Izdiyan's Learning Hall
27 Apr 2013
Kairo Kota Terpadat di Dunia Arab
kenapa Mesir menjadi Negara Arab yang paling padat penduduknya? menurut saya salah satu penyebabnya adalah karena jatuhnya Bagdad di tangan Mongol tahun 1258 Masehi yang dilanjutkan dengan pembantaian sekitar satu juta umat islam di Ibu Kota Dunia Islam itu, kota Baghdad pun menjadi kota mati...
pindahnya pusat pemikiran dan politik umat islam dari Baghdad yang sudah porak poranda ke Kairo, diikuti dengan pindahnya para ulama, penyair, pengrajin segala bidang, kemudian urbanisasi dari berbagai wilayah dunia islam menjadikan Kairo kota terpadat di Dunia Arab...
..... dan hingga kini keturunan mereka masih ada dan tinggal di Kairo..., tidak heran mengapa Obama memilih Kairo sebagai tempatnya memberikan pidato kepada Dunia Islam, dan hinga kini setiap hari orang2 dari seluruh dunia tetap berdatangan ke {{{{Kairo}}}}
Dan yang kita juga perlu ingat, Kairo pernah jatuh ke tangan Turki Usmani, dan selama beberapa abad dari abad ke 16 hingga abad ke 19 Ibu Kota dunia islam pun berpindah dari Kairo ke Islambul... Pemerintahan Turki Usmani juga membawa para ulama, pengrajin, dan penyair terbaik di Dunia Islam ke Turki, dan hingga kini keturunan mereka masih menetap di Istanbul... dan inilah yang menyebabkan Istanbul saat ini menjadi salah satu kota terpadat dunia, dan hingga kini Istanbul adalah kota terpadat yang kedua di dunia, setelah shanghai.... dihuni oleh lebih dari 13 juta penduduk, jakarta nomor berapa.... bisa dilihat di sini
15 Apr 2013
ASAPE (Asean Students Art Performance and Exhibition) 2013
Akhirnya
kepanitiaan kecil yang memiliki tantangan besar ini berhasil selesai dengan
cukup baik. Acara puncak dari ASEAN Students Gathering yang bertajuk Asean
Students Art Performance and Exhibition akhirnya bisa dilangsungkan di sholah
kamil pada tanggal 7 April 2013 tanpa ada halangan yang berarti.
Acara ini dikonsep dan dibicarakan sejak
berhari-hari sebelumnya, bermula dari ide Presiden PPMI untuk menghidupkan
kembali aktifitas komunitas pelajar Asean di Mesir. Kemudian berlanjut dengan
diskusi dan sharing ide para ketua persatuan pelajar bersama ketua panitia.
Maka diluncurkanlah ide rentetan acara Asean Students Gathering yang terdiri
dari 2 acara besar. Yang pertama adalah Konferensi Internasional Pelajar Asean
di Mesir yang bertempat di Darul Hasan KMJ dan berlangsung pada tanggal 31
Maret 2013 yang dihadiri oleh ketua-ketua persatuan pelajar dan beberapa utusan
dari kedutaan Indonesia dan kedutaan Singapura, yang kemudian melahirkan
beberapa butir deklarasi. Dan yang kedua adalah Pameran budaya dan penampilan
seni yang dinamakan Asean Students Art
Performance and Exhibition
Acara yang kalau disingkat
bertajuk "ASAPE" ini diawali dengan bazaar dan pameran budaya yang
berlangsung sejak pukul 16.00 waktu Kairo. Acara dibuka dengan sekilas sambutan
dari ketua panitia, dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Presiden PPMI Jamil
Abdul Latief didampingi oleh ketua-ketua persatuan pelajar yang lainnya secara
simbolis. Kemudian dilanjutkan dengan kelilingnya para ketua persatuan pelajar
ke stand-stand anggota mereka, dan mulailah mereka mencoba makanan khas setiap
Negara yang memang disajikan secara Cuma-Cuma untuk para pengunjung.
Selain ada pameran budaya dan
makanan ada pula bazaar yang sengaja diadakan untuk memenuhi kebutuhan logistik
para pengunjung. Ada beberapa mat'am dan organisasi yang ambil bagian dalam
bazar, ada yang menjual lontong sayur, ada yang menjual minuman-minuman dingin,
dan ada pula yang menjual kripik, bahkan ada pula kawan-kawan Mahasiswa
Indonesia yang menjual kaos Indonesia dan torbus al-Azhar. Kita pun bisa
berkeliling melihat koleksi budaya setiap Negara yang ternyata memang tidak
jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Baju-baju daerah Filipina memiliki
kesamaan dengan beberapa baju daerah yang ada di Indonesia, makanan-makanan
Malaysia juga banyak kita jumpai di Indonesia. Setiap Negara terlihat begitu
total mempersiapkan pameran ini, persatuan pelajar Singapura bahkan sudah
membooking tempat pilihan mereka sehari sebelum acara dilaksanakan, mereka
membawa semua atribut dan banner mereka sekaligus membagikan brosur yang
mempromosikan bulletin hasil tulisan anggota persatuan pelajar singapura di
Mesir.
Stand Thailand bahkan dilengkapi
dengan replika bangunan khas Thailand tidak lupa pula mereka membawa baju khas
Thailand yang diperagakan oleh salah seorang Mahasiswa Thailand di Mesir. Thailand
juga menyediakan kuali besar yang dibakar dengan kompor gas kecil untuk
menyajikan makanan khas mereka yang bernama "tomyam" tomyam khas
Thailand ini tidak seperti yang kita jumpai di Indonesia, tomyam Thailand ini
dilengkapi dengan udang dan jamur-jamuran rasanya pun nikmat dan sedap.
Setelah puas berkeliling melihat pameran
budaya dan makanan, para ketua persatuan pelajar bersiap-siap untuk memasuki
ruangan karena acara penampilan-penampilan seni akan segera dimulai. Sebelumnya
aula utama sholah kamil sudah dipenuhi oleh penonton yang berdatangan sejak
pukul 4 sore tadi. Datang pula beberapa perwakilan dari KBRI, Ibu Dahlia Kusuma
Dewi dari perwakilan Fungsi Politik, dan Bapak Nursalim Lc, MSI dari perwakilan
Fungsi Pensosbud, dan dari Kedutaan Singapura ada Bapak Muhammad Taufiq
Sekretaris dua bidang pendidikan di Kedutaan Singapura. Dan setelah semua
hadirin duduk di dalam ruangan, barulah para ketua persatuan pelajar memasuki
ruangan dan masing-masing diiringi oleh peraga busana khas Negara masing-masing
sambil membawa bendera masing-masing Negara, barisan dipimpin oleh ketua acara
Asean Students Gathering, saya sendiri.
Setelah mendengarkan pembacaaan ayat suci
al-Qur'an, kemudian sambutan, dan mendengarkan lagu-lagu kebangsaan
masing-masing, acara dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi yang berisikan
empat poin penting:
Pertama, mendukung terciptanya komunitas ASEAN di Mesir. Kedua,
lebih menguatkan hubungan kerjasama antar pelajar ASEAN di Mesir dalam bidang
pendidikan, sosial dan kebudayaan.
Ketiga, saling membantu dalam menghadapi masalah yang menjadi
kepentingan bersama. Keempat, merekomendasikan terbentuknya ikatan alumni Al
Azhar di ASEAN pada tahun 2013.
Semua penonton terlihat sangat antusias, bahkan banyak penonton
rela duduk di bawah untuk menikmati penampilan pelajar-pelajar dari berbagai
Negara Asean yang memang sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk tampil.
Ada Muay Thai dari Thailand, Nasyid dari Singapura, Tapak Suci dari Indonesia,
kemudian angklung dari Indonesia, dilanjutkan dengan Hadroh persembahan
kawan-kawan PCINU, ada pula tarian khas Filipina, Tinikling, ada pula
persembahan Taekwondo dari Malaysia, penampilan-penampilan tersebut mengundang
sorak sorai penonton yang tidak putus-putusnya.
Dan acara puncaknya adalah bernyanyi bersama di mana semua
penampil dan panitia maju ke depan sambil menyanyikan lagu "Heal the
World" karya Michael Jackson. Kemudian diiringi pula dengan lemparan balon
dari lantai dua sholah kamil ditambah dengan beberapa ledakan manik-manik yang
sudah disiapkan oleh panitia untuk memeriahkan penutupan acara ASAPE 2013 ini.
4 Apr 2013
Konferensi Pelajar Asean di Mesir 2013
Akhirnya acara tersebut terlaksana. Acara konferensi internasional pelajar ASEAN di Mesir ini terselenggara pada tanggal 31 Maret 2013 di ruang pertemuan Darul Hasan milik Kekeluargaan Mahasiswa Jambi. Banyak suka duka yang mewarnai pertemuan ini terutama bagi saya sebagai ketua panitia.
Menjadi panitia memang memakan tenaga, pikiran, dan tentu saja uang pribadi juga sering terpakai untuk operasional kepanitiaan atau pun untuk transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun tentu saja ada rasa bahagia dan tenang ketika kepanitiaan yang merupakan amanat dan tanggung jawab yang diberikan ke pundak kita itu bisa kita tunaikan tepat waktu dan dalam bentuk yang terbaik yang kita bisa.
Pertemuan pada hari itu berawal dari tanggal 12 Maret 2013. Setelah sebelumnya Presiden PPMI Jamil Abdul Latief memberikan tugas kepanitiaan acara perkumpulan pelajar asean ini, saya kemudian diberi sejumlah nomor kontak ketua-ketua pelajar Negara Asean yang ada di Mesir untuk diundang ke perkumpulan yang akan di adakan di ruang pertemuan Perpustakaan Mahasiswa Indonesia di Kairo. Namun ternyata menghubungi orang-orang penting memang tidak mudah. Beberapa kali tidak diangkat, sebagian muglaq atau tidak aktif, dan bahkan ada satu nomor yang malah tersambung ke orang Mesir.
Pada awalnya saya merasa agak bingung masalah Bahasa yang akan saya gunakan ketika menelepon. Akhirnya untuk menyamakan, saya menggunakan Bahasa Arab standar ketika menelepon ketua-ketua pelajar tersebut. Kecuali ketika menelepon orang-orang rumpun melayu seperti Malaysia dan Singapura, mereka cukup paham bila saya berbicara Bahasa Indonesia. Bahkan saya pun kaget ketika Ketua Pelajar Thailand di Mesir, Ust. Yahya tiba-tiba menelepon saya dan menggunakan Bahasa Melayu, sebelumnya saya pikir dia tidak bisa berbahasa melayu, tapi ternyata di Thailand beberapa sekolah bahkan mempelajari Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah mereka sebagaimana mereka mempelajari Bahasa Inggris.
Singkat cerita akhirnya pertemuan pertama bisa berlangsung pada tanggal 12 Maret 2013. Dan dari sanalah ide tentang acara perkumpulan pelajar ASEAN yang akan dilangsungkan tanggal 30 - 31 Maret ini digulirkan dan mendapat respon yang cukup positif dari ketua-ketua pelajar atau pun perwakilannya. Perwakilan dari pelajar Malaysia setuju, perwakilan dari Pelajar Thailand setuju, perwakilan dari Pelajar Filipina setuju, perwakilan dari pelajar Indonesia tentu saja setuju karena memang idenya dari mereka, dan perwakilan Pelajar Singapura terlihat kurang setuju karena tanggal 30 Maret mereka akan mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Singapura di Al-Azhar Convention Center, dan beberapa negara yang lain seperti Cambodia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Myanmar tidak bisa dihubungi.
Sebelum Konferensi berlangsung pertemuan diadakan 3 kali. 2 kali di Markas Pelajar Indonesia, dan 1 kali di Markas Pelajar Filipina, dan alhamdulillah, semua nomor kontak yang ada pada saya saat itu sudah berhasil kita hubungi, kecuali Myanmar dan Laos yang memang saya sendiri tidak tahu pasti apakah mereka memiliki pelajar yang sedang belajar di Mesir, dan kalau pun ada tentu saja jumlahnya sangat sedikit, walaupun kawan kami orang Kamboja memangatakan bahwa mereka punya seorang kawan asal Myanmar, tapi dia sendiri tidak mempunyai nomor kontaknya
Alhamdulillah hingga akhir kepanitiaan ada 8 negara yang bersedia terlibat setelah mundurnya Brunei dari acara ini karena mendapat larangan dari Kedutaan Besar mereka di Mesir. Dan negara-negara yang ikut berpartisipasi antara lain: Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Cambodia, Singapura, Vietnam, dan Timor Leste. Panitia walaupun dengan banyak kekurangan berhasil melangsungkan pertemuan dan konferensi yang cukup layak dan lancar. Dan mendapat respon positif maupun negatif dari para undangan, dan yang paling penting, saya mendapat banyak kawan baru dari berbagai Negara Asean, dan mendapatkan pelajaran berharga tentang bagaimana mengatur acara, mengatur waktu, maupun mengatur tenaga untuk mensuksekan suatu target bersama.