al-Azhar.

Setelah sebelumnya mendapat kesempatan menjadi salah satu ketua di IKPM Kairo, dan tinggal di sekretariat, sekarang saya sudah turun jabatan dan tinggal di kontrakan biasa, dan kali ini masih bersama alumni-alumni gontor yang kebanyakan sudah lebih senior. Kami di rumah sederhana ini tinggal bersepuluh. Sebagian sudah lulus S1 dan sedang menempuh S2, dan sebagian lagi masih S1. Setiap kamar dihuni oleh sekitar 2 orang. Oh, iya di rumahku juga ada orang Mesir. Namanya Muhsin, Muhsin sudah tinggal di rumah ini sejak 3 tahun lalu.

Ujian merupakan satu-satunya ajang bagi kami untuk mengeluarkan segenap kemampuan puncak. Karena hidup kami setahun ke depan ditentukan oleh ujian yang berlangsung sekitar 3 minggu ini.

Di S1 al-Azhar, ada 4 tingkat. Mahasiswa yang telah lulus ujian, akan naik tingkat setiap tahunnya. Kalau kami gagal dalam 3 mata pelajaran atau lebih, maka kami harus siap mengulang pelajaran itu selama satu tahun ke depan. Kalau kami gagal dalam dua pelajaran saja, kami masih bisa lulus ke tingkat selanjutnya.

Dan karena di al-Azhar tidak ada tugas, hampir (sama sekali) tidak ada absen, dan kebanyakan dosen tidak hafal nama siswanya (karena jumlahnya yang banyak), maka sekali lagi, dalam ujian inilah kami mempertaruhkan semuanya, mengeluarkan kemampuan kami seluruhnya, karena dengan ujian kami bisa mendapat kehormatan dengan naik tingkat, atau menerima kehinaan setahun penuh dengan tidak naik tingkat. seperti yang selalu di ulang-ulang di Pondok Modern dulu:
 "dengan ujian, seseorang dimuliakan, atau dihinakan"

Dan inilah satu-satunya kesempatan kami, untuk menentukan masa depan kami!

11 Des 2012

Apakah Tuhan Ada?

Apakah Tuhan Ada?


Atheisme dan komunisme sudah dilarang di Indonesia, namun memang ideologi yang tertanam di dalam bangsa Indonesia masih saja ada. Saya menulis tulisan ini setelah membaca status seorang kawan di Facebook yang bercerita bahwa dia bertemu dengan seseorang yang menanyakan, apakah Tuhan ada?

Saya sendiri memiliki pengalaman yang mirip ketika saya masih duduk di bangku Tsanawiyah dulu. Kala itu saya sedang berteduh bersama kawan-kawan di depan sebuah warung, karena hujan terlalu deras untuk kami tembus. Tak lama kemudian datang kepada kami seorang penjual kerang. Dia juga ikut berteduh bersama kami, dan kami pun mulai membeli kerang abang-abang itu.

Ketika saya tsanawiyah dulu, saya sering bertanya kepada orang-orang, "apa anda takut mati?" pertanyaan ini saya tanyakan ke banyak orang, mulai dari tukang bakso, tukang siomay, dan tukang kerang ini pun saya tanya dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan ini hanyalah pertanyaan seorang anak yang ingin tahu perasaan orang lain tentang kematian, karena saya sendiri ketika itu jujur merasa bahwa ketidak tahuan dan ketidakpastian tentang kematian membuat saya kadang tidur dengan perasaan tidak tenang.

Singkat cerita sang penjual kerang menjawab "ya, kalo mati sih semua juga mati, tapi ada saatnya, kalau sudah waktunya mati ya pasti mati, kalau belum waktunya ya..., ditabrak kereta juga nggak akan mati". Tidak lama kemudian saya bertanya lagi, "apa abang nggak pernah ngebayangin gimana nanti kalau ketemu malaikat-malaikat kubur?", kemudian dia bertanya balik, "emang kamu pikir agama saya apa?". Saya spontan bertanya, "abang bukan islam?", dia pun menjawab dengan pasti "bukan, saya nggak percaya tuhan!". tengtong.... saya pun bengong, kemudian terjadi beberapa tanya jawab lagi saat itu.

Dalam hidup kita memang diciptakan dengan berbagai situasi yang berbeda. Sebagian orang dilahirkan dalam keluarga yang berkecukupan, sebagian yang lain dilahirkan dengan keadaan ekonomi keluarga yang memiliki banyak uang, sebagian lagi benar-benar kesulitan, bahkan untuk makan pun sulit.

Demikian juga bila kehidupan spritual kita. Sebagian dari kita beruntung memiliki orang tua yang paham agama, dan kemudian memberikan kita kebiasaan dan kepercayaan kepada agama yang kuat dalam diri kita. Dan sebagian yang lain mungkin tidak pernah diajarkan bahwa Tuhan itu ada.

Pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada orang yang bertanya apakah tuhan ada adalah:

Apakah kamu mengendalikan semua kehidupanmu?
kalau kamu benar-benar menguasai semua yang ada dalam tubuhmu, coba hentikan detak jantungmu, barang satu menit!
Kalau kamu tidak mampu berarti Tuhan tidak menghendaki jantungmu berhenti saat itu

Apakah kamu pernah berfikir, bagaimana bumi bisa berputar?
Kalau tidak ada yang menggerakkan, apakah masuk akal sebuah bola dapat berputar sendiri?,

  
Apakah kamu merasa bahwa Tuhan tidak ada?
Lalu siapa yang menghidupkanmu, bukankah kamu sendiri tidak pernah berencana untuk dilahirkan?

Apakah kamu merasa Tuhan tidak ada?
Lalu siapa yang akan menenangkanmu dalam kegelapan, ketika hanya dirimu sendiri.

Apakah kamu merasa Tuhan tidak ada?
karena itulah kamu merasa tidak pernah tenang dalam hidup

Apakah kamu merasa Tuhan tidak ada?
Lalu siapa yang menentukan seorang bayi akan lahir, bahkan ibunya sendiri pun berdoa kepada Tuhan agar anaknya lahir dengan sehat. Sebagian Tuhan kabulkan permintaan tersebut, sebagian yang lain Tuhan tidak kabulkan, (kecuali yang aborsi :D, menyalahi aturan Tuhan, siap2 nanggung nanti)      

Tuhan tidak bisa kita lihat, tapi kasih sayangnya bahkan terasa, di setiap nafas yg kita hirup

 


10 Des 2012

Menemukan Retire Young Retire Rich - Robert Kiyosaki

Menemukan Retire Young Retire Rich - Robert Kiyosaki


Pernahkah anda berada pada keadaan benar-benar tidak punya uang. Dan pada saat itu anda benar-benar menyadari bahwa kita benar-benar tidak bisa makan kalau kita tidak punya uang. Kita tidak bisa pergi ke mana-mana, dan ada rasa malu dalam hati untuk meminjam kepada kawan.

Itu yang saya rasakan pada awal tahun 2010, saat itu saya kehabisan uang, dan di waktu yang sama saya tidak bisa mengambil uang di atm saya yang terblokir. Saat itulah saya merasakan betapa kemiskinan dan tidak punya uang itu menyakitkan. Sakit sekali sehingga saya memutuskan untuk mencari segala informasi yang ada untuk bisa terhindar dari kemiskinan itu, mencari ilmu untuk kaya.

Akhirnya saya mendapatkan buku ini. Pertama kali saya mendapatkan file berbentuk mp3 yang kemudian saya dengar berulang-ulang, kali ini saya akan membagikan link pdfnya yang sudah berbahasa Indonesia. Dalam buku ini Robert menceritakan kisahnya bagaimana Ayah kayanya mengajarkan pola pikir-pola pikir yang membuatnya berhasil pensiun di usia 47 tahun, dan tidak perlu bekerja lagi seumur hidupnya, isinya merupakan kisah nyata yang bisa kita gunakan untuk menghadapi ujian dari Tuhan berupa ujian finansial, seperti yang tertulis mudah-mudahan bermanfaat

 download retire young retire rich - robert kiyosaki

9 Des 2012

Mahfudzot, Quotes dan Motivasi Warisan Ulama (download)

Mahfudzot, Quotes dan Motivasi Warisan Ulama (download)



Saat saya masih menjadi calon pelajar di Gontor dulu, saya sangat terinspirasi dengan pelajaran yang satu ini. Pelajaran Mahfudzot namanya. Dalam Mahfudzot kita tidak diajarkan hitung-hitungan, tidak mengajarkan diagram atau statistik. Pelajaran pertama saya dalam mata pelajaran mahfudzot ini hanya satu kata: man jadda wajada, من جد وجد
kata ini diulang-ulang berkali-kali di ruangan itu. Dan kemudian Ustadz saya yang keliahatan kurus dan masih sangat muda itu kemudian menuliskan artinya: "yang bersungguh-sungguh pasti dapat!".

Kemudian saya merenungi betapa mahfudzot ini memiliki nilai motivasi dan filosofi yang tinggi. Dia dihafal agar menjadi pegangan hidup. Dan diajarkan turun temurun dari generasi ke generasi sebagai sumber semangat yang menerangi para penuntut ilmu agar tidak tersesat dalam perjalanan mencapai prestasi tertingginya.

Bagi para alumni Gontor, pondok-pondok alumni, atau mungkin aliyah-aliyah yang pernah mendalami dan belajar tentang pepatah-pepatah dan kata-kata mutiara ini mungkin sudah mengetahui betapa dalam nilai-nilai motivasi, spiritual, dan kemanusiaan yang terkandung di dalam kumpulan mahfudzot ini.

saya tidak tahu pasti dari manakah mahfudzot ini dikumpulkan. Dan siapa pula yang memilihnya di antara kata-kata/syair-syair arab yang lain. Saya pernah mendengar seorang ustadz di gontor mengatakan bahwa mahfudzot ini diajarkan oleh seorang arab dari Maroko, yang kala itu singgah di pulau jawa. Sang musafir ini kemudian mengajarkan bait-bait dan kata-kata mutiara tersebut kepada Pak Zarkasyi, yang juga adalah pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.

Setelah beberapa tahun lulus dari pondok, saya kemudian teringat akan pelajaran ini yang banyak memotivasi saya untuk mencapai hasil maksimal dalam segala aktifitas saya, kemudian saya berusaha mencari di internet apakah ada bentuk file yang bisa didownload, dan alhamdulillah saya menemukannya, akan saya share di sini, dan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua

download mahfudzot kelas 1
download mahfudzot kelas 2
download mahfudzot kelas 3
download mahfudzot kelas 4
download mahfudzot kelas 5




8 Des 2012

Cashflow Quadrant by Robert Kiyosaki

Cashflow Quadrant by Robert Kiyosaki


Setelah membaca buku Rich dad Poor dadnya Robert Kiyosaki, buku ini layak untuk dibaca. Memberikan gambaran umum tentang inti-inti perbedaan dari E dari employee atau pegawai, S dari spesialis atau small business, B dari big business dan I dari Investor.

Rich dad, atau ayah kaya Robert Kiyosaki mengatakan bahwa di dunia ini, ada 4 macam klub yang bermain dalam dunia kerja. E, S, B dan I. Dan ketika kita dewasa, mau tidak mau kita harus masuk salah satu diantara empat klub tersebut.

Buku ini membahas perbedaan antara keempat quadran ini, masing-masing memiliki kelebihan sendiri-sendiri, dan masing-masing memiliki kekurangannya sendiri-sendiri. Dan seseorang bisa berada dalam dua quadran sekaligus. Namun untuk menjadi kaya raya Ayah kaya Robert Kiyosaki mengarahkan Robert untuk berada di quadran sebelah kanan, menjadi Big business owner, atau menjadi investor

buku ini bisa didownload di link berikut ini:

download cashflow quadran

7 Des 2012

Liburan, PT MPU, RSU Purbowangi, dan Kebumen Eye Center

Liburan, PT MPU, RSU Purbowangi, dan Kebumen Eye Center


main gitar, salah satu pilihan hiburan sambil menunggu jadwal pesawat yang sekitar 3 bulan lebih
Kali ini saya akan menceritakan sedikit kisah tentang liburan saya tahun ini. Liburan saya tahun ini benar-benar panjang. Lebih panjang dari liburan akhir tahun di Gontor yang selama sekitar 50 hari. Liburan saya di Indonesia tahun 2012 ini selama sekitar 150 hari lebih. Kuliah di Al-Azhar memang memiliki banyak keuntungan. Kuliah begitu bebas. Tidak ada ospek, tidak ada absen, tidak ada tugas yang masuk nilai akhir kecuali satu kali di semester kedua (khususnya jurusan saya).

Keadaan ini, tidak adanya absen membuat saya dan Mahasiswa al-Azhar lainnya bisa pulang ke tanah air masing-masing pada waktu aktif kuliah tanpa dikenakan sangsi sama sekali. Dan kemudian datang kembali ke Mesir dan bersiap-siap menghadapi ujian. Indah sekali ya, saya benar-benar bersyukur bisa kuliah di al-Azhar. Sistem ini memang memiliki dua efek, positif maupun negatif, dan itu sekali lagi tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi sistem ini.

RAMADHAN DAN IDUL FITRI BERSAMA KELUARGA

Oke cerita saya lanjutkan. Singkat cerita dalam liburan kali ini saya pulang pada bulan ramadhan. Pada bulan ramadhan ini saya akhirnya kembali bisa merasakan nikmatnya ramadhan bersama keluarga, sahur, buka puasa dan tarawih memang terasa begitu indah bila kita berada di tengah-tengah keluarga tercinta. Dan akhirnya aku juga bisa merasakan idul fitri bersama keluarga besarku, baik di Ciputat, Kampung Ibuku maupun di Ngawi, Kampung Bapakku.

BULAN PERTAMA SETELAH RAMADHAN

Pada bulan selanjutnya, aku magang di tempat pamanku, Om Busro yang memiliki bisnis di bidang IT. PT. Mitra Prima Utama, itulah namanya, di sana aku mendapat tugas sebagai bagian administrasi yang lebih fokus kepada marketing. Tugasku memang simpel, tetapi karena mungkin skill yang belum lengkap, aku belum bisa bekerja dengan cepat. Tugas utamaku adalah menyiapkan proposal yang akan dikirim ke sekitar 500 kota kabupaten di seluruh Indonesia. Banyak pemekaran baru di Negara kita Indonesia, akhirnya aku harus browsing di internet mencari alamat kota dan kabupaten baru tersebut yang datanya belum ada di dokumen PT.MPU.

PT. MPU berkonsentrasi pada aplikasi keputusan pemerintah yang membebankan pengambilan paja bumi bangunan (PBB) kepada daerah. Daerah yang dalam hal ini kota dan kabupaten kebanyakan belum memiliki perangkat yang dibutuhkan untuk menarik PBB tersebut. maka MPU hadir untuk menyuplai software, hardware, dokumen-dokumen, maupun pelatihan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas pemungutan PBB tersebut.

Terima kasih tentunya saya ucapkan kepada Om Busro dan juga teman-teman di MPU yang sudah mau menerima saya. Dan alhamdulillah saya mendapat cukup banyak pelajaran dari pengalaman magang tersebut. Magang di sana sekitar sebulan, kemudian saya minta izin sama Om Busro untuk resign. Dan alhamdulillah Om Busro mengizinkan, dan ternyata masih mendapat uang pesangon juga, :D

BULAN KEDUA BERANGKAT KE GOMBONG

Saat mengajukan diri untuk resign, Om Busro pernah bertanya, setelah dari MPU mau ke mana? akhirnya aku bilang, aku mau nyoba jualan tiket-tiket pesawat. hehehehe...
padahal aku sebenarnya nggak terlalu tertarik dan juga kurang tahu tentang masalah itu. Tapi memang dulu aku sempat berfikir itu adalah salah satu bisnis yang bisa memberiku income, dan aku punya senior yang insya Allah siap mengajarkan cara-caranya.

Tapi ternyata aku tidak jadi memulai bisnis travel. Memang jauh-jauh hari aku sudah berencana untuk pergi ke Kebumen tempat omku, Om Dodo. Yang memiliki rumah sakit dan juga Klinik khusus mata. Mungkin di sana aku bisa mempelajari bagaimana cara memulai bisnis dan kemudian menjalankannya.

Dan akhirnya aku pun berangkat ke Gombong. Dan alhamdulillah Om Dodo juga sangat senang aku bisa ke Gombong. Om Dodo kemudian menugaskan aku untuk mengajarinya Bahasa Arab. Sesuatu yang tidak terlalu sulit untukku, dan akhirnya aktifitas belajar mengajar pun dimulai. Om Dodo rupanya sudah lama sekali ingin belajar Bahasa Arab, tapi belum ada guru yang siap mengajarinya sampai bisa. Dan karena Om Dodo sangat semangat belajar, dan dia juga sudah membaca beberapa buku mengenai belajar Bahasa Arab, Om Dodo pun bisa mengikuti pelajaran yang aku berikan, walaupun kadang agak kesulitan, mungkin karena Om Dodo juga masih harus memikirkan pasien-pasiennya yang berjumlah puluhan setiap harinya.

Selain mengajari Om Dodo Bahasa Arab, aku mendapat tugas lain untuk membuat website resmi bagi Klinik Mata Kebumen Eye Center. Tugas yang aku coba jalani sebisaku. Aku pun mulai ngantor juga di RSU Purbowangi, Rumah Sakit yang didirikan oleh Om Dodo dan isterinya, Tante Ocih.

Di rumah sakit aku ditugaskan oleh Tante Ocih untuk membantu bagian Humas, di sana aku bertemu dengan Mas Panji, manajer bagian Humas. Mas Panji masih muda, jadi masih semangat. Aku sebenarnya kurang turun dalam kegiatan kehumasan, karena aku juga merangkap sebagai guru privat Bahasa Arab Om dodo, jadi aku harus ikut Om Dodo mondar-mandir sambil menemani Om Dodo komunikasi sedikit-sedikit dalam Bahasa Arab.

Banyak pengalaman menarik di RSU Purbowangi dan Kebumen Eye Center. Saya bertemu dengan orang-orang yang ramah dan baik. Dan juga alhamdulillah dengan usaha semampunya, website resmi Kebumen Eye Center berhasil juga saya buat, walaupun tidak terlalu istimewa, tapi terlihat cukup apik, bisa dilihat di sini.

Om Dodo juga berbagi pengalaman bagaimana pertama kali Om Dodo berusaha bertahan hidup di Gombong hingga akhirnya bisa memiliki Rumah Sakit dan Klinik Mata sendiri. Memang semua kemudahan yang ada sekarang adalah buah dari kesabaran dan kerja keras di masa lalu.

BULAN KETIGA, DI GOMBONG, DAN JALAN-JALAN

Masuk bulan ketiga, aku jadi teringat kalau "someone spesial" ulang tahun bulan November ini, akhirnya aku izin Om Dodo untuk pulang, aku juga sempat mampir Ngawi, ketemu Mbah uti, Mbah atung, dan Lek Zub. Kemudian aku juga sempat ke pesta pernikahan kawan di Pasuruan. Aku juga mampir Pondok Al-Islah Paciran dan bertemu dengan Ust. Dawam Sholeh yang ternyata juga teman Bapakku. 

Selain itu kawan-kawan IKPM Kairo juga sempat meminta bantuanku untuk datang ke Pondok (Gontor) untuk menghadap Pak Kyai dan meminta bantuan dana untuk proyek Sekretariat IKPM Kairo permanan dan untuk biaya kegiatan tahun itu, dan alhamdulillah, saya bisa berkesempatan bertemu dengan Pak Hasan. Pak Hasan juga akhirnya mengabulkan sebagian permohonan dana tersebut. Pak Hasan juga berpesan agar cucunya dijaga di Mesir. Ternyata Pak Hasan juga masih kenal dengan Bapakku, Beliau jadi bercerita beberapa pengalamannya tentang Bapakku. Tidak lama kemudian aku pamit. Aku bertemu Ust. Hasan dua kali, dan pada kali yang kedua, Bu Hasan menitipkan beberapa barang untuk Anaknya, Menantunya, dan Cucunya yang juga berada di Mesir.
 
Bersama Ust. Hasan, pada hari ketiga bulan Syawal
mampir di jembatan suramadu

makan sate di Jombang, tempatnya Om Fahrur









6 Des 2012

Dalam Perjalanan ke Kairo, 1 Desember 2012

Dalam Perjalanan ke Kairo, 1 Desember 2012

Foto diambil di atas langit Indonesia

Target buku jokowi ini sudah tamat ketika saya mendarat di Kairo

Baca terus...

5 Des 2012

di KFC Soekarno-Hatta Sebelum Kembali Ke Kairo

di KFC Soekarno-Hatta Sebelum Kembali Ke Kairo

Dianter juga sama Adek sepupu, Eliza Muhammad, Mahasiswa Jurusan Sejarah UI
Farhan, Adeknya Eliza, sama Yang Uti Tercinta
photo dulu sebelum makan....

Ibuku dan Adikku

27 Nov 2012

Bagaimana Caranya Kuliah di al-Azhar Kairo?

Bagaimana Caranya Kuliah di al-Azhar Kairo?

saya di depan gerbang al-azhar pada tahun pertama saya di kairo
Bagaimana cara kuliah di al-Azhar Kairo? Perlu diketahui ada dua jalur untuk bisa kuliah di al-Azhar. Yang pertama lewat jalur non beasiswa yang dibuka Depag, dan yang kedua lewat jalur beasiswa yang biasanya dikoordinir oleh Kedutaan Mesir sendiri, yang bisa dihubungi di sini
Kalau menurut pengalaman pribadi saya sendiri, yang tidak lulus ujian beasiswa dan akhirnya berangkat dengan jalur non beasiswa, ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk bisa sekolah di Al-Azhar Kairo (Mesir) di antaranya:

1. Pelajarilah Bahasa Arab  
Karena Bahasa Arab adalah syarat mutlak untuk bisa ikut ujian seleksi al-Azhar. Kemampuan komunikasi aktif menurut saya tidak terlalu mendesak, walaupun perlu juga, akan tetapi ujian masuk al-Azhar di Indonesia dan selanjutnya kegiatan belajar di al-Azhar sangat tergantung pada kemampuan komunikasi Bahasa Arab kita. Standar simpelnya, anda harus siap untuk mengarang sendiri dalam Bahasa Arab tentang beberapa topik yang sederhana seperti: belajar, berbuat baik, dsb. Tentu bagi anda yang sudah belajar beberapa tahun di Pondok hal ini bukan hal yang sulit, dan bagi anda yang belum mencapai tingkat ini, silakan perdalam kemampuan anda.

2. Persiapkan Hafalan Qur'an Anda
Hafalan Qur'an juz 1-2 biasanya diujikan dalam ujian masuk al-Azhar yang diadakan Depag.

3. Banyak-Banyak Berdo'a
Banyak berdoa akan memperkuat tekad kita untuk bisa masuk Universitas al-Azhar. Banyak sekali jumlah santri maupun pelajar yang ingin belajar di al-Azhar Kairo, namun kuota yang diberikan al-Azhar tidaklah banyak. Karena itu ujian untuk bisa sekolah di al-Azhar sebenarnya merupakan ujian yang ketat untuk memperebutkan kursi yang terbatas jumlahnya. Selain nasib memang ditentukan oleh Yang di Atas, berdo'a akan membuat kita lebih tenang dan pasrah dalam menjalani ujian dan kemudian menerima hasil ujian kita apa pun hasilnya nanti, karena Allah lebih tahu jalan mana yang lebih baik untuk kita.

4. Jangan Pernah Ketinggalan Berita 
Jangan pernah lupa untuk selalu bertanya kepada kawan yang lebih tahu tentang pembukaan pendaftaran ujian oleh Departemen Agama, maupun oleh Kedutaan Mesir di Jakarta. Informasi bisa anda dapatkan di website resmi Departemen Agama, www.ditpertais.net atau http://pendis.kemenag.go.id/timteng12/index.php
kalau masih bingung anda bisa menghubungi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam yang tercantum di bagian bawah website ditpertais. Yang kurang lebih tulisannya sebagai berikut: DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM 
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 - 4 Lt. 8 Jakarta Pusat
Telp. 021-3853449, 3812344, 3519734
Fax. 021- 34833981


5. Persiapkan dan Masukkan Berkas-Berkas Anda
Berkas yang diperlukan setiap tahun sangat sederhana, selain bisa dilihat di website resmi untuk info terbarunya. Yang penting adalah
1. foto 3x4
2. fotokopi ijazah,
3. formulir pendaftaran yang sudah diisi

6. Cari Informasi Tentang Travel
Kalau anda sudah berhasil lulus, anda bisa mulai mencari tahu tentang Travel yang akan membimbing anda mulai dari pembelian tiket pesawat sampai dengan mendapatkan tempat tinggal di Mesir. Ini bisa anda cari di internet atau dari kawan-kawan anda, ada beberapa pilihan, kami alumni Gontor beberapa angkatan belakangan dikoordinasi oleh Ust. Maulana Darsono, oh iya, biaya travel beragam, antara 9-15 juta rupiah. Bagi anda yang kurang mampu jangan khawatir, karena Pemda-pemda saat ini sangat terbuka dengan permohonan dana untuk pendidikan, bisa dilihat di sini

Demikian sedikit informasi dari saya, kalau anda bersungguh-sungguh,
insya Allah anda bisa kuliah di al-Azhar, semoga berhasil......

26 Nov 2012

Bagaimana Cara Membaca Masa Depan

Bagaimana Cara Membaca Masa Depan

Jam terbesar di Planet Bumi, Mekkah

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel yang di-Share oleh kakak kelas di wallnya. Sebuah artikel yang sangat menginspirasi. Artikel ini aslinya ditulis oleh seorang alumni yang kini menjadi seorang pimpinan pondok di salah satu pondok alumni. Beliau menuliskan betapa kharismatiknya sosok Pak Zar kala beliau santri dulu. Pak Zarkasyi selalu menyediakan waktunya untuk mengelilingi kelas di waktu efektif belajar. Bila ada kelas yang kosong, beliau lantas masuk dan mengajar di kelas tersebut. Apabila kelas sebelah ribut dan tidak ada pengajarnya, beliau lantas menaruh kopiahnya di meja, kemudian bergerak menuju kelas yang berisik tersebut. Keberadaan kopiah beliau sudah membuat para santri takut dan tidak beranjak dari tempat duduk mereka. Saat sore menjelang Pak Zar dengan kaos oblongnya keliling melihat keadaan kelas. Apabila terdapat meja yang sudah miring, beliau membenarkan sendiri meja tersebut. Apabila ada pintu yang rusak, beliau juga yang dengan sabarnya mengencangkan pintu tersebut.

    Bagian yang paling disorot dari artikel tersebut oleh sang penulis adalah saat beliau berjalan melewati secarik sobekan Koran. Saat itu Pak Zarkasyi yang kebetulan ada di dekatnya menyuruh beliau untuk mengambil kertas tersebut. Bukan untuk dibuang, namun Pak Zar menyuruh sang penulis untuk membacanya terlebih dahulu, dan tidak hanya itu, Pak Zar kemudian menanyakan tentang apa yang terkandung di secarik potongan Koran tersebut.
               
  Kalau kita pikirkan, mengapa harus dibaca, padahal Koran itu bukan Koran terbaru, melainkan hanya Koran bekas yang mungkin bagi kita sudah tidak ada nilainya lagi. Namun yang perlu kita hayati adalah bagaimana Pak Zarkasyi menghormati ilmu dan menyemangati santrinya untuk membaca, dalam keadaan apa pun.

                  Dalam kesempatan ini saya juga ingin sekali berbagi ide saya tentang keajaiban membaca. “Bacalah!” itulah kata pertama yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Bukanlah suatu kesia-siaan menyuruh Rasulullah SAW untuk membaca walaupun beliau saat itu memang jelas-jelas tidak bisa membaca. Namun Allah SWT ketika itu menyuruh NabiNya untuk membaca al-Qur’an, yang diturunkan kepada hambaNya dalam bentuk “audiobook”. Dan membaca audiobook tidak memerlukan kemampuan baca tulis, namun memerlukan kemampuan listening Bahasa Arab yang sudah sangat dikuasai Nabi Muhammad SAW.

  Menarik sekali, pada abad keenam masehi, di mana buku belum banyak beredar, di mana mesin cetak bahkan belum ditemukan, Allah SWT telah membawa ke zaman itu sebuah teknologi masa depan, buku audio bernama al-Qur’an. Yang mengandung informasi-informasi kunci untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat. Audiobook sendiri, baru mulai diproduksi di New York sekitar tahun 50an. Dan mulai diproduksi masal dalam bentuk kaset sekitar tahun 1970-1980. Namun umat islam sudah menjaga sebuah audiobook bertitelkan al-Qur’an berabad-abad yang lalu. Saya anggap ini merupakan satu lagi keajaiban al-Qur’an yang berbeda dengan kita kitab-kitab terdahulu yang turun dalam bentuk buku biasa, al-Qur’an diturunkan dalam bentuk buku audio.

                   Setelah terjadinya revolusi industry pada sekitar tahun 1780-1830 umat manusia mulai beranjak dari masyarakat yang sebelumnya agraris menuju masyarakat industri setelah ditemukannya mesin uap dan mesin-mesin lainnya yang mampu memproduksi berbagai barang dalam jumlah massal. Maka lahan-lahan pertanian tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kekayaan. Manusia tidak lagi terbatas dalam dua kelas, pemilik tanah tan buruh tani. Namun umat manusia kemudian menemukan bahwa kreatifitas mereka dalam memproduksi barang benar-benar membuat dunia menjadi lebih nyaman dan penuh dengan peluang. Maka dari situ dimulailah era baru dalam kisah perjalanan umat manusia. Era industri. Sebuah era di mana kekuatan suatu komunitas atau seseorang dinilai dari kemampuan mereka memproduksi. Di era ini orang-orang terkaya di dunia mengumpulkan kekayaan mereka melalui produk-produk seperti mobil, minyak, besi, sampai produksi kereta api.

        Lalu pada tahun 1989 world wide web atau yang biasa disingkat dengan WWW ditemukan. Saat itulah umat manusia sekali lagi berada pada pintu gerbang era baru, era yang disebut-sebut sebagai era informasi. Pada era informasi ini barang-barang dan hasil produksi tidak lagi menjadi tolak ukur. Namun sistem, pengalaman, informasi, dan efisiensi yang menjadi ukuran utama. Sampai saat ini kita bisa melihat daftar orang terkaya dunia 3 besarnya diisi oleh Carlos Slim Helu seorang pengusaha bidang telekomunikasi, Bill Gates yang sudah sangat dikenal dengan Microsoftnya yang bergerak di bidang sistem computer. Lalu disusul oleh Warren Buffet yang selain seorang pakar dalam memilih saham juga merupakan pengusaha di bidang jasa dan asuransi.

Dalam era informasi ini bukan barang dan produksi, tapi apa yang ada dalam kepala kitalah yang menentukan nilai kita. Manusia memang sama dalam bentuk dan organnya. Namun manusia sangat berbeda dalam kemampuan. Apakah yang sebenarnya membuat manusia begitu berbeda? Bagaimana sebagian orang begitu superior dan mendominasi namun yang lain hanya terpojok lemah, menonton, diatur, dan kadang ditindas?

Mari kita kembali kepada al-Qur’an yang memuat hukum-hukum Allah yang pasti dan tidak berubah. Dalam surat an-Najm ayat 19, وأن ليس للمرء إلا ما سعى وأن سعيه سوف يرى. Ayat ini menjelaskan dengan gamblang kepada kita bahwa manusia hanya akan memiliki apa yang diusahakannya. Dan sesungguhnya hasil usahanya itulah yang akan dia saksikan terjadi pada dirinya.

                Setelah kita membaca ayat ini, mari kita kembali kepada judul tulisan ini: “Membaca Masa Depan”. Ayat ini menurut saya, merupakan suatu alat yang Allah berikan kepada kita untuk membaca masa depan. Menarik bukan, Allah Maha Adil. Allah memberikan semua makhluknya tanpa terkecuali hasil usaha dari apa yang telah diusahakan.

        Mari kita pakai metode membaca masa depan ini dengan melihat mundur ke masa kenabian Rasulullah SAW, dan masa-masa khilafah islamiyah. Saat itu Rasulullah SAW mengomandokan kepada Umatnya “Keluarkanlah orang kafir dari Jazirah Arab”. Kata ini yang kemudian dijadikan awal dari usaha terus menerus umat islam menyebarkan Risalah Islam keseluruh daratan Jazirah Arab. Segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan berupa harta, tenaga, sampai nyawa berbuah dengan penaklukan-penaklukan yang berjalan begitu pasti di seluruh daratan Jazirah Arab. Jihad fi Sabilillah yang menjadi salah satu pondasi awal berdirinya Negara Islam pada masa Rasulullah dijalankan terus pada masa Khulafaurrasyidin dan Daulah Umayyah, usaha yang terus menerus ini membuat kita dengan mudah bisa membaca bahwa Islam nantinya akan masuk Benua Afrika, masuk juga ke Benua Eropa, dan tidak terelakkan lagi, juga Benua Asia. Dan itu benar-benar terjadi. Pada masa Umar bin Khattab Islam berhasil memasuki wilayah Benua Afrika melalui Mesir. Pada masa Daulah Umayyah Islam berhasil masuk ke Benua Eropa melalui wilayah barat lewat Spanyol dan Portugal kemudian melalui wilayah timur pada masa Utsman bin Affan melalui Azerbaijan. Dan Islam masuk wilayah China pada akhir masa Utsman bin Affan.

Belajar sejarah memang menarik, saya sebagai seorang mahasiswa jurusan sejarah ingin sekali berbagi tentang bagaimana proses kebangkitan peradaban Benua Eropa. Setelah pecahnya kerajaan Daulah Umayyah menjadi kerajaan-kerajaan kecil dan juga berhasil dikeluarkannya umat islam dari Benua Eropa di bawah pimpinan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Beberapa lama setelah itu Bangsa Eropa, khususnya Eropa Barat memfokuskan segala usahanya untuk menguasai ilmu pelayaran, baik itu ilmu geografi, ilmu navigasi, ilmu membaca bintang, hingga ilmu memproduksi kapal secara massal. Bahkan didirikan pula universitas khusus untuk ilmu pelayaran dan kelautan. Akhirnya dalam beberapa abad kemudian Bangsa Eropa Barat berhasil mengadakan ekspedisi-ekspedisi ke wilayah Afrika, Amerika, India, hingga Indonesia, dan selanjutnya menggantikan dominasi Eropa Timur yang terkenal dengan Kerajaan Romawinya, dan juga menggantikan Turki Usmani yang terkenal dengan Daulah Utsmaniyyahnya.

                Membaca masa depan adalah salah satu tugas para pemimpin. Dan semua itu bisa dilakukan oleh setiap orang karena Allah sendiri yang menyuruh kita dalam surat al-hasyr, “Hendaklah setiap jiwa melihat, apa yang dia kerjakan untuk esok harinya”. Ya, kita bisa membaca masa depan kita, dengan melihat apa yang kita kerjakan saat ini. Mari kita gunakan sebuah “how to” dari Allah ini, untuk membaca masa depan. Masa depan islam, masa depan Indonesia, dan masa depan kita sendiri.

Sejarah Al-Azhar Part III

Sejarah Al-Azhar Part III

al-Azhar dari atas, menara-menaranya yang beragam bentuk adalah peninggalan setiap zaman yang telah dilalui masjid legendaris ini, arsitektur al-Azhar adalah kombinasi dari berbagai aroma, Fathimiy, Ayyubi, Mamluki, Usmani, dan Mesir Modern

Al-AZHAR DI MASA DAULAH MAMLUKIYYAH

                Daulah mamlukiyyah terbagi dalam dua periode:
  1. Periode Daulah Mamalik Bahriyyah dari tahun 657 H dan berakhir pada 784 H/1382 M
  2. Periode Daulah Mamalik Syaraksah dari tahun 784 H-923 H/1382 M-1517 M

             Lucu dan agak menarik kalau kita melihat sejarah Daulah Mamlukiyyah. Sejarah ternyata bisa berubah begitu drastis. Daulah Ayyubiyah yang pada awalnya didukung dan diperkuat oleh budak-budak belian dari negeri Turki dan sekitarnya akhirnya bisa berbalik dikuasai dan diperintah budak-budak beliannya sendiri. Ya memang demikian adanya, mamluk adalah sebutan budak dalam Bahasa Arab yang menandakan bahwa Daulah Mamlukiyyah adalah masa yang saya sebut sebagai puncak prestasi dari para budak. Sebuah contoh nyata yang dicatat oleh sejarah bahwa dalam islam, dan pada dunia nyata pada umumnya, seorang budak pun boleh memimpin manakala dia sanggup dan pantas untuk itu. Sebuah perwujudan kebenaran ayat Allah “Allah memberikan kekuasaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki”.

Pada awalnya sebenarnya Daulah ini terbentuk pada tahun 648 H. Rajanya yang pertama bernama ‘Izzuddin Aybak At-Turkmeni yang menikah dengan Syajarotu ad-Daar, mantan istri Turonsyah (Raja Daulah Ayyubiyyah yang terakhir). Sultan ‘Izzuddin kemudian terbunuh pada tahun 655 H dan digantikan oleh anaknya al-Manshur yang masih kecil dan kemudian kekuasaannya diserahkan kepada Saifuddin Qothz. Kemudian pada tahun 657 H Saifuddin Qothz mengumumkan kekuasaannya dan mencopot al-Manshur dari kekuasaan. Dan dialah yang dianggap sebagai pendiri yang sebenarnya dari Daulah Mamlukiyyah.

              Di masa Qothz inilah Daulah Abbasyiyyah kehilangan wibawanya di tangan Pasukan Mongol, pada tahun 656 H Baghdad akhirnya ditaklukkan. Jatuhnya Baghdad di tangan Mongol membuat dunia keilmuwan islam di kota seribu satu malam itu tenggelam. Para Ulama dan Pakar-pakar islam yang berhasil menyelamatkan diri pun hijrah mencari tempat berlindung dari serangan Mongol yang beringas itu. Pasukan mongol pun bergerak ke arah barat menuju Mesir. Namun hebatnya Daulah Mamlukiyah saat itu tidak mampu ditembus oleh Pasukan Mongol. Pasukan yang terkenal ganas ini pun takhluk dalam pertempuran dengan Pasukan Daulah Mamlukiyah yang ketika itu berada di bawah pimpinan Saifuddin Qothz, perang itu terjadi di ‘Ain Jalut, Palestina. Kemenangan Daulah Mamlukiyah yang berpusat di Kairo ini lantas menjadi kabar gembira bagi para ulama dan pelajar. Berbondong-bondong pakar Bahasa Arab, fiqih, Hadits, dan beragam cabang ilmu lainnya datang ke Ibu Kota Daulah Mamlukiyah mencari naungan yang aman untuk berteduh dan mengembangkan keilmuwannya. Masjid al-Azhar pun resmi dibuka kembali untuk shalat jum’at pada masa kepemimpinan Raja az-Zhohir Baybers, dan peran vitalnya dalam bidang pendidikan pun kembali diaktifkan.

                Gerakan sastra dan keilmuan mencapai masa kejayaan pada akhir abad ke delapan sampai awal abad kesembilan Hijriyah. Al-Azhar pada saat itu telah menjadi ka’bah keilmuan islam pada masa itu. Ulama-ulama dan para asatidz mewarnai al-Azhar yang didatangi oleh pelajar baik lokal maupun mancanegara. Kebesaran al-Azhar tergambar dari jumlah siswa dan alumninya yang begitu banyak. Fasilitas-fasilitas pun semakin dilengkapi untuk memudahkan para pelajar yang datang dalam jumlah cukup besar. Maka semakin besarlah jumlah halaqoh-halaqoh di Masjid al-Azhar, semakin beragam pula bidang-bidang kajian yang ditekuni. Dan al-Azhar semakin mengokohkan posisinya yang tidak terbantahkan sebagai Ka’bah para ilmuwan dan pelajar muslim di Dunia Islam secara keseluruhan.

                Maka sejak abad ke delapan Hijriyah, di bawah naungan Daulah Mamlukiyah  al-Azhar seolah memegang tampuk kepemimpinan keilmuan, pemikiran, dan peradaban di Dunia Islam. Terhitung sejak jatuhnya Baghdad sampai saat ini, terutama setelah runtuhnya peradaban islam di Andalus.

               Di masa Daulah Mamlukiyah inilah Para Ulama hidup makmur dan mendapat wibawa dan kemuliaan yang layak dari para penguasa. Wibawa para ulama begitu terasa sampai mampu mempengaruhi para penguasa pada saat itu. Masa-masa ini disebut-sebut sebagai masa keemasan al-Azhar. Di mana Al-Azhar mencapai puncak kebesarannya melampaui seluruh masa sebelumnya. Siswa berdatangan dari berbagai penjuru dunia, proses belajar mengajar berlangsung ramai, dan Masjid al-Azhar pun mendapatkan perhatian penuh dari penguasa dengan mengadakan berbagai renovasi.

               Diantara Ulama Besar yang muncul di masa ini adalah Syekh ibn ‘Abdu as-Salam Syeikhul Islam seorang alim yang sangat dihormati kala itu, Syekh ‘Izzuddin dari Damaskus juga pernah singgah di Mesir pada periode ini dan menjadi tamu kehormatan di Mesir ketika itu. Ada pula Syekh Jalaluddin as-Sayuthi yang juga memiliki banyak karya-karya penting di berbagai bidang keilmuwan terutama dalam Kaidah-kaidah Bahasa Arab.

          AL-AZHAR DI MASA DAULAH USMANIYAH
                Mesir jatuh ke dalam genggaman Daulah Usmaniyyah pada tahun 923 H yang bertepatan dengan tahun 1512 Masehi. Mesir pun kehilangan kemerdekaannya. Dan al-Azhar dengan pelan tapi pasti mulai memasuki masa kemunduran. Daulah Usmaniyah berhasil memadamkan sinar keilmuwan al-Azhar dan juga kekuatan karakter Mesir pada umumnya dengan membawa buku-buku keilmuwan yang ada di Mesir ke Konstantinopel, ibu kota dari Daulah Usmaniyah. Tidak cukup sampai di situ, bahkan para Ulama yang menonjol di al-Azhar dan di Mesir pada umumnya juga diboyong ke Turki. Maka al-Azhar dan dunia keilmuwannya dengan segala aktifitas akademisnya pun menjadi lesu dan mati suri, seperti raga yang sudah diambil ruhnya.

                Dunia tulis menulis pun ikut mengalami penurunan bersamaan dengan menurunnya alam keilmuwan di al-Azhar. Sedikitnya ulama yang mumpuni di kala itu, dan sedikitnya jumlah buku ilmiah yang tersisa di Mesir, membuat para pengarang kehabisan ide untuk menulis. Alhasil para ilmuwan terpaksa melakukan pengkajian dan menulis buku tentang keterangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan daripada karya-karya lama yang sudah ada. Dan lucunya, penjelasan buku-buku lama ini pun dijelaskan kembali oleh ilmuwan yang lainnya, kemudian dijelaskan lagi oleh ilmuwan setelahnya, maka jadilah buku itu buku penjelasan dari penjelasan dari penjelasan. Sebuah keadaan yang menggambarkan betapa stagnansi dan kemonotonan begitu kuat menyelimuti dunia keilmuwan al-Azhar di masa ini.

                Dan lagi-lagi ini disebabkan hijrahnya para ulama-ulama ke Konstantinopel. Pemerintah Turki Usmani juga memindahkan buku-buku yang terdapat di masjid-masjid, madrasah-madrasah yang ada di Mesir, dan membawa semua harta keilmuwan itu ke perpustakaan Ibu Kota di Turki. Dan buku-buku berharga itu tetap berada di Istambul bahkan sampai hari ini, di antaranya buku asli tulisan tangan karya para ulama populer semisal al-Maqrizi, as-Sayuti, as-Sakhowi, ibn Iyyas, yang tidak dikembalikan lagi kepada Mesir sebagai pemilik aslinya.

                Akan tetapi al-Azhar sebagai institusi dan lembaga pendidikan tidak berhenti memainkan peranannya yang penting. Para pelajar tetap saja berdatangan dari berbagai daerah. Al-Azhar pun menjadi tempat berkonsultasi dari para penguasa di kala mereka menghadapi masalah dengan penduduk asli.

                Pada akhirnya al-Azhar memainkan peranan penting sebagai penjaga peradaban umat islam dan warisan leluhurnya berupa ilmu pengetahuan keislaman dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga Bahasa Arab dari kerusakan dan menjaganya agar tetap menjadi Bahasa Resmi dan Bahasa Utama di seluruh bumi Mesir. Walaupun di kala itu Bahasa Turki “sang penakluk” sedikit demi sedikit ikut meresap ke dalam masyarakat, namun al-Azhar tetap berhasil membuat Bahasa Arab tetap terjaga keasliannya, dan menjaga tradisi penggunaan Bahasa Fusha dalam khotbah-khotbah jum’at dan sebagai bahasa pengantar dalam setiap pengajaran dan perkuliahan. Inilah manfaat besar yang masih bisa kita rasakan sampai sekarang sebagai wujud nyata dari peran penting al-Azhar. Demikianlah al-Azhar berhasil bertahan dan mempertahankan warisan keilmuwan umat islam di masa-masa kegelapan yang sulit tersebut.

                     Para siswa juga cukup banyak yang belajar di al-Azhar. Mereka saat itu belajar dan tinggal di “arwiqoh” jama’nya “ruwwaq”, atau ruangan-ruangan yang di dalamnya terdapat kotak-kotak dan lemari tempat menyimpan peralatan, pakaian, dan buku-buku mereka. Mereka tinggal di dalamnya dan mengikuti pelajaran setiap harinya. Kebanyakan arwiqoh-arwiqoh ini dinamakan sesuai dengan nama daerah para siswa, ada aruqoh al-fayumi, at-Turkiy, bahkan al-jawi yang dimaksudkan dengan siswa dari nusantara dan sekitarnya.
Muncul pula pada masa ini sejumlah besar Ulama, Penyair, dan sastrawan. Diantaranya Syihab al-Khofaji yang meninggal tahun 1069 H, al-Badi’I yang meninggal tahun 1073 H, Abdul Qodir al-Baghdadi yang meninggal tahun 1093 H penulis Khizanatul Adab, dan Sayyid al-Murtadho az-Zubaidy (1145-1205 H) penulis Taj al-‘arus, dan as-Shibyan yang meninggal tahun 1206 H.

                      Diantaranya juga al-Muhibbiy (1061-1111 H) penulis Khulasoh al-Asar fi al-Qorni al-Hadi ‘asyar, as-Sya’rowi sang sufi yang meninggal tahun 973 H, dan Abdullah as-Syabrowi yang meninggal tahun 1172 H, dan ulama-ulama lainnya yang pengaruh dan kary-karyanya mempengaruhi dunia keilmuan di al-Azhar kala itu.
Di masa ini terjadi juga persaingan ketat antar mazhab-mazhab fiqih, yang berakhir dengan dominasi mazhab syafi'i di atas mazhab-mazhab lainnya. Meskipun sampai sekarang keempat mazhab diajarkan di Al-Azhar, namun Masyikhot al-Azhar (Syekh yang memegang kepemimpinan tertinggi al-Azhar) tetap dari kalangan mazhab syafi’i.

                      Al-Azhar sendiri sebenarnya tidak memiliki Syekh sejak pertama dibangun sampai sekitar penghujung abad ke sepuluh hijriyah. Dan kepemimpinan kala itu dipegang oleh para tokoh masyarakat atau pemimpin dari pemerintahan yang selalu meluangkan perhatiannya kepada al-Azhar. Akhirnya pada abad ke sebelas dibuatlah Masyikhot al-Azhar (Syekh yang memegang kepemimpinan tertinggi al-Azhar). Yang disebut-sebut bahwa Syekh al-Azhar dianggap sebagai Syekhul Islam atau pemimpin agama islam di seluruh negeri. Syekh al-Azhar mengatur administrasi di al-Azhar, dan mengurus urusan-urusan penduduknya, menengahi perselisihan antar warganya, serta menentukan gaji mereka.
Yang pertama kali menjadi Syekh al-Azhar adalah al-Imam Muhammad ‘Abdullah al-Khorsyi al-Maliki yang telah berpulang ke rahmatullah tahun 1101 H, setelahnya ada Syekh Muhammad an-Nasyarti yang meninggal tahun 1120 H, setelah ada Syekh Abdul Baqi al-Maliki al-Qolini, dan seterusnya.



Sejarah Al-Azhar Part II

Sejarah Al-Azhar Part II

di depan Babul Futuh, Salah satu peninggalan Daulah Fathimiyyah








































Masjid al-Azhar sengaja dibangun sebagai pondasi dari sebuah peradaban baru. Daulah Fathimiyah yang merupakan Daulah Islam yang berbasis Syi’ah sangat paham bahwa sebuah Kerajaan yang kokoh haruslah berdiri di atas pondasi peradaban yang bertumpu kepada masjid sebagai pusat keilmuan, pusat kebudayaan, dan pusat komunikasi yang dari situ tersebarlah pengaruh dan kebesasarn suatu Daulah atau Negara.

                Maka pengaruh syi’ah pun ditebarkan di Masjid al-Azhar, para khotib dari Daulah Abbasyiah diberhentikan, Daulah fathimiyah juga melarang pemakaian baju hitam yang merupakan lambang Daulah Abbasyiah dan menyuruh rakyatnya memakai baju putih simbol Daulah Fathimiyah. Azan di seluruh masjid ditambahkan dengan kata-kata “hayya ‘ala khoirul ‘amal”, dan khutbah jum’at diperpanjang dengan shalawat-shalawat khas syi’ah yang diperuntukkan kepada Sayyidina ‘Ali, Sayyidina Hasan, Sayyidina Husen, dan Sayyidah Fathimah az-Zahro’. Maka dengan demikian berakhirlah hegemoni Daulah Abbasyiah di Mesir, Hijaz, Syam, dan sekitarnya.

                Masjid al-Azhar lantas menjadi pusat keilmuan di masa Daulah Fathimiyah setelah dua masjid besar lainnya, Masjid Amr bin ‘Ash dan Masjid ibn Tolun. Dan menduduki tempat yang terhormat di Dunia Islam saat itu. Sebagai simbol peradaban Syi’ah yang terpandang dan menjadi pusat penyebaran islam khususnya mazhab syi’ah yang menjadi tempat berkunjung para pencari ilmu dari berbagai daerah.

              Masjid al-Azhar juga digunakan sebagai tempat berlangsungnya perkumpulan-perkumpulan penting di masa itu. Baik perkumpulan antara para pembesar Daulah Fathimiyah, maupun perkumpulan antara para Ulama Kerajaan. Perayaan-perayaan hari besar islam pun dilakukan di Masjid al-Azhar sebagai pusat kegiatan masyarakat muslim saat itu.

                Masjid al-Azhar berkembang menjadi institusi pendidikan sedikit demi sedikit. Bersamaan dengan berkembangnya aktifitas pengajaran di Masjid ini yang sebenarnya sudah dimulai dari masa-masa awal berdirinya Masjid al-Azhar. Pada Masa Mu’iz li dinillah, seorang Hakim kepala kerajaan yang bernama Abu Hasan Ali bin Nu’man memulai proses belajar mengajar dengan membacakan buku ringkasan fiqih syi’ah karya ayahnya. Kelas pertama ini dihadiri oleh sekumpulan ulama dan pembesar-pembesar Daulah Fathimiyah. Dan sekumpulan siswa ini akhirnya ditetapkan sebagai murid-murid pertama di Universitas al-Azhar.

                Ya’qub bin Kalis, seorang menteri pada masa kepemimpinan Mu’iz li dinillah dianggap sebagai pelopor pertama yang mencetuskan Masjid al-Azhar sebagai Universitas yang mengajarkan keilmuan dengan jenjang yang terstruktur.

                Ya’qub bin Kalis meminta izin kepada Khalifah Mu’iz li dinillah untuk menugaskan beberapa ulama dan fuqoha untuk menjadi tenaga pengajar tetap di al-Azhar. Disiapkan juga bantuan finansial dari pemerintah yang cukup untuk mereka, dan tidak lupa dibangunkan tempat tempat tinggal yang layak tidak jauh dari Masjid al-Azhar.

                Al-Azhar  mendapat tantangan dari institusi lain pada masa Khalifah al-Hakim. Di mana Sang Khalifah mendirikan Dar el-Hikmah. Tetapi masing-masing institusi memiliki risalah yang berbeda. Di mana al-Azhar terkonsentrasi pada pengajaran agama islam, sedangkan Dar el-Hikmah disamping menyebarkan Mazhab Syi’ah juga mengajarkan berbagai bidang keilmuan lainnya, seperti Bahasa Arab, Falsafah, Matematika, Kedokteran, dan sebagainya.

AL-AZHAR DI MASA DAULAH AYYUBIYAH

                Benarlah pepatah arab yang berbunyi: “laa syai’a illa lahu afah, wa laa syai’a illa lahu muntaha”. Segala sesuatu pasti memiliki cacat, dan segala sesuatu pasti memiliki akhir. Demikian pula dengan Daulah Fathimiyyah yang akhirnya harus mengakhiri dominasinya di Bumi Kinanah. Maka runtuhlah sebuah aktor besar dalam kancah sejarah Dunia Islam, sebuah Dinasti raksasa yang pernah menaklukkan Pulau Sicily di Itali, seluruh Negeri-negeri  Afrika Utara, Syam, Hijaz (mekah dan madinah), bahkan sampai Yaman dengan Kairo sebagai ibu kotanya ini pun tenggelam bersamaan dengan terbitnya era baru, Daulah Ayyubiyah.

                Didirikan di Mesir Tahun 567 Hijriyah atau sekitar 1170 Masehi oleh pendirinya: Sultan Sholahuddin Yusuf bin Ayyub yang lebih terkenal dengan sebutan Sholahuddin al-Ayyubi. Dialah yang berhasil menenggelamkan Daulah Fathimiyyah dan akhirnya membangun Daulah baru dalam pentas politik Dunia Islam saat itu. Namanya menjadi begitu populer di seluruh Dunia Islam menyusul kesuksesannya memimpin Pasukan Islam menghajar Pasukan Sekutu Negara-Negara Eropa dalam perang salib dan akhirnya memukul mundur Pasukan Salib dari wilayah islam. Kepopulerannya bahkan mengalahkan popularitas Pemerintahan Daulah Fathimiyyah. Dan akhirnya dengan mudah Sholahuddin Yusuf bin Ayyub mendapat kepercayaan rakyat untuk membangun sebuah dinasti baru yang akhirnya dinamakan Daulah Ayyubiyyah.

                Maka Sultan Sholahuddin yang beraliran murni sunni dan bermazhab syafi’i pun mengakhiri penyebaran dan doktrin-doktrin dan ajaran Syi’ah di seluruh wilayah kekuasaannya. Masjid al-Azhar pun disegel terlarang untuk khotbah jum’at. Maka jadilah Masjid Besar ini kosong dari sholat jum’at selama hampir satu abad lamanya (567-663 H).     

                Gerakan pendidikan di masa Daulah Ayyubiyah ditandai dengan didirikannya berbagai madrasah di Mesir, Sultan Shalahuddin al-Ayubi hendak mengikuti langkah Raja Zenki di Syam yang mendirikan banyak madrasah di daerah Syam dan helb. Madrasah pertama yang dibangun Daulah Ayubiyah di Mesir adalah Madrasah Nashiriyah, yang terletak bersebelahan dengan Masjid Amr bin ‘Ash. Sultan juga membangun beberapa madrasah yang di dalamnya diajarkan berbagai madzhab fiqih, baik itu Syafi’I, Maliki, maupun Hanbali. Gerakan pembangunan madrasah ini adalah sebuah bentuk usaha pemadaman sinar al-Azhar dan untuk menarik perhatian ulama dan para pelajar dan mengalihkan mereka dari baying-bayang al-Azhar. Gerakan pembangunan madrasah ini pun diikuti oleh penguasa-penguasa setelahnya baik dari Daulah Ayyubiyah, maupun era selanjutnya yaitu Daulah Mamlukiyah.

               Namun berakhirnya masa kepemimpinan Daulah Fathimiyah dan dilarangnya Khotbah Jum’at di Masjid ini pada masa Daulah Ayubiyah tidak menghentikan proses belajar mengajar di Masjid al-Azhar. Masjid al-Azhar tetap menjadi tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Tercatat beberapa ulama besar dilahirkan di masa transisi itu, salah satunya Abdul Lathif al-Bagdadi yang merantau ke Mesir dan  yang akhirnya menjadi ulama yang mendapat kehormatan mengajar di al-Azhar pada masa Raja al-Aziz, putra Shalahuddin al-Ayubi.

Sejarah Al-Azhar Part I

Sejarah Al-Azhar Part I


wilayah kekuasaan Daulah Fathimiyyah (google)
                 MASJID AGUNG KETIGA SETELAH DUA MASJID HAROMAIN

                Judul tersebut diambil dari bait-bait puisi yang ditulis oleh Ahmad Syauqi, seorang ahli Bahasa Arab yang disebut-sebut sebagai Raja Penyair, puisi ini menandakan betapa masjid al-Azhar menempati tempat yang begitu tinggi dan terhormat di Dunia Islam (al-‘Alam al-Islamiy). Terlihat sombong dan berlebihan memang, namun bila kita mau melihat jalan cerita sejarah, dan melihat perkembangan islam di dunia global, maka kita akan melihat kisah fenomenal dari perkembangan sebuah masjid di Benua Afrika yang kemudian berkembang menjadi Institusi Pendidikan Islam terbesar di Dunia Islam yang memiliki cabang di berbagai provinsi di Mesir dan bahkan di berbagai penjuru dunia.

                Bagaimanakah jalan ceritanya Masjid al-Azhar yang kini terkenal dengan menara dengan puncak kembarnya ini kemudian berkembang menjadi Universitas Islam pertama dan tertua yang mampu bertahan dengan kokoh di tengah gelombang globalisasi zaman dengan pemikirannya yang murni sunni dan moderat. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari Masjid al-Azhar yang antik nan bersejarah ini? Mari kita telusuri jejak-jejak sejarahnya yang begitu menarik!

PONDASI SYI’AH BUATAN DAULAH FATHIMIYAH

                Cerita bermula di kala benih-benih syi’ah yang merupakan pemuja Sayyidina Ali bin Abi Thalib tidak diterima oleh masyarakat islam di Jazirah Arab. Sejarah kemudian mencatat bahwa di masa Daulah Abbasyiyah berkelanalah seorang Punggawa Syi’ah bernama Abu Abdullah asy-Syi’I menuju Afrika bagian utara yang ketika itu sudah ditakhlukkan Daulah Abbasyiah tepatnya di wilayah Maroko sekarang. Abu Abdullah asy-Syi’I kemudian berhasil mempengaruhi masyarakat setempat dengan kemampuan komunikasi yang sedemikian meyakinkan hingga akhirnya dia berhasil menakhlukkan pemerintahan perwakilan Daulah Abbasyiah di daerah tersebut, dan akhirnya dilantik sebagai Amirul Mu’minin, Imam al-Mahdiy, Sang Pemimpin Yang ditunggu-tunggu (910-934M/297-322H).

                Kekuasaan yang baru ini pun dinamakan Daulah Fathimiyah, karena Abu Abdullah asy-Syi’I merupakan keturunan Fatimah az-Zahra, istri sayyidina Ali bin Abi Thalib. Maka muncullah kekuatan politik baru di Dunia Islam yang beraqidah islam syi’ah, terpisah dari Daulah Abbasyiah, dan begitu haus akan kebesaran dan kemakmuran. Berbagai invasi dilakukan oleh Daulah Fathimiyah, Qabilah-Qabilah Arab di Afrika Utara dan suku-suku Barbar berhasil ditakhlukkan dan ditundukkan oleh Daulah Fathimiyah. Bahkan invasi juga dilancarkan ke sekitar laut tengah sampai ditaklukkannya pulau Sicily di selatan Itali. Yang dalam Dunia Islam disebut Shaqliyyah. Invasi juga dilancarkan ke pulau-pulau di sekitar Samudera Atlantik di sebelah barat dari Benua Afrika. Sejak zaman kekuasaan Abu Abdullah asy-Syi’I beberapa pasukan telah dikirim ke Mesir terutama pusat kekuasaannya di Kairo, namun pasukan-pasukan tersebut selalu gagal merebut kekuasaan di negeri itu.

                         Sampai ketika Daulah Fathimiyah dipimpin oleh Khalifah Mu’iz li dinillah (953M/341H), dikirimlah pasukan besar dibawah pimpinan Jauhar as-Shoqli, yang merupakan panglima perang keturunan Itali yang dilahirkan di Shoqli Itali namun telah mendapatkan didikan islam di bawah naungan Daulah Fathimiyah. Panglima Jauhar as-Shoqli inilah yang akhirnya berhasil menaklukkan Mesir.

                       Penaklukkan Mesir dilakukan pada waktu yang tepat, karena Mesir saat itu sedang dalam Chaos setelah meninggalnya Raja Kerajaan Ikhsyidiyah (kerajaan yang didirikan oleh Muhammad bin Thoghij al-Ikhsyidi khalifah perwakilan dari Daulah Abbasyiah). Maka masuklah Mesir ke dalam era baru, era pemerintahan Daulah Fathimiyah. Dan di malam hari setelah penaklukkan Mesir berhasil dilakukan, Jauhar as-Shoqli segera melakukan rencana pembangunan Mesir yang dimulai dengan dibangunnya kota Kairo yang kata aslinya merupakan kata Bahasa Arab “al-Qohiroh”, yang bisa diartikan sebagai  “Penakluk” yang oleh Khalifah Mu’iz li dinillah diproyeksikan sebagai kota masa depan yang akan menaklukkan dunia.

                       Maka selesailah pondasi-pondasi Kairo satu tahun setelah ditaklukkannya Mesir oleh Daulah Fathimiyah (358 H) lengkap dengan pos-pos penting pemerintahannya. Pembangunan Ibu kota baru Daulah Fathimiyah itu kemudian dilanjutkan dengan didirikannya Masjid al-Azhar yang nantinya akan menjadi benteng Syi’ah di Kairo dan pusat pengajaran dan penyebaran ajaran-ajarannya. Sengaja dinamakan “azhar” yang diambil dari kata az-Zahro’, julukan dari Sayyidah Fathimah, yang dari namanya Daulah ini didirikan. Pembangunan Masjid al-Azhar dimulai tahun 359 H, dan akhirnya selesai dan dibuka untuk shalat pertama kali pada Bulan Ramadhan 361 H yang bertepatan dengan Juni-Juli  972 Masehi.

Gontor 2, Penampungan Anak-anak Kesepian

Gontor 2, Penampungan Anak-anak Kesepian

Masjid Gontor 2, Ponorogo
Setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah Pembangunan aku dibawa oleh orang tuaku ke Gontor 2. Gontor 2 berlokasi tidak jauh dari Gontor 1, masih di Kab. Ponorogo, dan hanya berbeda desa. Semua yang datang ke Gontor 2 adalah calon pelajar. Mereka datang dari berbagai daerah di Dunia. Kebanyakan dari Pulau Jawa. Sebagian lagi dari Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi, dan beberapa dari negeri seberang, Malaysia.

Gontor 2 adalah penampungan tempat para calon pelajar dipersiapkan untuk menghadapi ujian masuk Gontor. Saya pribadi melihat komunitas santri di Gontor 2 terbagi menjadi dua, anak-anak lulusan SD dan anak-anak lulusan SMP ke atas. Yang saya maksud ke atas adalah termasuk SMA, MA, dan Kuliah.

Bagiku pribadi, sulit dan beratnya perpisahan dengan orang tua dalam hidupku adalah saat aku masuk ke Pondok Modern Gontor 2 ini. Aku meratapi diriku sendiri yang ditinggal oleh mobil keluargaku. Kakekku, Bapak dan Ibuku, ikut mengantarku ke Pondok ini.

Saya yakin banyak kesan dirasakan oleh semua alumni gontor atau siapa pun yang pernah merasakan pendidikan di Gontor 2. Di Gontor 2 inilah aku mulai belajar untuk hidup sendiri, jauh dari orang tua. Mengurus keuangan sendiri, mencuci, dan bersosialisasi.

Gontor 2 membimbing kami menghadapi 4 mata pelajaran yang diujikan dalam ujian masuk Gontor. Membaca al-Qur'an, Menulis Arab, Berhitung, dan Bahasa Indonesia. Aku melalui dengan cukup lancar dan hampir tidak ada kesulitan.

di Gontor 2 aku bertemu dengan berbagai macam karakter yang baru dalam hidupku. Ustadz-ustadz yang seluruhnya masih muda dan bersemangat. Kawan-kawan yang unik. Ada Irfan Fadli dari Blitar yang suaranya besar dan berbadan bongsor. Ada Cipto dari Banten yang selalu terlihat kalem dan sabar. Ada Anggarda yang selalu membawa tas ajaibnya, berisikan peralatan mandi dan perlengkapan sholat, sehingga dia tidak perlu mondar-mandir kelas-asrama-masjid setiap selesai sekolah pagi. Aku sendiri masih takut-takut dan pemalu waktu itu. Namun apa pun yang terjadi sosialisasi adalah juga merupakan suatu kebutuhan bagi kita untuk bertahan hidup, termasuk bagiku, yang jarang keluar ciputat dan belum pernah mencuci baju sendiri.

Saat itu kita tidak pernah tahu, akan seperti apa kita nanti, 3, 4, sampai 5 tahun ke depan. Gontor memang merupakan suatu sistem pendidikan yang menurut saya pribadi begitu kompleks. Karena kawan-kawanku yang sekamar di Gontor 2 dulu ada yang lulus lancar, ada yang tidak naik kelas, dan bahkan ada yang masih menjadi santri tatkala aku sudah mengajar. Kita harus menyadari, disamakan seperti apa pun lingkungannya, nasib orang memang berbeda-beda.

 Setelah 3 bulan, aku kemudian dikumpulkan bersama ribuan santri lainnya dalam upacara pengumuman kelulusan. Saat itulah aku melihat langsung sosok-sosok Kyai yang mengawal perkembangan Gontor saat itu. Pak KH. Imam Badri, Pak KH Abdullah Syukri, dan Pak KH. Hasan Abdullah. Sosok-sosok yang simpel, namun begitu jelas dalam berbicara, mereka memotivasi kami untuk ikhlas dan sabar dalam menjalani pendidikan ini.

Dan ketika pengumuman dibacakan, kami hanya mendengar, "Lulus Gontor 1, nomor ujian: 1, 3, 5".... dan seterusnya. Pengumuman itu seperti panggilan menuju akhirat, di mana-mana terdengar suara "Alhamdulillah...", dan di pojok pojok aku melihat beberapa santri menangis, sebagian bersujud syukur di karpet yang sudah disediakan panitia, sebagian lagi terduduk menunduk di atas kursi kayu yang sama-sama kami duduki.

Aku sendiri akhirnya lulus di Gontor 1, Gontor Pusat. Aku tidak terlalu berharap dan tidak terlalu pesimis, dan tidak bisa terlalu senang karena melihat beberapa kawanku sedang bersedih. Itulah Gontor 2 dengan berbagai kisahnya, bagiku pribadi Gontor 2 begitu sepi padahal dihuni oleh sekitar 2000 santri. Sepi karena bagi kita umat manusia, dunia memang terasa sangat sepi tanpa keluarga, tanpa orang tua. Namun Gontor 2 memang penting bagi para santri untuk beradaptasi secara akademis, mental, dan disiplin.

Target dan Harapan

2 Hari Seminggu Senin-Kamis
Kegiatan Mingguan
20 Halaman Murojaah
Target Harian
1000 Kebaikan
Target kebaikan harian

Pendidikan

PM Gontor
2008
Muhammad
Nabi
Robert T Kiyosaki
Penulis
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Anda dapat menghubungi Mohammad Izdiyan Muttaqin melalui beberapa cara berikut.

Address:

DD Ross Village 1 Blok E5 Jl. Tanjung, Rt 04 Rw 05 Padurenan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 4pm

Phone:

+6281311448187

Flickr Images