Selamat Datang di Website Resmi Mohammad Izdiyan Muttaqin

Silahkan pilih artikel, tombol, atau pun informasi yang anda butuhkan. Channel Youtube Izdiyan dapat anda akses melalui link berikut ini

Find Out More

Artikel Pilihan

Perkenalan

Di sini saya menuliskan beberapa hal tentang perkenalan, atau usaha saya mengenal diri sendiri dan mengenalkan diri saya kepada anda.

Read More

Pro Aktif

Pro Aktif adalah kebiasaan pertama dari 7 kebiasaan manusia yang paling efektif.

Read More

Memperbaiki Indonesia

Bagaimanakah cara untuk memperbaiki Indonesia? apakah kita mampu memperbaiki Indonesia?.

Read More

Cara Meningkatkan Keyakinan dan Kepercayaan Diri

Keyakinan diri, atau yang biasa disebut dengan belief, atau iman, adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebagai umat beragama, manusia juga sangat tergantung pada keyakinanny.

Read More

Recent Work

31 Okt 2023

Aku Datang Bersama Kaum Yang Mencintai Kematian: Khalid bin Walid dalam Peristiwa Zatu Salasil:

Aku Datang Bersama Kaum Yang Mencintai Kematian: Khalid bin Walid dalam Peristiwa Zatu Salasil:


Salah satu perang terbesar dalam sejarah Islam. Peristiwa merupakan kemenangan pertama umat Islam melawan kekaisaran Persia. Perang ini menjadi arena penting ditampilkannya strategi perang jenius Khalid bin Walid. Dengan strategi ini Khalid bin Walid memimpin umat Islam dengan gemilang dan mengalahkan pasukan yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah pasukan muslim. Perang ini menjadi fase penting bagi berakhirnya Kekaisaran Persia. Inilah peristiwa Zatu Salasil


Setelah kematian Nabi Muhammad SAW sebagian besar kabilah Arab murtad dan keluar dari Islam. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq akhirnya memutuskan untuk memerangi seluruh kabilah Arab yang murtad. Maka terjadilah perang yang sangat besar antara Umat Muslim melawan kabilah-kabilah Arab yang murtad. Perang besar itu disebut dengan Perang Riddah. Dengan perjuangan yang keras dari seluruh elemen Umat Islam, akhirnya orang orang Arab yang murtad dapat dikalahkan, dan mereka pun akhirnya dapat kembali menerima Islam. Perang melawan orang murtad yang biasa disebut dengan perang Riddah ini merupakan peristiwa pembuka bagi peperangan yang lebih besar lagi yang terjadi antara Umat Islam dengan kekaisaran Persia dan Romawi. 


Umat Islam di Jazirah Arab hidup di antara dua kekaisaran Besar, yaitu kekaisaran Persia Sasaniyah di Timur dan kekaisaran Romawi Bizantium di sebelah Barat. Setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil menyelesaikan Perang Riddah, maka umat Islam pun memulai persiapan mereka untuk menyebarkan Islam dengan cara mengirimkan pasukan ke wilayah Persia dan Romawi. Pada mulanya Abu Bakar ingin memulai gerakan penyebaran Islam dengan mengirimkan pasukan ke Romawi, namun setelah bermusyawarah dengan para sahabat, Abu Bakar akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pasukan ke wilayah Persia. Ada beberapa sebab yang mendorong Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengirimkan pasukan ke Persia terlebih dahulu sebelum mengirimkan pasukan ke Romawi. Di antaranya karena orang-orang Persia dianggap lebih kuat daripada Romawi, selain itu sebab lainnya karena orang-orang Persia lebih jelas kekufurannya daripada orang-orang Romawi. Karena orang-orang Persia adalah penyembah api sedangkan orang-orang Romawi ialah ahli kitab yang beragama Nasrani, mereka masih mengakui para Nabi dan keberadaan Allah, namun tidak mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW dan menganggap Isa Al-Masih adalah anak Tuhan. 


Setelah Umat Islam berhasil menaklukkan kabilah Arab yang murtad di dekat perbatasan Persia, panglima muslim Mutsanna Ibnul Haritsah bersama pasukannya pun bergerak ke Utara ke wilayah Persia. Maka sejak saat itu Umat Islam pun memerangi Kekaisaran Persia yang merupakan sekutu dari orang-orang Arab di wilayah Utara, mereka pulalah yang mendorong kabilah-kabilah yang telah masuk islam di Utara untuk murtad kembali. Mutsanna Ibnu Haritsah bersama pasukannya kemudian bergerak di titik temu antara sungai dejlah dan eufrat tepatnya di wilayah Ubulla, di sanalah kemudian Mutsanna mulai memerangi orang-orang Persia. Saat Abu bakar As-Shiddiq mendengar kabar pergerakan pasukan Mutsanna ibnu Haritsah, Abu Bakar pun menanyakan kondisi Mutsanna, dan Abu Bakar pun mendapatkan kabar bahwa Mutsanna dalam keadaan baik. Lalu pada tahun 11 H, Mutsanna bin Haritsah pulang kembali ke Madinah dan menemui Abu Bakar As-Shiddiq. Mutsanna bin Haritsah pun memberikan informasi kepada Abu Bakar As-Shiddiq bahwa Kekaisaran Persia berada dalam kondisi yang lemah. maka kemudian Mutsanna pun meminta kepada Abu Bakar As-Shiddiq, agar beliau mengirim pasukan bersama Mutsanna bin Haritsah untuk memerangi orang-orang Persia. Maka Khalifah Abu bakar pun menunjuk Bani Bakr untuk pergi berperang bersama Mutsanna bin Haritsah. 


Maka Mutsanna bin Haritsah pun akhirnya berangkat kembali ke Persia bersama 2000 prajurit. Dia pun kembali untuk melanjutkan perjuangan menyebarkan Islam di wilayah kekaisaran Persia. Setelah Jazirah Arab berada dalam kondisi stabil, dan seluruh kabilah Arab yang murtad telah tunduk dan kembali menerima Islam, Maka Abu bakar As-Shiddiq pun menyiapkan pasukan untuk dikirimkan ke Iraq untuk memerangi Kekaisaran Bizantium yang kaisarnya pernah merobek surat ajakan untuk masukan islam yang dikirim oleh Rasulullah SAW. Abu Bakar pun mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid yang saat itu sedang berada di Yamamah setelah memerangi orang-orang murtad, Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk bergerak bersama pasukan relawan ke wilayah Iraq. Abu Bakar melarang Khalid untuk memaksa prajuritnya untuk bergabung, untuk memastikan keislaman pasukan yang dibawa Khalid bin Walid. Abu Bakar pun melarang Khalid bin Walid untuk membawa prajurit yang pernah murtad setelah kematian Rasulullah SAW. Maka Khalid bin Walid pun bergerak dari arah tenggara ke wilayah Iraq, hingga akhirnya Khalid bin Walid pun tiba di wilayah Hiroh. Setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan surat lagi kepada seorang prajurit yang tidak kalah Jenius dari Khalid bin Walid, yaitu ‘Iyadh bin Ghonim Al-Fihri. Abu Bakar memerintahkan “Iyadh bin Ghonim Al-Fihri untuk menyerang Persia dari wilayah utara. tepatnya dari wilayah Mushoyyigh, hingga nantinya ‘Iyadh tiba di Hiroh, untuk nantinya bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid. Untuk memotivasi pasukan muslim dalam menguasai wilayah Persia, Abu Bakar pun menyatakan, bahwa barangsiapa yang menguasai Iraq lebih dulu, maka dialah yang berhak untuk menjadi Gubernur Iraq. 


Di sini kita dapat melihat kecerdasan Abu Bakar As-Shiddiq, dia mengirim dua pasukan sekaligus, ke Ubulla dan Hiroh untuk memecah pasukan Persia, agar perhatian mereka terpecah, dan kekuatan mereka pun nantinya terpecah dan melemah. dan setelah kedua pasukan berhasil memenangkan pertempuran, kedua pasukan akan bertemu di Hiroh, yang di sanalah pasukan muslim akan menghimpun kekuatan untuk membuka kota Madain yang merupakan Ibukota Kekaisaran Persia. Dan jika Umat Islam berhasil menguasai Madain, maka itu berarti Umat Islam telah menguasai seluruh bagian barat dari Kekaisaran Persia. Khalid bin Walid pun berhasil mengumpulkan 2000 prajurit pasca pertempuran yamamah. Setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq mengirimkan surat lagi ke 4 orang Panglima Perang Umat Islam di wilayah Iraq untuk bergerak menuju Persia dan bergabung bersama pasukan Khalid bin Walid. Maka yang berhasil terkumpu saat itu ialah 8000 prajurit. Diantara mereka ada Mutsanna bin Haritsah r.a. Abu Bakar As-Shiddiq kemudian memerintahkan Khalid untuk berkeliling ke beberapa kabilah yang dilewati oleh Khalid bin Walid sepanjang perjalanan untuk mencari pasukan tambahan, setelah Khalid bin Walid berkeliling maka terkumpullah pasukan sejumlah 10.000 prajurit. Setelah semua prajurit disatukan dalam satu pasukan, Khalid bin Walid pun mulai menyusun strategi peperangan. Khalid bin Walid membagi pasukan muslim ke dalam tiga kelompok. Maka Khalid biin Walid pun memerintahkan agar ketiga pasukan berjalan terpisah. Kelompok pertama jalan terlebih dahulu dan disusul oleh kelompok kedua dan kemudian kelompok ketiga. Jarak antara setiap kelompok ialah sejauh satu hari perjalanan. Hal ini dilakukan agar setiap kelompok dapat bergerak dengan bebas. 


Setelah itu Khalid bin Walid pun memerintahkan pasukannya untuk mulai bergerak menuju Ubullah. Ubulllah merupakan satu-satunya pelabuhan yang dimiliki oleh Kekaisaran Persia di selat persia. Dan setiap bantuan yang datang ke Ubullah datang melalui pelabuhan tersebut. Kota Ubullah dipimpin oleh seorang pangeran persia yang sangat keras, bernama Hurmuz. Namanya hingga kini digunakan sebagai nama salah satu bagian dari Selat Persia, yaitu selat Hurmuz. Hurmuz adalah seorang yang sangat tegas dan keras dan sangat membenci islam. Khalid bin Walid kemudian mengirimkan surat kepada Hurmuz. Surat itu berisi: 

“Masuk Islamlah, maka engkau akan selamat. Atau relakan dirimu dan kaummu menjadi bagian dari Ahli Dzimmah (warga yang dilindungi dan tunduk kepada pemerintahan islam), dan bayarlah jizyah, dan jika kau menolak, maka jangan salahkan siapa pun kecuali dirimu, karena aku datang kepadamu bersama kaum yang mencintai kematian, sebagaimana kalian mencintai kehidupan.Hurmuz pun marah dengan isi surat tersebut, Maka orang-orang persia pun mempersiapkan pasukan sejumlah 20.000 prajurit dan pasukan tersebut pun bergerak menuju kota Kazhimah yang berdekatan dengan kota Ubullah. padahal saat itu seharusnya Pasukan Muslim beristirahat untuk sementara waktu di Kazima sebelum masuk ke kota Ubullah. Hurmuz sangat ingin memberikan serangan kejutan kepada Pasukan Muslilm dan mengalahkan pasukan muslim. maka pasukan Persia pun berkumpul di bagian selatan dari Kota Kazima. Hurmuz pun membagi pasukannya menjadi tiga bagian, pasukan kanan, pasukan kiri, dan pasukan tengah. Untuk memperkuat barisan, pasukan persia mengikatkan rantai di kaki-kaki mereka, agar setiap prajurit berjuang sekuat tenaga dan tidak ada yang kabur dari medan pertempuran. karena itulah pertempuran ini disebut dengan zatu salasil, salasil artinya rantai, sedangkan zatu artinya memiliki, yang dimaksud ialah bahwa perang ini terjadi antara dua pasukan yang salah satu pasukannya memiliki dan menggunakan rantai di dalam perang. 

Saat pasukan Persia sudah siap untuk menghadapi pasukan muslim di Medan Perang di wilayah Kazima. Hurmuz dan Pasukan Persia menunggu lama menanti kedatangan pasukan muslim, namun pasukan muslim tidak kunjung datang. Hurmuz pun menjadi galau dan bingung. Setelah itu datang kabar bahwa Pasukan Muslim tidak bergerak menuju kota Kazima, namun Pasukan Muslim bergerak ke kota Hafir. Ini adalah strategi jenius Khalid bin Walid, karena Khalid bin Walid tahu persis bahwa Pasukan Persia telah terikat dengan dengan rantai, kaki dan tangan mereka dirantai dengan rantai besi sehingga pasukan Persia tidak dapat bergerak dengan leluasa. Khalid bin Walid tahu persis bahwa Pasukan Persia adalah pasukan yang kuat, persenjataan mereka lengkap, dan jumlah mereka besar. maka untuk dapat mengalahkan Pasukan Persia, Khalid bin Walid perlu menyerang titik lemah Pasukan Persia. Titik lemah mereka, ialah bahwa pasukan persia sangat sulit dalam melakukan pergerakan, dikarenakan jumlah mereka yang besar dan jubah perang mereka yang berat, belum lagi ditambah dengan rantai yang mengikat tangan dan kaki mereka. Maka sangat sulit sekali bagi pasukan persia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini sangat berbeda dengan pasukan muslim yang sangat mudah bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. pasukan muslim saat itu mampu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun jumlah pasukan muslim sedikit, namun pemimpin pasukan muslim, Khalid bin Walid mampu memanfaatkan potensi dan kelebihan pasukan muslim. Sehingga pasukan muslim dapat memukul Pasukan Persia tepat di titik lemah mereka. maka bukannya datang ke Kazima, Khalid dan pasukan muslim malah berkumpul di Kota Hafir. Sementara itu, para pemimpin pasukan muslim di tempat-tempat yang lain pun berdatangan sesuai arahan dari Abu Bakr As-Shiddiq, sehingga pasukan muslim pun semakin kuat dan besar, dan jumlah pasukan muslim saat itu mencapai angka 18.000 prajurit. Hurmuz sangat kesal dengan keputusaan Khalid bin Walid untuk menetap di kota Hafir. Karena Hurmuz sangat ingin menghancurkan pasukan muslim, maka Hurmuz dan pasukannya pun segera bergerak menuju wilayah Hafir. Hal ini tentu saja menyebabkan kesulitan dan kelelahan yang sangat parah bagi pasukan Persia. Karena jumlah pasukan Persia besar, ditambah lagi mereka harus mengangkut peeralatan perang dan jubah pedang mereka yang sangat berat. Meskipun demikian Pasukan Persia tidak menyerah, Pasukan Persia pun bergerak secepat yang mereka mampu ke arah kota Hafir. dan Saat Pasukan Persia sudah sampai di Hafir, pasukan Persia sangat kelelahan. Inilah hal yang diinginkan Khalid bin Walid, agar Pasukan Muslim dapat menghabisi pasuka Persia yang sudah kelelahan di Medan perang. 


Saat pasukan Persia tiba di Kazima, mereka pun langsung bersiap siap untuk berperang menghadapi pasukan muslim. Namun tanpa diduga, saat Pasukan Persia sudah tiba di kota Hafir, pasukan muslim justru merubah rencana mereka, dan Khalid bin Walid memerintahkan pasukan muslim untuk bergerak lagi dengan cepat menuju kota Kazima. Karena pasukan muslim tidak terlalu banyak membawa peralatan dan tidak pula memakai jubah besi yang berat, umat Islam dapat bergerak dan berpindah dengan pergerakan yang cukup cepat, pasukan muslim juga sudah dibagi menjadi tiga kelompok sehingga memudahkan pergerakan pasukan muslim dari Hafir menuju Kazima. 


Saat hurmuz dan pasukannya melihat pasukan Khalid bin Walid bergerak pergi meninggalkan mereka, Hurmuz pun semakin panas dan kesal, maka dia pun memerintahkan Pasukan Persia untuk bergerak mengejar pasukan muslim menuju Kazima. Namun sebenarnya Pasukan Persia sudah sangat kelelahan, perjalanan menuju Kazima merupakan hal yang sangat berat bagi Pasukan Persia saat itu. Maka saat pasukan Persia tiba di kota Kazima, mereka pun sudah sangat kelelahan. Namun pasukan Persia tidak sempat beristirahat, mereka langsung menyiapkan barisan untuk menghadapi pasukan muslim. Pasukan Persia pun kembali mengikatkan rantai di kaki kaki prajurit yang berdiri di bagian paling depan, agar tidak ada yang dapat menembus barisan depan pasukan Persia. Hurmuz selanjutnya mengirimkan surat kepada Khosru Kaisar Persia untuk meminta pasukan tambahan. Maka Kaisar Persia pun mengirimkan pasukan bantuan dalam jumlah besar di bawah pimpinan Qaran bin Qirbas. Namun pasukan Qaran bin Qirbas hanya ditugaskan untuk menjaga kota Ubullah, pasukan Qaran bin Qirbas hanya akan maju ke Medan tempur jika pasukan Hurmuz sudah kalah. Karena Ubullah merupakan kota pelabuhan yang sangat penting bagi Kekaisaran Persia. 


Perang Dimulai

Pasukan Muslim yang bukan penduduk asli tidak terlalu memahami kondisi geografis kota Kazima. Sementara itu pasukan Persia sudah memahami kondisi geografis kota Kazima, mereka pun memilih posisi yang membelakangi sungai Eufrat sehingga mereka menguasai sumber air dan dengan demikian pasukan Persia pun dapat menghalangi pasukan muslim untuk mengambil air sungai. Karena air merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan suplai logistik dan mencegah kehausan bagi suatu pasukan. Kondisi tersebut membuat pasukan Persia senang dan membuat pasukan muslim menjadi galau. Namun Khalid bin Walid kemudian berkata kepada pasukan muslim, jangan turun semangat kalian, yakinlah bahwa air akan sampai kepada pasukan yang paling sabar dan paling mulia. 


Umat Islam pun bersabar dan bertakbir tidak lama setelah itu awan hitam datang dan angin berhembus, tanpa diduga Allah SWT menurunkan hujan di kota tersebut, ini merupakan Rahmat dan berkah dari Allah SWT sehingga dengan air hujan tersebut Pasukan Muslim dapat mengurangi rasa haus mereka. Pasukan muslim pun bertakbir dan bersyukur atas Rahmat Allah yang turun yang berupa hujan tersebut. Mereka pun minum dari air hujan yang turun tersebut. 


Pasukan muslim pun segera bersiap siap untuk memulai pertempuran, mereka tidak menghabiskan waktu lama untuk beristirahat. Khalid bin Walid membagi pasukannya menjadi tiga bagian, pasukan tengah, pasukan kiri, dan pasukan kanan. pasukan tengah dipimpin langsung oleh Khalid bin Walid. Pasukan kanan dipimpin oleh Ashim bin Umar At-Tamimi, sedangkan pasukan kiri dipimpin oleh Adiy bin Hatim At-thoi. -Thoi. Maka pada bulan Muharrom tahun 12 H, dua pasukan itu pun saling berhadapan di medan pertempuran. Sebagaimana perang-perang di masa lalu, perang dimulai dengan duel antara prajurit-prajurit terbaik di setiap pasukan. Dengan segala kesombongan, Hurmuz maju ke depan untuk berduel. Hurmuz pun menantang prajurit muslim untuk berduel. maka kemudian Khalid bin Walid pun maju ke depan untuk berduel dengan Hurmuz. Sebenarnya Hurmuz bukan berniat untuk berduel, namun untuk melakukan tipuan, saat prajurit muslim menyerangnya nantinya, hurmuz sudah menyiapkan pasukan persia untuk menyerang prajurit muslim yang akan berduel dari belakang. Karena tentu saja Hurmuz tidak siap untuk berduel dengan Khalid bin Walid yang belum pernah kalah dalam pertempuran. Maka saat Hurmuz dan Khalid sedang berduel dengan sangat sengit, dalam waktu singkat telah terlihat bahwa Hurmuz tidak mampu menandingi kekuatan Khalid bin Walid, Hurmuz pun mulai terdesak, dan Hurmuz mulai memberikan aba-aba kepada pasukannya untuk menyerang. Saat itu duel dilakukan tanpa pedang. Khalid pun sedang tidak memegang pedang. sementara itu Hurmuz sudah terjatuh di hadapan Khalid bin Walid. Khalid bin Walid pun merasa ada prajurit persia yang bergerak mendekatinya, Al-Qo’qo’ melihat pergerakan pasukan persia, maka Al-Qoqo’ pun mulai maju untuk mengantisipasi serangan prajurit persia dari belakang Khalid bin Walid. Al-Qo’qo’ pun bergerak cepat dan menghabisi beberapa prajurit persia yang mencoba menyerang Khalid bin Walid dari belakang. Khalid bin Walid pun tidak memberikan ampun kepada Hurmuz, dan tewaslah Hurmuz di tangan Khalid bin Walid, dan dengan demikian hancurlah semangat juang pasukan persia, dan Umat Islam menyambut kemenangan khalid dalam duel dengan gema takbir. 


Semangat Pasukan Persia pun menjadi melemah dan barisan mereka mulai terpecah karena tewasnya pemimpin mereka. Khalid bin Walid pun langsung menyuruh pasukannya untuk menyerang. pasukan muslim menyerang pasukan Persia dengan serangan yang dahsyat. Pasukan Persia membalas serangan Pasukan Muslim dengan segala kekuatan mereka dan besarnya jumlah pasukan mereka. Hal yang membuat pasukan persia kesulitan bergerak ialah karena sebagian dari mereka terikat dengan rantai di kaki-kaki mereka. Dalam perang tersebut tampaklah pengaruh dari strategi Khalid bin Walid, terlihat jelas bahwa Pasukan Persia sudah kelelahan karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. sementara itu Pasukan Muslim masih memiliki energi yang besar untuk memukul Pasukan Persia. Pasukan Persia di bagian depan yang terikat dengan rantai pun berjatuhan dan menjadi sasaran serangan pasukan Muslim. Maka jatuhlah banyak korban dari pasukan persia karena Pasukan Persia yang kakinya terikat dengan rantai kesulitan untuk bergerak dan melarikan diri. Pasukan Persia berusaha bergerak mundur ke kiri dan ke kanan, namun pasukan muslim terus mengejar dan membuntuti mereka dan Pasukan Muslim tidak memberikan kesempatan kepada pasukan Persia untuk beristirahat walau sejenak. Pasukan Persia yang merasa bahwa mereka sudah tidak mampu lagi bertahan menahan serangan Pasukan Muslim akhirnya kabur dan melarikan diri, mereka meninggalkan kawan-kawan pasukan persia lainnya yang berada di barisan depan yang kaki mereka terikat dengan rantai. Maka pasukan yang masih tersisa di bagian depan tersebut akhirnya menjadi mangsa yang tidak dapat melarikan diri dari serangan Pasukan Muslim. Maka pasukan muslim pun menghabisi pasukan yang dirantai tersebut satu demi satu. Maka sebagian pasukan persia tewas terbunuh, dan sebagian yang lainnya melarikan diri mencari bantuan di kota Ubullah. Saat hari mulai gelap, pasukan muslim telah berhasil menghabisi ribuan pasukan persia, dan peperangan pun berakhir dengan kemenangan pasukan muslim. Di sisi lain, Pasukan Persia kehilangan sejumlah besar pasukan mereka, termasuk pemimpin pasukan mereka, Hurmuz. Kemenangan pun terwujud dengan izin Allah dan dengan kejeniusan Saifullah Al-Maslul, pedang Allah yang keluar dari sarungnya, Khalid bin Walid. Pertempuran pertama melawan Kekaisaran Persia berhasil dimenangkan oleh Pasukan Muslim, namun peperangan tidak berhenti sampai situ, masih ada perang-perang lanjutan yang akan terjadi antara Kekaisaran Persia dan Pasukan Muslim. Karena Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq sebenarnya berniat untuk menyerang kota Ubullah, yang dilindungi oleh pasukan besar Kekaisaran Persia di bawah kepemimpinan Qaran bin Qirbas. Pasukan Persia yang kabur ke Ubullah akhirnya ikut bergabung bersama pasukan Qaran bin Qirbas, mereka pun mengabarkan tentang kekalahan pasukan Persia di Kota Kazima. Dan pertempuran selanjutnya akan terjadi antara pasukan Khalid bin Walid dan Pasukan Qaran bin Qirbas masih di atas daratan Persia. yang mudah-mudahan akan dapat kita bahas di video selanjutnya in sya Allah,  saya Muhammad Izdiyan Muttaqin, wassalamu’alaikum wr wb.    









28 Okt 2023

Peristiwa Ajnadin: Akan Kubuat Mereka Melupakan Bisikan Setan dengan Khalid bin Walid

Peristiwa Ajnadin: Akan Kubuat Mereka Melupakan Bisikan Setan dengan Khalid bin Walid

Peristiwa Ajnadin: Akan Kubuat Mereka Melupakan Bisikan Setan dengan Khalid bin Walid Demi tuhan, aku akan membuat orang-orang Romawi melupakan bisikan-bisikan syetan dengn Khalid bin Walid Salah satu perang paling dahsyat antara umat islam melawan orang-orang romawi. Dalam pertempuran ini Umat Islam berhadapan dengan sembilan puluh ribu pasukan romawi timur. Inilah peristiwa perang Al-Ajnadin 1. Setelah khalid bin walid menghancurkan kekaisaran Persia di Iraq, Abu Bakar As-Shiddiq pun mengirim Khalid bin Walid ke Syam untuk menghancurkan kekuatan pasukan Bizantium. Khalid bin Walid pun menjadi sebuah kenangan yang tidak akan dilupakan oleh orang-orang Bizantium sepanjang usia mereka, setelah pasukan mereka dikalahkan oleh Khalid bin Walid, inilah peristiwa Ajnadin. 2. Setelah Umat Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid mengalahkan pasukan gabungan kekaisaran Persia, Kekaisaran Romawi, dan Bangsa Arab dalam peristiwa Firadh, orang-orang Romawi pun mulai menyadari bahwa mereka sedang dalam ancaman karena pengaruh islam yang semakin meluas di wilayah mereka. 3. Sementara itu Abu Bakar As-Shiddiq mulai berencana untuk memulai penaklukkan wilayah Romawi setelah Umat Islam berhasil menguasai beberapa Kota-Kota di Iraq. Saat itu para Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq berpendapat, bahwa Pasukan Romawi sudah mulai mengancam keamanan orang-orang Muslim. Maka para sahabat pun menyarankan kepada Abu Bakar As-Shiddiq untuk memulai penyerangan terhadap pasukan Persia sebelum Pasukan Persia benar-benar menyerang mereka. Maka Abu Bakar As-Shiddiq pun berinisiatif untuk mengirimkan Khalid bin Sa’ad bin Ash sebagai pemimmpin pasukan muslim yang akan dikirim untuk menghadapi pasukan Romawi. 4. Namun ternyata Khalid bin Sa’ad bin Ash diduga melanggar sumpah setianya terhadap Khalifah. Maka Khalid bin Sa’ad pun dipindahkan dari posisinya sebagai pemimpin pasukan ke Syam, menjadi pemimpin pasukan muslim di wilayah Tima’, agar Khalid bin Sa’ad menjadi pasukan pengaman di wilayah tersebut, dan agar pasukan Khalid dapat memberikan bantuan kepada pasukan lain jika terdapat pasukan yang memebutuhkan bantuan. 5. Maka setelah itu Abu bakar As-Shiddiq mengirimkan pasukan Islam di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sufyan, kemudian Muawiyah bin Abi Sufyan, 6. Sementara itu Amru bin Ash saat itu sedang bertugas mengumpulkan sedekah atas perintah Rasulullah SAW. maka setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq pun mengiriminya surat dan Abu Bakar As-Shiddiq kemudian memberikan pilihan kepada Amru bin Ash, antara tetap melanjutkan pekerjaannya, atau pulang kembali ke Madinah dan bergabung dengan pasukan muslim untuk membuka kota-kota Bizantium. Maka Amru bin ásh pun mengatakan, aku adalah salah satu dari anak panah anak panah islam, maka lemparkanlah aku ke mana pun anda mau wahai Khalifah Rasulullah SAW. 7. Setelah itu Abu Bakar As-Shiddiq kembali mengumpulkan pasukan baru sejumlah tiga ribu prajurit dan pasukan tersebut kemudian dikirimkan ke Palestina. Saat itu pasukan muslim di Syam dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Saat Abu Ubaidah tiba di Barqa’, Abu Ubaidah pun menawarkan untuk memberikan keamanan kepada penduduknya dengan tetap harus membayar jizah, penduduk Barqa’ pun akhirnya menerima tawaran damai tersebut. 8. Setelah itu Heraklius mengirimkan pasukan Romawi ke wilayah Barat di bawah pimpinan patrick Sergius bersama sekelompok pasukan ke wilayah Dain yang berada dekat dengan wilayah Gaza, dengan tujuan untuk memukul pasukan Yazid bin Muawiyah dari selatan. 9. Namun yazid bin muawiyah kemudian mengirimkan Abu Umamah, salah satu prajurit terbaik umat islam untuk menyerang pasukan Sergius. ِAbu Umamah pun kemudian bergerak dan mulai mengepung kota Dain. Hingga akhirnya orang-orang Romawi pun keluar dari markas mereka dan terjadilah perang yang dahsyat antara pasukan Abu Umamah dan pasukan bizantium. Hingga akhirnya pasukan Sergius dapat dikalahkan dan tewaslah para prajurit Sergius. 10. Setelah kekalahan pasukan Sergius, kabar kekalahan tersebut pun sampai kepada Heraklius yang saat itu berada di Antokiyah. Heraklius pun marah dengan kabar kekalahan tersebut. 11. Namun Khalid bin Sa’ad selanjutnya melakukan kesalahan. Khalid bin Sa’ad bergerak dari Taima’ tanpa seizin Khalifah menuju wilayah Syam, hingga sampai ke Marj As-Saffar. Kekaisaran Persia pun mengirimkan pasukan untuk menghadapi pasukan Khalid bin Sa’ad, maka akhirnya putra dari Khalid bin Sa’ad pun wafat sebagai syahid dalam pertempuran melawan pasukan Bizantium. 12. Ketika Abu Bakar As-Shiddiq mendengar kabar kematian dari putra Khalid bin Sa’ad, Abu Bakar pun turut berduka cita atas wfatnya putra Khalid bin Sa’ad. Selanjutnya Abu Bakar As-Shiddiq pun mencopot Khalid bin Sa’ad, karena dia telah bergerak tanpa seizin Khalifah. Padahal Khalid bin Sa’ad seharusnya menetap di taima’ dan menunggu komando dari khalifah. 13. Tidak lama setelah itu datang Syarahbil bin Hasnah datang dari Iraq, maka Syarahbil pun ditugaskan untuk menggantikan posisi Khalid bin Sa’ad di Taima’. Setelah itu Abu Bakar as-Shiddiq pun membagi kembali wilayah-wilayah yang ada kepada para pemimpin pasukan muslim. Amru bin Ash ditugaskan di wilayah Palestina, Syurahbil bin Hasanah ditempatkan di Yordania, Yazid bin Abi Sufyan ditempatkan di Balqa, sedangkan Abu Ubaidah bin Jarrah ditempatkan di wilayah Jabiyah. 14. Saat orang-orang Bizantium melihat pergerakan pasukan muslim, dan bendera-bendera islam tersebar di berbagai tempat, maka Kaisar Romawi pun menyiapkan sebuah pasukan besar sejumlah 90 ribu prajurit di bawah pimpinan adiknya. Thorq. Pasukan ini kemudian dikirim untuk menghadapi pasukan Amru bin Ash. sementara itu pasukan lain yang dipimpin oleh Nistus dikirim untuk menghadapi pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah. Demikian juga pasukan muslim yang dipimpin oleh Syarahbil Bin Hasanah, juga dikirimkan untuk mereka sebuah pasukan yang besar. Maka dengan demikian, pasukan-pasukan terbesar Umat Islam pun telah dikepung oleh pasukan-pasukan Romawi Timur. 15. Saat itu Amru bin Ash pun memberikan saran kepada para pemimpin pasukan untuk menyatukan pasukan mereka dan bersatu dalam satu pasukan, agar kekuatan Umat Islam menjadi lebih besar. Amru bin Ash pun mengirimkan surat kepada Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq di Madinah, Amru bin Ash meminta pendapat Abu Bakar, apakah boleh Umat Islam menyatukan pasukan mereka menjadi satu pasukan? Maka Abu Bakar pun menyetujui ide dari Amru bin Ash, dan saat itulah Abu Bakar mengatakan kata-katanya yang sangat terkenal: Demi tuhan, aku akan membuat orang-orang Romawi melupakan bisikan-bisikan syetan dengan Khalid bin Walid. Maka Abu Bakar As-Shiddiq pun mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid dan memerintahkan Khalid bin Walid untuk bergerak ke Syam bersama setengah pasukan Iraq, dan setengah pasukan Iraq yang menetap di Iraq nantinya akan dipimpin oleh Mutsanna Ibnu Haritsah. 16. Maka Khalid bin Walid pun berangkat menuju Syam bersama sekitar 9000 prajurit. Bersamanya dia membawa Al-Qoqo Ibnu Amru, dhoror bin Azwar, Adi bin Hatim AtThoi, dan prajurit-prajurit terbaik umat islam lainnya. Karena Umat Islam saat itu menyadari pentingnya wilayah Syam bagi Umat Islam, dan mereka pun menyadari besarnya kekuatan pasukan Romawi, dan di waktu yang sama Umat Islam juga menyadari, bahwa peperangan melawan pasukan Romawi akan menjadi peperangan yang sangat besar dan berat. 17. Khalid bin Walid pun bermusyawarah dengan para sahabatnya untuk memilih jalan menuju Syam dari Iraq. jika Khalid mengambil jalan yang biasa ditempuh oleh kebanyakan orang, maka perjalanan menuju Syam membutuhkan waktu sekitar satu setengah bulan. Waktu tersebut tentu saja terlalu lama, karena Khalid bin Walid ingin agar mereka tiba di wilayah Syam sebelum perang antara pasukan Romawi dan Pasukan Muslim dimulai. Selain itu, jalan yang biasa dilalui itu akan lebih mudah diakses oleh orang-orang Romawi yang bisa jadi mengintai pasukan muslim. Maka salah seorang penunjuk jalan bernama Rofi’ bin Umairoh kemudian memberikan saran untuk mengambil jalan yang tidak biasa. Jalan itu lebih singkat, namun berbahaya, karena terdapat wilayah antara kota Qoror dan Kota Siwa yang sangat kering dan tidak ada air di sana, yang lama perjalanannya mencapai lima hari. Khalid bin walid pun memutuskan untuk mengambil jalan yang tidak biasa yang melintasi padang pasir yang tandus. Khalid bin Walid pun mempersiapkan pasukannya dengan perbekalan air yang banyak, sebanyak yang mereka mampu bawa, untuk mengantisipasi habisnya air di perjalanan yang dapat menyebabkan kematian bagi pasukan Umat Islam. 18. Maka khalid bin walid pun bergerak bersama pasukannya menuju Syam. meskipun Khalid bin Walid dan pasukan Umat Islam telah membawa air sebanyak yang mereka mampu bawa, namun di hari keempat air mereka benar-benar habis sama sekali. Maka di hari tersebut Umat Islam pun menghabiskan hari tanpa minum air sama sekali, hingga akhirnya Pasukan Umat Islam sampai ke kota Siwa, dan di sana akhirnya Pasukan Khalid bin Walid menemukan air dan akhirnya mereka pun minum dan mengobati kehausan mereka. 19. Keputusan Khalid bin Walid untuk mengambil jalan yang sulit namun cepat ini sebenarnya disalahkan oleh Umar bin Khattab. Umar bin Khattab berpendapat, bahwa Khalid memaksa Umat Islam mengambil jalan yang mampu diambil oleh Khalid, namun belum tentu seluruh pasukan Islam mampu mengambil jalan itu, maka keputusan Khalid menurut Umar dapat membahayakan keselamatan Umat Islam. Karena bisa jadi, ada prajurit-prajurit yang tidak mampu menahan haus, dan bisa jadi akan ada korban yang jatuh dalam perjalanan. Namun keputusan tersebut adalah sebuah ijtihad dan keputusan berat yang harus diambil oleh Khalid bin Walid, agar Pasukan dari Iraq dapat tiba di Syam di waktu yang tepat, sebelum orang-orang Romawi menyerang pasukan muslim. Dan niat tersebut tentu saja merupakan niat yang benar dan tulus dari Khalid, in sya Allah. 20. Setelah itu pasukan muslim bergerak menuju kota Arak. Ketika pasukan penjaga kota Arak melihat pasukan muslim, mereka pun langsung mengenali mereka, dan menyerahkan diri mereka kepada pasukan Muslim, dan penduduk kota tersebut pun bersedia membayar jizyah. 21. Setelah itu pasukan muslim bergerak menuju kota Tudmur, dan di sana terdapat pula pasukan penjaga dari kekaisaran Romawi. Pasukan Romawi di Tadmur pun bersiap memerangi pasukan muslim, dan pasukan muslim pun bersiap memerangi pasukan Romawi. Maka terjadilah perang yang sangat dahsyat antara pasukan muslim dan pasukan Romawi di Kota Tudmur. Khalid bin Walid yang berhasil mengenali pemimpin pasukan Romawi kemudian menyerang pemimpin pasukan Romawi tersebut dan menghabisinya. Ketika orang-orang Romawi menyaksikan pemimpin mereka terbunuh, mereka pun ketakutan dan kemudian berlari menuju benteng. Khalid bin Walid tidak berniat untuk berlama-lama mengepung kota Tudmur, maka Khalid bin walid pun mengatakan, aku tidak berniat berlama-lama di sini, karena aku harus segera pergi menemui saudara-saudaraku di Syam. kalau kalian menyerahkan diri kalian, kalian akan selamat, tapi kalau kalian menolak untuk menyerahkan kota ini, aku akan pergi ke Syam sekarang, dan kembali lagi ke kota ini, meskipun kalian bersembunyi di awan, aku akan paksa kalian turun, dan aku akan melakukan pembantaian yang besar. Tapi jika kalian mau berdamai, dan menyerahkan diri, maka aku tidak akan menyakiti kalian sama sekali. Maka jangan kalian membuatku terlambat dalam perjalananku, dan aku adalah Khalid bin Walid, dan aku rasa kalian sudah pernah mendengar namaku. Maka setelah Khalid memberikan pernyataan tersebut, penduduk kota Tudmur pun ketakutan, dan mereka menyadari bahwa mereka tidak mampu lari dari Pedang Allah, Khalid bin Walid. akhirnya mereka pun bersedia menyerahkan diri dan menyerahkan kota sepenuhnya kepada pasukan muslim, dan membayar jizyah. Khalid bin Walid pun menepati janjinya, Pasukan Muslim sama sekali tidak menyakiti penduduk kota Tudmur 22. Setelah itu pasukan Khalid bin Wallid pun bergerak menuju Kota Qoryatain. Di kota tersebut pasukan muslim berhadapan dengan pasukan penjaga kota dari orang-orang Romawi. Maka terjadi kembali peperangan yang sangat dahsyat antara pasukan muslim melawan pasukan Romawi. Peperangan tersebut pun dimenangkan oleh pasukan Muslim. 23. Setelah itu pasukan muslim bergerak menuju kota hawariyin. Dan di sana kembali terjadi peperangan antara papsukan muslim melawan pasukan Romawi. Pasukan Bantuan daari Kekaisaran Romawi pun berdatangan ke Kota Hawariyin. Namun Pasukan Umat Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid berhasil mengalahkan orang-orang Romawi. Orang-Orang Romawi pun kemudian berlindung di dalam Kota Hawariyin, hingga akhirnya mereka menyerah, dan berdamai, dan orang-orang Romawi akhirnya juga bersedia membayar Jizyah. Maka kota tersebut pun akhirnya menjadi bagian dari wilayah Umat Islam. 24. Khallid bin Walid kemudian bergerak kembali menuju Kota Maroj Rohit yang merupakan bagian dari wilayah kerajaan Ghasasinah, yang merupakan kerajaan Arab yang setia kepada Kekaisaran Romawi. Kota tersebut merupakan sebuah kota yang memiliki pertahanan kuat dan dilindungi oleh benteng. Namun akhirnya kota tersebut dapat dikuasai, penduduknya pun menyerah dan bersedia membayar jizyah. 25. Setelah itu Khalid bin Walid mendengar kabar bahwa pasukan Abu Ubaidah bin Jarah berada dalam bahaya dan membutuhkan bantuan dari pasukan Khalid bin Wallid. Maka mereka pun dengan segera bergerak menuju kota Bushra. pasukan Abu Ubaidah saat itu tengah mempersiapkan diri untuk membuka kota Bushra. Setelah bermusyawarah, akhirnya Abu Ubaidah bin Jarrah memutuskan untuk mengirim pasukan sebanyak 4000 orang di bawah pimpinan Syurahbil bin Hasnah untuk memulai penyerangan dan berdialog dengan penguasa Kota Bushra 26. Kota Bushra saat itu dipimpin oleh orang Romawi bernama Ramos. Ramos merupakan seorang pemimpin perang yang sangat kuat dan cerdas. Maka terjadi diskusi dan dialog antara Syurahbil bin Hasnah dan Romas. Mutsanna bin Haritsah pun memberikan dua pilihan, menyerah dan membayar jizyah, atau perang. Ramos pun meminta waktu kepada Syurahbil bin Hasnahuntuk bermusyawarah dengan penduduk kota Bushra sebelum memberikan jawaban. Namun sebenarnya, Ramos ingin mengintai dan mengetahui kekuatan pasukan muslim. Sebelum menentukan jawabannya. Dan saat Ramos mengetahui, bahwa Syurahbil bin Hasnah hanya membawa 4000 prajurit, Ramos pun memutuskan untuk berperang melawan pasukan Mutsanna bin Haritsah. Karena saat itu Ramos memiliki pasukan dengan kekuatan 12000 prajurit, yang selurunya ialah pasukan yang terlatih dan memiliki persenjataan lengkap. 27. Maka pasukan Ramos pun keluar dari benteng mereka, berhadadpan dengan pasukan Syurahbil bin Hasnah. Dengan kekuatan yang besarnya tiga kali lipat dari pasukan Muslim, Pasukan Ramos berhasil menekan pasukan muslim. Sedikit demi sedikit pasukan Muslim pun mulai mundur dan terdesak. Pasukan Romawi pun mulai mengepung pasukan muslim dari berbagai arah, hingga pasukan muslim menjadi semakin terdesak, dan membentuk setengah lingkaran. Saat itulah Syurahbil bin Hasnah berdoa kepada Allah SWT, memohon bantuan yang dijanjikan oleh Allah SWT. doanya pun diijabah oleh Allah, tiba-tiba dari ujung lembah terdengar gema takbir membahana, dan dari sana muncul pasukan bantuan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Khalid bin Walid pun mengatakan, akulah prajurit yang kokoh, akulah khalid bin Walid. Saat orang-orang Romawi melihat pasukan Khalid bin Walid, tiba-tiba mereka menjadi ketakutan, dan melempar senjata mereka, pasukan Romawi pun kabur dan kembali ke benteng mereka, setelah sebelumnya mereka hampir membantai pasukan Syurahbil bin Hasnah. 28. Saat itulah Khalid bin Walid berdialog dengan Syurahbil dan dia bertanya, mengapa Abu Ubaidah bin Jarrah hanya memberimu pasukan 4000 prajurit untuk mengepung kota yang besar seperti Bushra, dan membiarkanmu menghadapi pasukan yang jumlahnya berkali-kali lipat dari jumlah kalian, sementara, Abu Ubaidah bin Jarrah memiliki sejumlah pasukan Muslim lain yang jumlahnya lebih banyak yang sedang tidak berperang. Khalid pun mengatakan, seharusnya Abu Ubaidah mengirimkan pasukan yang lebih banyak untuk mengepung kota Bushra. Di sinilah tampak kejeniusan khalid bin walild, benarlah keputusan dan kata-kata Abu Bakar As-Shiddiq, saat Abu Bakar As-Shiddiq menyerahkan kepemimpinan pasukan Muslim di Syam kepada Khalid bin Walid. Ketika itu Umar bin Khattab bertanya kepada Abu Bakar, apakah engkau membiarkan Khalid memimpin seluruh pasukan? Padahal di sana ada Abu Ubaidah Bin Jarrah dan assabiqun al-awwalun yang lainnya. Abu Bakar pun mengatakan dengan tegas, ya, dan aku pun akan memberikannya kepemimpinan dalam perang atas diriku dan dirimu wahai Umar. 29. Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan sosok yang dihormati, karena merupakan satu diantara 10 orang sahabat nabi Muhammad SAW yang diberikan kabar gembira masuk surga oleh Nabi Muhammad SAW. Abu Ubaidah pun dijuluki dengan Aminul Ummah, atau Yang dapat dipercaya dari Umat Nabi Muhammad. Abu Ubaidah juga memiliki tekad yang kuat, namun harus diakui bahwa kejeniusan Abu Ubaidah dalam berperang belum menyamai kejeniusan Khalid bin Walid. 30. Di hari selanjutnya, pasukan Romawi keluar dari benteng dan bersiap untuk berperang melawan pasukan muslim. Saat kedua pasukan telah berbaris saling berhadapan, Romas pemimpin pasukan Romawi pun maju ke depan dan bertanya, siapa pemimpin kalian? Khalid bin Walid pun maju ke depan. Pada awalnya Khalid bin Walid mengira bahwa Romas ingin mengajak berduel. Namun Romas malah berkata, ceritakanlah kepadaku tentang agama kalian! Aku telah mendengar bahwa di hari akhir nanti akan muncul seorang Nabi bernama Muhammad, aku ingin tahu lebih banyak tentang agama kalian. Khalid bin Walid pun menjelaskan kepada Romas tentang ajaran-ajaran islam. Setelah mendengar penjelasan Khalid bin Walid, Romas pun mengatakan, aku percaya dengan agama kalian, dan aku siap masuk islam. Romas pun meminta waktu kepada Khalid bin Waliid, agar Romas menjelaskan tentang Islam kepada kaumnya, agar orang-orang Kota Bushra juga dapat menerima islam. 31. Khalid bin Walid pun mengatakan, jangan, karena bisa jadi mereka malah akan membunuhmu. Maka khalid bin Walid pun meminta Romas untuk berpura-pura saling berperang, dan setelah itu barulah setelah itu Romas berpura-pura kalah, dan kembali kepada pasukannya dan mengajak mereka untuk beriman. 32. Romas pun setuju. Maka Khalid dan Romas pun berpura-pura berperang dan Romas berpura-pura kalah dan mundur, kemudian Romas pun mundur dan berkata kepada pasukan Romawi, kita menyerah saja, kita tidak mampu mengalahkan mereka. Namun Romas malah ditujuh pengecut, dan dia pun digantikan oleh prajurit lain yaitu Dirajan. 33. Maka kedua pasukan pun kembali berbaris saling berhadapan, dan perang pun dimulai. Pasukan muslim pun maju menyerang pasukan Romawi seperti halilintar. Pasukan Romawi yang jumllahnya cukup banyak pun berusaha sekuat tenaga untuk menahan serangan pasukan Muslim. Meskipun pasukan Romawi cukup mampu menahan serangan pasukan muslim, namun serangan pasukan muslilm tidak berhenti, Dharar bin Azwar pun memimpin pasukan muslim dari sayap kiri untuk maju ke depan dan mulai mengepung pasukan Romawi dari kiri. Saat itulah pasukan Romawi mulai terdesak dan mulai kelelahan. 34. Saat itulah Dharar bin Azwar turun dari kudanya, dia melepas jubahnya dan pakaiannya, kemudian maju kembali menerjang pasukan Romawi. Saat itulah orang-orang Romawi menjuluki Dharar dengan julukan Setan yang bertelanjang dada, sedangkan prajurit yang lain mengatakan, itu adalah malaikat maut. 35. Saat itu Darajan mulai menyadari bahwa pasukannya sedikit lagi akan dimusnahkan, maka dia pun mundur bersama pasukannya dan akhirnya pasukan Romawi pun masuk kembali ke dalam benteng dan berlindung di dalam benteng dari serangan pasukan muslim. 36. Di malam hari, datang seseorang dengan wajah ditutup kepada Khalid bin Walid, dan tanpa diduga, yang datang ialah Romas, pemimpin pasukan Romawi yang telah dilengserkan. Saat itulah Romas mengatakan, bahwa dia ingin memberikan sesuatu kepada perjuangan Umat Islam. Romas pun mengatakan, bahwa Benteng kota bushra memiliki sebuah terowongan rahasia dan dapat dimasuki, dan sangat memungkinkan bagi pasukan muslim untuk masuk ke dalam benteng melalui terowongan rahasia tersebut, kemudian membunuh penjaga gerbang benteng, dan kemudian membuka pintu benteng, agar pasukan muslim dapat masuk ke dalam benteng. Khalid bin Walid pun tertarik dengan rencana tersebut. 37. Setelah itu Khalid bin Walid pun memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakar untuk masuk ke dalam terowongan rahasia tersebut bersaama Romas agar dapat masuk ke dalam benteng. Saat itu Abdurrahman bin Abu Bakar mengenakan jubah Romawi yang dibawa oleh Romas. Keduanya pun akhirnya dapatt masuk ke dalam benteng. Namun ketika mereka berdua berhadapan dengan Dirajan, Dirajan merasa ragu dan curiga terhadap Abdurrahman bin Abu Bakar, karena tentu saja wajah Abdurrahman sangat mencurigakan bagi Dirajan. Maka saat itulah secara spontan Abdurrahman memimpin Dirajan. Setelah itu Abdurrahman dan Romas membunuh pasukan penjaga pintu, dan pintu benteng pun akhirnya berhasil dibuka oleh Abdurrahman dan Romas. 38. Maka pasukan muslim pun kemudian berbondong-bondong masuk ke dalam benteng. Pasukan romawi pun terkaget-kaget melihat masuknya pasukan Muslim. Dalam waktu singkat benteng pun dapat dikuasai dan pasukan Romawi dapat dikalahkan. Khalid bin Walid pun kemudian menjamin keamanan setiap penduduk kota Bushra dan orang-orang Bushra pun selanjutnya membayar Jizyah kepada Pasukan Muslim. Dengan demikian Kota Bushra pun akhirnya masuk ke dalam wilayah islam. 39. Setelah itu Khalid bin Walid menulis surat dan memberikan kabar gembira tentang pembukaan kota Bushra tersebut kepada Abu Ubaidah bin Jarrah dan Abu Bakar As-Shiddiq. Khalid bin Walid selanjutnya mengatakan dalam suratnya, bahwa dia berniat untuk bergerak ke kota Damaskus dan membuka kota tersebut. Khalid bin Walid pun meminta agar Abu Ubaidah dapat bergerak bersama pasukannya menuju Damaskus dan bertemu dengan pasukan Khalid bin Walid di Kota Damaskus. 40. Namun saat itu datang kabar, bahwa orang-orang Romawi telah berkumpul di Ajnadin untuk menghadapi pasukan Muslim, jumlah mereka saat itu mencapai 60.000 prajurit. Di bawah kepemimpina Tudaraq, saudara dari Heraklius atau Hiroqel. Kemudian Heraklius mengutus Firdan, penguasa Homs bersama pasukan sejumlah 30 ribu prajurit, untuk menguasai kembali kota Bushra. 41. Ketika kabar tentang pergerakan pasukan Tudaraq dan Firdan sampai kepada Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah Bin Jarrah, Abu Ubaidah bin Jarrah pun mengusulkan untuk mengirim pasukan bantuan kepada Syurahbil yang berada di kota bushra bersama 7000 prajurit, agar kota Bushra tetap dapat dikuasai oleh Umat Muslim. Namun Khalid bin Walid menolak ide tersebut, karena jika Umat Islam bergerak menuju kota Bushra, dan kemudian bergabung dengan pasukan Syurahbil di dalam benteng, maka mereka akan dikepung dan tidak bisa keluar dari kota Bushra, sementara itu, Pasukan Tudaraq bersama 60.000 pasukannya akan menyerang pasukan Amru bin Ash, pasukan Muawiyah, dan pasukan yazid bin Muawiyah yang jika semua pasukan muslim dari tiga pemimpin tersebut disatukan jumlahnya tidak lebih dari 14 ribu prajurit. Tentu saja jumllah tersebut sangat sedikit jika dibandingkan pasukan muslim, dan saat orang-orang Romawi mengepung Amru Bin Ash dan Yazid bin Abu Sufyan, besar kemungkinan Pasukan Muslim akan kalah. 42. Maka Khalid bin Walid pun mengusulkan, agar Umat Islam mengirimkan surat kepada Syurahbil dan memerintahkannya untuk keluar dari Kota Bushra sebelum Firdan dan 30 ribu prajuritnya datang ke Bushra. Kemudian setelah itu Pasukan Syurahbil, pasukan Khalid, dan pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah bergerak ke Ajnadin dan bergabung dengan pasukan Amru bin Ash, dan Pasukan Yazid. Jika seluruh pasukan muslim bergabung dan disatukan, dengan izin Allah Umat Islam akan menang. Dan setelah seluruh pasukan romawi di Ajnadin berhasil dikalahkan, maka kekuatan pasukan Romawi akan hancur, dan dengan lebih mudah Umat Islam dapat membuka kota-kota Romawi yang sebelumnya jatuh ke tangan musuh, karena kekuatan militer pasukan Romawi yang jumlahnya besar telah berhasi ditaklukkan. Maka Abu Ubaidah bin Jarrah pun setuju dengan pendapat Khalid bin Wallid. Di sini tampak kejeniusan Khalid bin Walid. Karena itulah meskipun nantinya Umat bin Khattab mencopot Khalid dari jabatannya sebagai panglima tertinggi pasukan Muslim di Syam dan Iraq, dan menggantinya dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, namun Umar berpesan, agar Abu Ubaidah tidak mengambil keputusan strategis dan berkonsultasi dengan Khalid bin Walid. Seolah-olah Khalid bin Walid tetap memimpin angkatan perang, sedangkan Abu Ubaidah lebih berperan sebagai pemimpin politik Umat Islam. 43. Setelah itu Umat Islam pun mengirimkan surat kepada Syurahbil yang berada di Bushra, bahwa pasukan Romawi yang berjumlah 30 ribu prajurit sedang dalam perjalanan menuju Bushra, dan akan tiba dalam satu hari. Maka Syurahbil pun diiperintahkan untuk segera keluar dan meninggalkan Kota Bushra, dan bergabung dengan pasukan Abu Ubaidah Bin Jarrah. Maka pasukan syurahbil pun segera keluar dari Bushra melalui jalan yang tidak diketahui oleh Firdan, dan segera bergerak menuju markas Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah. Saat Firdan dan pasukannya tiba di kota Bushra, mereka pun kaget dan kecewa, karena mereka mendapati bahwa pasukan muslim telah pergi meninggalkan Bushra. Setelah itu datang perintah kepada Firdan untuk bergerak menuju Ajnadin untuk bergabung dengan pasukan Tudaraq dan bersiap-siap melawan pasukan Muslim di Ajnadin. 44. Setelah itu Abu Ubaidah bin Jarrah pun mengirim surat kepada Amru bin Ash di Palestina, dan kepada Yazid bin Muawiyah di Amman agar mereka dan pasukannya segera bergerak menuju Ajnadin untuk bergabung dengan pasukan Khalid dan pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah. Saat pasukan Amru bin Ash, pasukan Yazid, pasukan Khalid, dan pasukan Abu Ubaidah telah berkumpul, maka pasukan muslim pun jumlahnya mencapai 26 ribu prajurit. Dan saat pasukan Syurahbil tiba di Ajnadin, yang berjumlah 7000 prajurit, maka jumlah pasukan muslim pun kurang lebih mencapai 33 ribu prajurit. Dan itu adalah pasukan dengan jumlah terbesar yang pernah dikumpulkan oleh Umat Muslim di sepanjang sejarah Umat Islam hingga saat itu. 45. Pada tanggal 13 hijriyah Firdan yang berjumlah 30 ribu pun tiba di Ajnadin dan pasukannya pun bergabung dengan pasukan Tudaraq yang berjumlah 60 ribu prajurit, maka pasukan romawi saat itu pun berjumlah 90.000 prajurit. 46. Saat itu sebagian orang-orang muslim membangun kemah mereka di lokasi yang berhadap-hadapan dengan markas orang-orang Romawi. Saat orang-orang muslim memandang ke arah kemah orang-orang Romawi, sebagian dari mereka merasa ragu dan gentar, melihat banyaknya jumlah orang-orang romawi yang begitu besar. Sebagian dari mereka mengatakan, orang romawi banyak sekali, dan orang-orang muslim sedikit sekali. Khalid bin Walid yang mendengar kata-kata tersebut pun marah dan berkata, bukan begitu, justru orang-orang muslim banyak sekali, dan orang-orang romawi sedikit sekali. Khalid bin Walid pun mengatakan, apakah engkau menghina orang lain, padahal hati-hati kita sudah ingin keluar dari tubuh kita, ini hanyalah permulaan dari pertempuran-pertempuran lain yang akan datang. Maka kuatlah, sabarlah, dan terus bersaabarlah maka akan datang kepada kalian pertolongan Allah. Khalid bin Walid paham betul, bahwa perang ini hanyalah permulaan saja. Pasukan Romawi Yang sedang mereka hadapi di Ajnadin adalah pasukan Syam saja, sedangkan pasukan Romawi yang utama, yang berada di Antokia, yaitu pasukan yarmuk, yang jumlah mereka mencapai 250.000 prajurit. Maka pasukan muslim pun bertakbir. 47. orang-orang kafir senantiasa membuat makar untuk mengalahkan pasukan muslim, sedangkan pasukan muslim, senantiasa mencari pahala mati syahid. Kedua pasukan pun bersiap-siap dengan strategi mereka masing-masing. Namun kedua pasukan sesungguhnya saling tidak mengenal satu sama lain. Dan para pemimpin pasukan, baik pasukan muslim dan pasukan romawi sama-sama ingin mencari informasi lebih banyak tentang musuh mereka. Maka Khalid bin Walid pun mengirim pasukan kecil yang dipimpin oleh Dharar bin Azwar untuk mencari informasi ke markas pasukan romawi. Sementara itu pemimpin Pasukan Romawi, Firdan mengirim seorang laki-laki dari bangsa Arab Ghasasinah untuk mencari informasi tentang pasukan Muslim. Maka laki-laki itu pun menginap satu malam di markas pasukan muslim, setelah mengetahui kondisi pasukan muslim dan jumlah pasukan muslim, pria arab tersebut kemudian kembali ke markas pasukan Romawi, dan memberikan informasi kepada Firdan. 48. Pria Arab itu pun mengatakan kepada Firdan, orang-orang muslim itu di malam hari seperti pendeta yang beribadah, dan di siang hari mereka berubah menjadi prajurit perang. Jika ada satu orang yang mencuri dari mereka, meskipun anak mereka sendiri, mereka memotong tangannya, dan jika ada yang berzina, mereka merajamnya. Wajah Firdan pun berubah dan dia berkata, demi Tuhan, jika kata-katamu benar, maka perut bumi lebih baik bagi kami daripada menghadapi pasukan semacam itu di muka bumi. Dan sungguh aku ingin Tuhan menjauhkanku dari pasukan itu, sehingga Tuhan tidak memenangkan mereka atas diriku, dan aku tidak menang atas mereka. 49. Itulah mukjizat islam, di dalam hati manusia, di mana pun islam berada, Islam akan tampil, dan muncul terlihat. Barangsiapa yang memimpin dengan akidah islam akan mampu dalam memimpin, dan barangsiapa berpegang dengan Islam, maka dia akan menang. 50. Maka hari pertempuran pun datang. Khalid bin Walid membagi pasukannya menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama berada di tengah, dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh Mu’adz bin Jabal, dan pasukan sayap kiri dipimpin oleh Said bin Amir. Khalid bin Walid juga menambahkan satu barisan di samping pasukan sayap kiri dan sayap kanan, untuk mengepung Pasukan Romawi, agar pasukan Romawi tidak dapat menghindar dari serangan Pasukan Muslim.. Pasukan yang berada di samping pasukan sayap tersebut dipimpin oleh Syurohbil Bin Hasnah. Sementara itu Khalid bin Walid juga membagi pasukan tengah menjadi dua bagian, pasukan kuda dipimpin oleh Said bin Zaid, dan pasukan pejalan kaki dipimpin oleh Abu Ubaidah Bin Jarrah. Selain itu Khalid bin Wallid juga menaruh pasukan di belakang pasukan tengah di bawah pimpinan yazid bin Abi Sufyan, untuk melindungi kemah pasukan muslim, dan untuk mengantisipiasi, jika nantinya muslim tertekan dan mundur dalam pertempuran. 51. Maka kedua pasukan pun bertemu. Khalid bin Walid menyaksikan pasukan Romawi yang jumlahnya sekitar 90.000 prajurit bergerak mendekat. Saat itulah Khalid bin Walid berpidato, memberikan semangat kepada pasukan Muslim. “berakwalah kepada Allah, dan lindungilah Agama kalian, dan jangan kalian merasa rendah di hadapan musuh kalian, dan jangan kalian merasa hina karena jumlah mereka yang besaar. Karena sesungguhnya Allah SWT akan menurunkan azab dan siksaNya. Wahai pasukan, ketika aku mulai mengangat pedangku, maka angkatlah pedang kalian. Dan janganlah kalian pergi kecuali dengan perintahku. 52. Khalid bin Walid berniatt untuk memukul pasukan romawi dengan satu serangan yang mematikan. Dan khalid bin Walid tidak ingin pasukan muslim terpecah dan menyerang pasukan romawi secara terpisah-pisah, karena hal itu tidak memberikan efek yang berarti bagi pasukan Romawi, dan justru pasukan muslim yang akan hancur dan kalah. Khalid pun hendak mengundur pertempuran, hingga setelah shalat zhuhur, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. 53. Sebelum perang dimulai, seorang Rahib muncul dari pasukan Romawi. Rahib ini pun mendatangi pasukan muslim, dan mendekat kepada Khalid bi Walid, kemudian berkata, kami tahu, kalian datang dari negeri yang kering dan miskin, maka kami pasukan romawi akan memberikan kepada setiap kalian satu jubah dan satu koin dinar, dan bagi Khalid bin Walid, kami akan berikan seratus jubah dan seratus koin dinar. Dan ketahuilah, kalian tidak akan mampu merebut negeri syam dari tangan orang-orang Romawi Bizantium. Dahulu persia mencoba merebut Syam dan Mesir namun mereka pun gagal dan dapat dikalahkan oleh Pasukan Bizantium. 54. Khalid bin Walild pun marah dengan kata-kata Pendeta tersebut. Khalid bin Walid pun mengatakan, demi Allah, aku tidak datang untuk berperang, tapi untuk menguasai tanah ini dan memberlakukan Syari’at Allah, maka pilihannya hanyalah masuk islam, membayar jizyah, atau pedang dan perang antara kami dan kalian. Ketika informasi tersebut sampai kepada Firdan, Firdan pun marah, dia pun segera memerintahkan pasukannya untuk maju dan melemparkan anak panah ke arah pasukan muslim. Sebagian pasukan muslim pun terkena tembakan panah pasukan romawi. Saat itu pasukan muslim hendak maju dan membalas serang pasukan Romawi, namun Muadz bin Jabal menahan pasukannya untuk tetap bertahan dan bersabar. Khalid bin Walid pun memerintahkan pasukannya untuk tetap sabar dan bertahan. Meskipun saat itu pasukan Romawi memiliki panah-panah dengan teknologi paling canggih pada masa itu, sehingga meskipun jarak antara pasukan romawi dan pasukan muslim cukup jauh, namun dengan mudah pasukan romawi dapat menembakkan panah mereka dengan tepat ke arah pasukan muslim. Maka pasukan Romawi pun menembakkan panah-panah mereka, dan sebagian pasukan muslim pun terkena tembakan pasukan romawi. 55. Khalid bin Walid menyadari bahwa kemenangan sebuah pasukan sangat ditentukan oleh semangat pasukannya. Maka Khalid bin Walid pun memerintahkan pasukannya untuk tenang, dan meminta Dharar bin Azwar untuk maju ke depan dan berduel melawan prajurit Romawi. Maka seorang pemimpin pasukan Romawi, pemimpin wilayah Thobariyah maju ke depan untuk berduel dengan Dharar bin Azwar. Dharar bin Azwar pun akhirnya menang dalam duel, lawannya pun tersungkur tewas dalam duel tersebut. 56. Kemudian penguasa Amman muncul untuk berduel melawan Dharar bin Azwar, dan akhirnya Dharar bin Azwar pun berhasil menang dalam duel. Dan penguasa Amman tersebut pun tewas terkena sabetan pedang Dharar bin Azwar. Setelah itu satu demi satu prajurit Romawi maju menantang Dharar bin Azwar, dan setiap ada prajurit Romawi yang maju, setiap itu pula Dharar bin Azwar prajurit yang maju tersebut tewas dalam duel melawan Dharar bin Azwar. Duel-duel tersebut berlangsung sekitar satu jam, hingga waktu zuhur pun datang, dan setelah itu pasukan muslim pun mendirikan shalat. 57. Setelah shalat selesai didirikan, khalid bin Walid pun memberikan aba-aba dan memerintahkan pasukan muslim untuk maju menyerang. Saat itulah terjadi peperangan yang dahsyat antara pasukan muslim melawan pasukan Romawi. Tidak ada jalan lain selain perang terbuka dengan berhadap-hadapan langsung antara pasukan muslim dan pasukan Romawi. Dalam perang yang dahsyat itu banyak korban jatuh dari pasukan Romawi mau pun dari pasukan muslim. Dan hingga saat malam menjelang, pertempuran belum berakhir, dan saat hari mulai gelap, seluruh pasukan pun kembali ke markas mereka masing-masing. 58. Saat kedua pasukan sedang beristirahat, Firdan berdiskusi dengan Tidarak, mereka berdua menyadari bahwa semangat juang pasukan muslim sangat kuat dan jika peperangan terus berlanjut, maka menurut mereka Pasukan Romawi akan kalah. Maka kemudian muncul ide untuk melakukan makar terhadap Khalid bin Walid. Yaitu dengan mengirimkan utusan kepada Khalid bin Walid untuk mengajak Khalid bin Walid untuk bertemu dengan Firdan untuk melakukan perundingan damai di sebuah tempat yang tersembunyi, dan rencananya, di tempat tersembunyi tersebut, pasukan Romawi akan menyiapkan 10 prajurit untuk menangkap dan mengeksekusi Khalid bin Walid. Dan setelah Khalid bin Walid wafat, maka semangat juang pasukan muslim akan menurun. Firdan dan Tidarak pun akhirnya bersepakat untuk merencanakan rencana jahat tersebut. 59. Rencana ini pun kemudian dilaksanakan, Pasukan Romawi pun mengutus seorang Arab kepada Khalid bin Walid, dan utusan tersebut pun mengatakan bahwa Firdan mengundang Khalid bin Walid untuk bertemu untuk berdamai. Namun pertemuan harus dilakukan di sebuah tempat tanpa membawa pasukan. Khalid bin Walid tidak langsung percaya, Khalid pun mengatakan, kalau kau bohong, kau akan kucari dan kuhabisi. Utusan Romawi ini pun ketakutan dan kemudian berkata, bagaimana jika aku mengatakan yang sejujurnya? Khalid pun mengatakan, kalau kau jujur, aku akan membiarkanmu dan menjaga keselamatanmu. Utusan yang bernama Daud yang ini pun akhirnya mengatakan yang sejujurnya bahwa pasukan Romawi berniat menjebak Khalid bin Walid. Khalid pun memerintahkan utusan itu untuk kembali kepada pasukan Romawi, dan utusan ini dilarang memberitahu bahwa Khalid sudah mengetahui rencana jahat mereka. 60. Maka keesokan harinya, Khalid bin Walid membawa 10 orang prajurit terbaik umat Islam yang dipimpin Dharar bin Azwar untuk dibawa bertemu dengan Firdan di tempat yang dijanjikan. Khalid pun berpesan kepada Dharar bin Azwar agar 10 prajurit muslim tersebut menghabisi 10 prajurit Romawi yang bersembunyi di belakang. 61. Khalid pun berdialog dengan Firdan dan menawarkan Firdan untuk masuk Islam atau membayar jizyah dan jika tidak maka tidak ada pilihan lain selain peran. Firdan menolak tawaran Khalid, dan perundingan pun berakhir. Firdan kemudian menyerang Khalid dan kemudian Firdan memberikan aba-aba agar pasukan Romawi yang bersembunyi segera muncul 62. Khalid kaget melihat pasukan berpakaian jubah Romawi, namun ternyata itu adalah pasukan muslim yang telah berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan merebut pakaian tempur mereka. Maka Firdan pun kaget, dan firdan yang berusaha kabur akhirnya ditangkap dan dieksekusi oleh para prajurit muslim. 63. Setelah itu perang pun kembali berlanjut dalam perang tersebut pasukan muslim menunjukkan kekuatan dan kesabaran mereka. Pasukan Romawi pun lama kelamaan mulai tertekan. Namun pasukan muslim belum mampu menusuk jantung pertahanan pasukan Romawi. 64. Akhirnya Khalid bin Walid memerintahkan kepada pasukan yang berada di barisan belakang yang dipimpin oleh Yazid bin Abi Sufyan untuk ikut Maju ke depan dan ikut menyerang jantung pertahanan pasukan Romawi. Hingga akhirnya jantung pertahanan pasukan Romawi dapat dihancurkan dan saat itu pasukan Romawi pun mulai takut dan kabur berlarian. 65. Orang orang muslim tidak membiarkan pasukan Romawi kabur. Pasukan muslim pun bergerak cepat menyerang setiap prajurit Romawi yang kabur. Dan jumlah pasukan Romawi yang tewas pun sangat banyak dan diperkirakan mencapai lima puluh ribu prajurit, sedang pasukan muslim yang wafat sebagai syahid mencapai 450 prajurit. 66. Maka perang Ajnadin pun berakhir, peristiwa Ajnadin menjadi salah satu kemenangan besar bagi Umat Muslim dan menjadi kekalahan besar bagi Kekaisaran Romawi. 67. Saat kabar kekalahan pasukan Romawi sampai ke Kaisar Heraklius, dia pun marah dan galau, karena pasukan besarnya dapat dijalankan oleh pasukan Islam. 68. Heraklius selanjutnya memutuskan untuk menghimpun kekuatan yang lebih besar lagi di daerah Antokia. Maka pasukan Romawi dari berbagai penjuru pun dikumpulkan dan digabungkan dalam satu pasukan besar di Antokia, pasukan inilah yang disiapkan untuk benar benar menghabisi pasukan muslim. 69. Sementara itu prajurit prajurit yang berada di kota kota lain pun dikumpulkan di wilayah Bisan untuk mengantisipasi pergerakan pasukan muslim 70. Hal ini menggambarkan beratnya perjuangan Umat Islam di dalam periode ini, dan setelah perang Ajnadin ini berakhir, pasukan muslim masih harus bersiap untuk berbagai peperangan melawan kekaisaran Romawi di pertempuran pertempuran selanjutnya, yang akan kita bahas in sya Allah di video video selanjutnya. 71. Semoga Allah SWT merahmati Saifullah al-maslul pedang Allah, Abu Sulaiman Khalid bin Walid dan seluruh pejuang Islam yang telah berjuang dan mengorbankan waktu, Tenaga, dan harta mereka demi perjuangan di jalan Allah Terimakasih anda telah menonton video ini sampai habis, dan sampai ketemu lagi in sya Allah, saya Mohammad Izdiyan Muttaqin, waalaikumsalam WR WB Sumber: Ibnu Jarir At-Thobari. Tarikh At-Thobari Ibnu Al-Atsir. Al-Kamil fi Tarikh Ibnu Katsir. Al-Bidayah wa Nihayah

Target dan Harapan

2 Hari Seminggu Senin-Kamis
Kegiatan Mingguan
20 Halaman Murojaah
Target Harian
1000 Kebaikan
Target kebaikan harian

Pendidikan

PM Gontor
2008
Muhammad
Nabi
Robert T Kiyosaki
Penulis
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Anda dapat menghubungi Mohammad Izdiyan Muttaqin melalui beberapa cara berikut.

Address:

DD Ross Village 1 Blok E5 Jl. Tanjung, Rt 04 Rw 05 Padurenan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16340

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 4pm

Phone:

+6281311448187

Flickr Images