Selamat Datang di Website Resmi Mohammad Izdiyan Muttaqin

Silahkan pilih artikel, tombol, atau pun informasi yang anda butuhkan. Channel Youtube Izdiyan dapat anda akses melalui link berikut ini

Find Out More

Artikel Pilihan

Perkenalan

Di sini saya menuliskan beberapa hal tentang perkenalan, atau usaha saya mengenal diri sendiri dan mengenalkan diri saya kepada anda.

Read More

Pro Aktif

Pro Aktif adalah kebiasaan pertama dari 7 kebiasaan manusia yang paling efektif.

Read More

Memperbaiki Indonesia

Bagaimanakah cara untuk memperbaiki Indonesia? apakah kita mampu memperbaiki Indonesia?.

Read More

Cara Meningkatkan Keyakinan dan Kepercayaan Diri

Keyakinan diri, atau yang biasa disebut dengan belief, atau iman, adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagai umat beragama, manusia juga sangat tergantung pada keyakinanny.

Read More

Recent Work

11 Mei 2014

Perang Dunia II (Part 3)

Perang Dunia II (Part 3)




Hitler kini sudah menjadi Kanselir Republik Federal Jerman setelah malang melintang di Dunia Politik Jerman sejak tahun 1919 hingga setelah gagal memenangkan Pemilu Presiden, Hitler yang partainya mendominasi parlemen saat itu akhirnya dipercaya menjadi Kanselir Jerman pada 30 Januari tahun 1933. Dan seperti kita tahu, Hitler sebagai Kanselir belum memiliki kekuasaan yang mutlak, karena dia masih punya atasan yaitu Presiden Jerman terpilih saat itu Hindenburg, dan sebagai Kanselir Hitler juga harus mempertanggung jawabkan dan mengikuti peraturan dan undang-undang yang ditetapkan oleh Parlemen Jerman (Reichstag) yang belum dikuasai penuh oleh partainya. Maka langkah apakah yang kira-kira perlu dia lakukan untuk mengumpulkan kekuasaan di tangannya? Karena Hitler tahu bahwa Presiden Hindenburg yang saat itu sudah lanjut usia (80 tahun lebih), maka Sang Presiden tidak akan terlalu banyak menghambatnya dalam membuat keputusan-keputusan politik. Dan yang paling mungkin menghambat gerakannya adalah Reichstag. Karena partainya hanya memiliki 44% kursi, sehingga posisinya memang belum terlalu kuat untuk bisa memberikan kebebasan bagi Hitler untuk berkreasi.

Selang sekitar sebulan setelah Hitler berkuasa, tepatnya pada 27 Febuari 1933 terjadi sebuah kejadian penting yang membuat Hitler mulai bisa menampakkan taringnya. Kejadian itu adalah kebakaran yang terjadi di gedung Reichstag. Kebakaran ini tentu saja menimbulkan kegemparan di Jerman, bayangkan saja gedung DPR MPR RI kebakaran tentu saja seluruh rakyat Indonesia geger. Demikian pula yang terjadi di Jerman, dan langsung saja Pemerintah saat itu mengeluarkan pernyataan bahwa dalang dari kebakaran ini adalah tokoh-tokoh komunis. Akhirnya Hitler mendesak Presiden Hindenburg untuk membekukan undang-undang kebebasan warga negara, dan memberlakukan undang-undang khusus (enabling act of 1933). Enabling Act of 1933 ini adalah situasi khusus yang tertulis di undang-undang Jerman saat itu di mana Presiden dan Reichstag memberikan hak kepada Pemerintah yang dipimpin oleh Kanselir untuk melakukan tindakan apa pun yang perlu dilakukan untuk kebaikan Jerman tanpa perlu berkonsultasi ataupun meminta persetujuan dari Presiden dan Reichstag. Dan akhirnya pada tanggal 23 Maret dikeluarkanlah surat resmi tentang undang-undang khusus tersebut yang ditandatangani oleh Presiden Hindenburg dan Reichstag. Dan undang-undang khusus ini hanya berlangsung selama 4 tahun, kecuali bila diperbaharui oleh Reichstag. (akhirnya diperpanjang oleh Reichstag sebanyak dua kali)

Maka akhirnya undang-undang kebebasan warga negara pun dicabut. Hitler dan antek-anteknya akhirnya mulai bergerak, kurang lebih langkah-langkah menuju kekuasaan mutlak hitler adalah sebagai berikut:
1. Mengintimidasi dan meneror pegawai-pegawai negeri, dan tokoh-tokoh jerman yang tidak mendukung Nazi, dan mencopot orang-orang yang tidak pro nazi.
2. Melakukan operasi pisau panjang yang di sana dibunuhlah tokoh-tokoh militer penting di Jerman
3. Mengganti petinggi-petinggi militer dengan antek-antek SS (Pasukan Khusus Nazi)
4. Menghapus sistem pemerintahan federal di daerah-daerah, dan menjadikan Jerman Negara Kesatuan yang pemimpin setiap daerahnya dipilih langsung oleh Hitler
5. Melarang semua partai lain selain parta Nazi.

Dengan langkah-langkah di atas, maka terbukalah jalan bagi Hitler untuk menggenggam kekuasaan di Jerman secara total. Dan yang terjadi selanjutnya adalah meninggalnya Presiden Jerman terpilih kala itu yaitu Hindenburg. Dan akhirnya karena Reichstag sudah dipenuhi dengan orang-orang Nazi, dan orang-orang dari partai lain sudah tidak ada lagi, maka dengan mutlak seluruh anggota Reichstag sepakat agar Hitler diangkat menjadi Presiden Jerman dengan merangkap sebagai Perdana Menteri. Dan sejak itulah kekuasaan benar-benar mutlak jatuh ke tangan Adolf Hitler, dan sejak itu dia lebih lebih memilih dipanggil dengan "Fuhrer", "Sang Pemimpin". Semua langkah-langkah strategis ini diselesaikan dalam jangka waktu sangat singkat, yaitu sejak januari 1933 (saat pertama kali Hitler dilantik sebagai Kanselir) dan selesai pada Agustus 1934, saat dia dilantik sebagai Presiden Jerman.

Dengan kekuasaan yang begitu besar di Jerman akhirnya Hitler bisa dengan leluasa bergerak. Dan sebagaimana telah dia tulis di bukunya "mein kampf", dia sangat ingin melepas Jerman dari jeratan Perjanjian Forsay yang merendahkan martabat bangsa Jerman. Dia tidak ingin lagi Jerman dilemahkan dan dikerdilkan dengan perjanjian tersebut, butir-butir perjanjian tersebut yang sangat merugikan Jerman antara lain:
1. Dibatasinya jumlah angkatan perang Jerman agar tidak lebih dari 100.000 prajurit
2. Dilarangnya wajib militer di Jerman (wajib militer adalah rahasia Jerman mengalahkan Prancis pada tahun 1870)
3. Diserahkannya wilayah-wilayah jajahan jerman kepada negara-negara sekutu
dan masih banyak butir-butir lain yang sangat merugikan seperti diserahkannya tambah besi Jerman kepada Prancis, diserahkannya daerah Loren dan Alzas kepada Prancis, dan kewajiban membayar kerugian perang tentara sekutu yang jumlahnya ratusan juta poundsterling.

Karena situasi ekonomi Jerman pada saat itu masih lemah Hitler kemudian bekerjasama dengan para pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja, Hitler juga berinisiatif membuka tempat jajahan atau koloni baru di daerah Rusia, yang dia sebut sebagai "living space" (dalam Bahasa Jerman Labensraum). Dan dengan demikian Jerman bisa mempersiapkan ketahanan pangan yang cukup bagi warga negaranya. Hitler juga memberlakukan wajib militer, mengaktifkan pabrik-pabrik senjata dan peralatan perang lainnya, seperti pesawat, kapal selam, perahu, dan peluru. Hitler menambah jumlah tentara dengan peningkatan yang sangat drastis, dari 100.000 prajurit, ditingkatnya menjadi 500.000 prajurit. Sebagaimana jumlah pasukan angkatan laut Jerman juga meningkat drastis dan hampir menyaingi Angkatan Laut Britania yang dianggap sebagai yang terkuat di Dunia saat itu.

Pada saat itulah Negara-negara sekutu khususnya Prancis mulai takut bahwa Jerman akan mulai bangkit dan mengancam keamanan wilayah di Eropa, dan sekitarnya. Tentu saja Jerman bisa memahami ketidak nyamanan Sekutu, Jerman akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa kekuatan militer Jerman tidak untuk memerangi Negara mana pun, Jerman hanyalah musuh dari Komunis, dan Jerman juga akan menurunkan kekuatan Angkatan Lautnya, hingga menjadi setengah dari Angkatan Laut Inggris. Dan akhirnya dengan pernyataan tersebut ketegangan bisa sedikit dikurangi.

Perkembangan selanjutnya adalah adanya kerjasama-kerjasama bilateral, atau kerjasama militer. Kala itu Jerman merasa perlu mencari partner untuk menjaga stabilitas keamanan wilayahnya, karena dia tahu bahwa Negara-negara Sekutu bisa kapan saja menyerang Jerman. Akhirnya muncul kerja sama yang akhirnya disebut Axis, kerjasama militer ini menciptakan sebuah kubu di Eropa yang terdiri dari Italia, Jerman, dan Austria. Dan munculnya kubu ini tentu saja merupakan pengulangan dari sejarah Perang Dunia I yang diawali dengan munculnya kubu-kubu politik, dan kubu-kubu tersebut seakan hidup kembali.

Musollini (Italia) dan Adolf Hitler
Sejak kekuatan militer Jerman meningkat drastis, dan nama Hitler santer terdengar di seluruh Eropa, parta Nazi pun semakin kuat pengaruhnya di Eropa. Partai Nazi muncul pula di Negara tetangga Jerman yaitu Austria. dan Partai Nazi yang memang berasal dari Jerman ini ingin agar Austria bersatu dengan Jerman karena mereka merupakan satu bangsa dan satu bahasa. Bahkan Hitler sendiri adalah orang Austria yang pindah ke Jerman, maka sudah seharusnya Austria bersatu dengan Jerman, dan orang-orang Austria pulang kembali ke tanah asal mereka yaitu Jerman. Austria sendiri bukanlah negara yang memiliki satu bangsa saja, di Austria ada minoritas bangsa Slavia dan Hongaria, walaupun Bangsa Jerman memang merupakan mayoritas. Partai Nazi akhirnya membuat keonaran di Austria, hingga keadaan Ibu Kotanya Vienna semakin gawat dan kian sulit dikendalikan. Hitler kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa Pasukan Jerman siap bergerak ke Vienna jika keadaan memang tidak bisa dikendalikan oleh Pemerintahan Austria.

Akhirnya Perdana menteri Austria kala itu memutuskan untuk mengadakan pemungutan suara, tentang seberapa banyak di antara rakyat Austria yang ingin bergabung dengan Jerman. Dan dia yakin bahwa jumlahnya tidak akan banyak. Mendengar berita tersebut Hitler takut kalau jumlah orang yang ingin bergabung ke Jerman sedikit, atau pemerintah Austria merekayasa pemungutan suara tersebut. Akhirnya Hitler mengumumkan bahwa pasukan akan bergerak memasuki Vienna dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, dan pasukan Jermanlah yang akan mengamankan pemungutan suara tersebut. Akhirnya masuklah pasukan Jerman ke Vienna, dan dikuasailah Ibu Kota Vienna oleh Pasukan Jerman, dan setelah hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa Rakyat Austria mayoritas ingin bergabung dengan Jerman, maka bergabunglah dua negara tersebut, dan jadilah Austria bagian dari Jerman. Hitler berhasil menambah kekuatan Jerman baik dari segi penduduk yang sekitar 7 juta orang, ditambah sumber-sumber ekonomi baik pabrik, tambang, dan pertanian, yang akhirnya menambah kekuatan Jerman secara umum, dan suasana di Eropa pun setelah itu semakin memanas...



2 Mei 2014

Kegemparan Dunia di Perang Dunia II (Part 2)

Kegemparan Dunia di Perang Dunia II (Part 2)

Hitler sang Fuhrer, dalam sebuah upacara tahun 1939


KEMUNCULAN HITLER DI JERMAN

Hitler lahir pada tanggal 20 April 1889. Dia meninggalkan bangku sekolah pada umur 16 tahun dan tidak punya kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dia pun mengandalkan bakat melukisnya untuk bertahan hidup dengan menjual kartu pos hasil lukisannya. Pada tahun 1913 dia pindah ke Munich dan kemudian menjadi salah satu tentara relawan yang ikut berjuang pada perang dunia pertama (1914-1919), dan pada tahun 1919 dia bergabung dengan German Workers' Party (DAP), dan selanjutnya memimpin Partai Nazi (NSDAP) sejak tahun 1921.

Hitler adalah sosok yang paling menonjol dalam perang dunia kedua. Nazi bukan hanya menjadi partai yang ditakuti di dunia politik, namun gerakan Nazi juga menjadi gerakan yang ditakuti di jalan-jalan kota Jerman. Karena Partai Nazi memiliki satuan khusus semacam militer yang bisa bergerak sewaktu-waktu jika diperlukan. Mereka bersenjata dan menjadi momok bagi rakyat Jerman kebanyakan. Mereka juga punya satuan mata-mata yang membuat gerakan mereka semakin kuat. Kekerasan kadang terjadi di kota-kota di Jerman dikarenakan gerakan Partai Nazi yang sedang melakukan proyek-proyek pemenangan pemilunya, atau sekedar membuat keonaran untuk menggiring opini publik.

Dan akhirnya Hitler melancarkan aksi kudeta pada tahun 1923. Namun aksinya dapat digagalkan oleh Pemerintah Jerman saat itu. Dia pun dipenjara selama 9 bulan. Dan di masa tahanannya, Hitler menulis bagian pertama dari bukunya yang kemudian menjadi best seller hingga saat ini: mein kampf (perjuanganku).

Bukunya mengulas bagaimana kisah hidupnya yang sudah ditinggal mati orang tuanya ketika dia berumur 18 tahun. Perjuangannya bertahan hidup, kelaparan, menjadi gelandangan dan pelukis jalanan di Vienna, hingga kebenciannya yang begitu dalam terhadap orang Yahudi, yang dia anggap telah terlalu kuat pengaruhnya di Jerman sehingga merekalah yang menguasai ekonomi, dan media di Jerman. Hitler pun menuliskan kebenciannya terhadap Perjanjian Forsay tahun 1919 yang sangat merugikan Jerman, dan dibatasinya kekuatan militer Jerman merupakan penghinaan yang harus dilawan oleh setiap warga negara Jerman. Buku ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia, termasuk Bahasa Indonesia.

Pada tahun 1932 Hitler ketika itu berumur 43 tahun, Partai Hitler menjadi salah satu partai yang dijagokan akan memenangkan Pemilu Jerman 1933. Hitler menjadi tokoh yang diidolakan karena saat itu, karena dua ideologi yang paling populer di Jerman adalah Sosialis dan Komunis. Sebagaimana kita ketahui dua ideologi tersebut adalah yang paling laris di saat sebuah negara berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. Dan Partai Nazi yang dipimpin Hitler adalah sebuah partai sosialis. Kebanyakan orang Jerman cukup fanatik terhadap kristen maka kebanyakan mereka lebih sosialis yang memimpin daripada harus tunduk kepada pemerintahan komunis.


Dan sebagaimana kita ketahui sebelumnya, Jerman yang sebelum perang dunia pertama merupakan negara kekaisaran, telah berubah menjadi negara federal demokratis yang dipimpin oleh seorang Presiden sebagai kepala negara, dan Kanselir sebagai kepala pemerintahan. Dan Pemilihan umum untuk presiden dan parlemen diadakan setiap tujuh tahun sekali. Pada tahun 1932 jerman pun mengadakan pemilihan presiden. Kala itu Hitler maju sebagai calon dari Partai Nazi, bersaing dengan dua orang lainnya, Paul Hindenburg yang merupakan calon independen, dan Ernst Thalmann dari partai KPD. Dan akhirnya yang menjadi presiden adalah Hindenburg yang menang dengan suara 53%, Hitler mendapat suara 36,8%, dan Ernst 10,2%.

Dan akhirnya pada tahun 1933 
Partai Nazi  (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei) (NSDAP) pun ikut ambil bagian dalam Pemilihan Umum dan mendapatkan suara terbanyak dari 6 partai yang menjadi peserta pemilu, dengan suara sebanyak 43,91%, dengan jumlah kursi sebanyak 288 kursi. Namun meski partainya menang, Hitler belum menguasai Parlemen Jerman yang disebut "Reichstag", karena untuk menjadi partai penguasa Reichstag, minimal sebuah partai harus mencapai jumlah kursi 324 dari 647 kursi. Posisi Nazi yang sangat kuat dalam Reichstag akhirnya membuat Hindenburg menawarkan posisi wakil kanselir kepada Hitler. Tetapi kemudian Hitler menolak, dan Hitler mengatakan bahwa dia hanya mau menjadi Kanselir. Dan akhirnya Hindenburg mengabulkan permintaan Hitler, dan dia pun dilantik sebagai Kanselir secara resmi pada tahun 1933.

Nah, Hitler akhirnya sudah berhasil mencapai tampuk pemerintahan di Jerman, namun dia masih memiliki Hindenburg sebagai atasan. Partainya juga tidak sampai 50% di Parlemen. Namun bagaimana ceritanya hingga akhirnya dia bisa menguasai Jerman sedemikian rupa, hingga semua orang seperti hidup di dunia lain karena terpengaruh oleh karismanya. Dan seolah-olah Hitler menggenggam kekuasaan dalam kepalan tangannya, bagaimanakah proses selanjutnya...? Mari kita tunggu apa yang akan diperbuat oleh Hitler, salah satu pemimpin legendaris dunia yang nyentrik dengan kumis seperti Charles Chaplin to be continued......

Target dan Harapan

2 Hari Seminggu Senin-Kamis
Kegiatan Mingguan
20 Halaman Murojaah
Target Harian
1000 Kebaikan
Target kebaikan harian

Pendidikan

PM Gontor
2008
Muhammad
Nabi
Robert T Kiyosaki
Penulis
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Anda dapat menghubungi Mohammad Izdiyan Muttaqin melalui beberapa cara berikut.

Address:

DD Ross Village 1 Blok E5 Jl. Tanjung, Rt 04 Rw 05 Padurenan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 4pm

Phone:

+6281311448187

Flickr Images